Chapter Ten

26 0 0
                                    

Aku memutar sedotan es teh manisku tanpa meminumnya,kampus nampak sepi tanpa erol,adysta dan viona.hari ini erol pergi keluar kota selama 3hari, adysta pergi kebogor mengunjungi rumah orang tua kekasihnya.Viona pun sibuk dengan pacar barunya.ehh....gak baru sih lebih tepatnya pacar lama yang kembali.

"Rol.....kapan balik sih?gue sepi sendirian dikampus."

Aku menelfon erol yang saat ini ada dijogja,kuletakan kepalaku dimeja kantin sambil terus merayu sahabatku itu agar cepat pulang.

"Lusa ra,lusa gue pulang.sabar ihhhh baru 3hari aja udah nyariin.telfon mica sana,dari pada lo gangguin gue."

"Issshhh ngeselin banget sih rol,yaudah gak gue telfon lagi byeeeeee!"

Aku menutup telfonnya dengan sedikit kesal,aku masih komat-kamit menyebutkan sumpah serapahku pada erol,hingga seorang gadis bertubuh subur,menyapaku.

"Eulora kan?boleh duduk sini gak?yang lain penuh."

Gadis itu menyapaku,dan meminta izin untuk duduk dimeja yang sama denganku.

"ehhhh ...iyaa gak apa-apa duduk aja.ga ada orangnya kok."

Jawabku cepat.

"Kita temen sekelas ra,cuma aku sempet ga masuk karena sakit."

Aku masih memperhatikan wajah gadis yang duduk dihadapanku ini,wajahnya memang tampak familiar.saat aku masih mengingat-ingat,gadis itu kembali membuyarkan lamunanku.

"Mariska,gue mariska."

Gadis itupun tersenyum.

"aahhh iyaa....maaf banget gue lupa.gua suka susah nginget nama."

Aku terus meminta maaf, karena merasa tak enak hati dengan teman sekelasku ini.hingga suara laki-laki terdengar memanggil namanya.

"Mariska....yeee dicariin dari tadi hp nya gak aktif."

Aku menatap kearah suara itu berasal, seorang lelaki berdiri disebelah meja kami. rambutnya hitam legam mirip rambut adysta, disisir rapi menggunakan pomade,wajahnya manis tapi tegas,cukup tampan.kulitnya kuning langsat khas indonesia.sepertinya dia tak setinggi erol dan mica,tapi cukup pas untuk lelaki indonesia.

"ihh maaf bang,lowbat hp nya.duduk sini bang."

Mariska menunjuk bangku kosong disebelahku,lelaki itupun segera duduk dengan cepat.

"Eh...kalian belom kenal kan?kenalin nih bang temen sekelas riska,lora.lora kenalin ini bang andrew.senior kita."

Aku mengangguk dan mengulurkan tanganku kearah andrew,perkenalan kamipun terjadi begitu saja.andrew ternyata suka membaca buku sepertiku,dan menyukai beberapa drama korea yang pernah kutonton.tak heran bila kami bisa mengobrol banyak hal bersama. mariska pun sesekali hanya mengganggukan kepalanya tanda mengerti.sebelum aku berpamitan untuk pergi.kami bertigapun bertukar nomer telfon dan sosial media.mariska dan andrew memintaku mengabari mereka ketika tiba dirumah.mungkin hanya ingin memastikan aku sampai dirumah dengan selamat,fikirku.

"Lora....hmm gak jadi deh.hati-hati ya dijalannya."

"Iya...makasih bang."

Akupun pergi meninggalkan mereka.

**************

Aku melempar perlahan tubuhku kekasur,aku lelah....entah kenapa aku merasa lelah sekali hari ini.rasanya waktu berjalan begitu lambat tanpa kehadiran sahabat dan sepupu-sepupuku.beberapa hari ini mica juga terlihat sedikit aneh.

"hhhhhaaaaaaaa kenapa sih sama semua orang?"

Suaraku setengah berteriak saat suara ponselku berdering,kutatap nomer yang tertera menelfonku.tapi aku tak mengenal nomernya.

EULORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang