[2] Tak Perduli

91 12 0
                                    

Rooftop, aku harus mencarinya. Aku berjalan menyusuri koridor dan menemukan tangga menuju ke atas. Akhirnya aku mendapatkannya. Aku suka sekali kedamaian rasanya tenang.
Mungkin aku akan sering kesini, atau lebih tepatnya selalu.

Bel pulang sudah berbunyi, semua anak murid berhamburan menuju rumahnya masing-masing. Semua pembagian kelas jadwal buku dan sebagainya sudah diselesaikan hari ini dan sangat sangat melelahkan.

Aku mendapatkan kelas X IPS 5 dan aku duduk di dekat jendela barisan ujung di tengah. Semuanya di dalam kelas sudah berkenalan satu sama lainnya. Aku mendapatkan teman namanya Bunga dia sangat cantik, manis, dan dia sangat baik. Beruntung sekali orang yang akan memdapatkannya. Temanku hanya dia karna aku tidak terlalu banyak bicara.

Aku keluar dari kelas dan melihat Angga di depan kelas menunggu seseorang. Entahlah aku tidak peduli, aku keluar melewatinya begitu saja sambil memainkan ponselku.

"Cepetan" katanya yang sudah berjalan di dekatku. Aku mengerutkan kening tanda bingung.

"Lo pikir mama ngga akan curiga kalau kita pulang pisah"

"Alasan itu banyak, kan"kataku sambil menelpon seseorang

"Bang kamu dimana?"

"......"

"Pas banget. Jemput aku ya aku tunggu diluar. Ngga ada penolakan!"

Aku mematikan ponselku dan menaruhnya di kantong.

"Sebaiknya lo ngga usah deket deket gue deh. Nanti lo juga yang malu" kataku sambil terus berlalu meninggalkannya.

Angga berbalik dengan kesal dan pergi menuju parkiran dengan emosi.

Di dalam mobil bang Dev kami hanya diam karna aku sendiri juga ngga terlalu banyak omong sampai Bang Dev memecah keheningan.

"Gimana?"

"Bang plis jangan bahas itu lagi sampai kapan pun dan aku ngga mau denger"
Bang hanya menghela napasnya panjang

"Oh iya bang" aku menatapnya dengan senyuman yang sangat mengembang.

"Aku mau......camtono"

"Camtono" jawab kami berbarengan

"Ehhh" aku terkekeh

"Abang udah tau pasti aja itu, ngga ada yang lain apa, bosen abang ngeliat kamu makan itu terus"

"Laahhh yang makan siapa, yang bosen siapa" kataku

Sesampainya kami dirumah aku keluar sambil membawa es krim di tanganku. Aku tidak melihat mama disini, mungkin mama sedang pergi.

Aku segera naik menuju kamarku, setelah aku berganti pakaian aku menemui bang Dev.

"Bang?"

"Hmm"

"Ngga ada kerjaan nih"

"Salto gih sana"

"Ihh abang ih, gimana kalo kita bikin kue bolu"

"Mager"

"Ayoo bang ayooo" aku menarik tangan bang Dev sehingga dia mau berdiri.

Aku dan bang Dev sibuk di dapur membuat kue bolu, jangan tanya sekarang situasi dapur bagaimana.

Selagi aku menuang adonan ke loyang aku melihat mama datang bersama Angga di belakangnya.

"Ya ampunn berantakannya dapur" kata mama.

"Tau nih ma, Bang Dev ngajakin aku bikin kue bolu. Padahal kan tadi aku ngga mau kata aku nanti berantakan tapi dia maksa ma"

"Kamuu yaa udah bksa bohong gitu, siapa yang ngajarin!" Kata bang Dev sambil mengoles wajahku dengan bekas adonan yang ada di tangannya.

"Ihhhh BANG DEEVV!!" aku membalas bang Dev dengan bekas adinan yang ada di tanganku.

"SILVAA!"

Aku menjulurkan lidah sambil berlalu menaiki tangga.

"Selesaiin ya bangg nanti kali udah jadi aku yang makan byee"

"SILVAA AWAS KAMUU YAA!!!"

"Aku ngga denger" ucap ku sambil berteriak

Mama hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kami berdua, Angga hanya diam selama melihat kami tadi dan dia berlalu menuju kamarnya.

Kamar sudah kukunci gawat ntar kalaunya ada serangan dari bang Dev.

'Tok tok tok'

"Siapa?"

"Angga"

Vomment yaa :*
~see you next time~

I Hate You My StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang