Chapter 1

48 7 20
                                    

"Mom.."

"Dad.."

Tidak ada balasan atas panggilan yang di lakukan oleh Vica. Hal itu membuatnya berlari ke atas menuju kamar kedua orangtua nya. Tapi tak juga menemukan sosok kedua orang tua yang di carinya, karena lelah akhirnya dia ke kamarnya dan menjatuhkan dirinya di atas kasur king zise nya. Beristirahat sejenak untuk merileks kan suasana hati dan pikirannya yang saat ini berkecamuk melawan emosi. Tidak ingin lama-lama dengan suasana itu, akhirnya Vica memutuskan untuk pergi mandi.

****

"Hai Nancy.."

Nancy adalah salah satu pelayan di rumahnya. Umurnya sudah menginjak kepala 4 tetapi tetap saja dia begitu baik pada keluarga Hazl dan merupakan pengasuh bagi Victoria.

Keluarga Victoria bukan asli indonesia tetapi berasal dari Inggris. Karena nya budaya barat yang melekat pada kehidupannya tidak hilang walau dia dan keluarganya tinggal di Indonesia. Termasuk cara memanggilnya pada yang lebih tua. Seperti pada Nancy.
Meskipun begitu, Victoria sangat menghormati negara yang kini di tinggalinya dan menjunjung tinggi nilai kesopanan di antara masyarakatnya.

"Hai Vica, bagaimana hari mu?"

Vica merupakan nama kecil dari Victoria. Dan hanya orang terdekat saja yang boleh memanggilnya dengan nama itu. Termasuk Julie dan Demian. Julie merupakan sahabatnya di high shool tapi tidak dengan Demian. Demian adalah salah satu mahasiswa semester akhir di Universitas swasta di Jakarta. Bagaimana bisa Demian yang bukan siapa-siapa nya menyebutnya dengan Vica? Itu karena Victoria sendiri yang mengizinkannya. Alasannya klasik, karena Victoria menyukainya.

"Sampai saat ini masih baik, um dimana mom dan dad?"

Nancy yang saat ini sedang memegang piring yang berisi lauk dan nasi untuk Vica pun menyimpannya di hadapan Vica.

"Ah maafkan aku, Tuan dan nyonya ada pekerjaan mendadak yang harus membuat mereka berangkat ke singapore siang tadi"

"Lagi-lagi mereka meninggalkan ku karena pekerjaan. Nancy, katakan padaku. Sebenarnya siapa yang lebih membutuhkan mereka? Aku atau pekerjaan itu?"

Pertanyaan Vica tentu saja membuat Nancy menggeleng-gelengkan kepalanya. Tentu saja anak majikannya ini begitu sangat manja walau sering di tinggal karena pekerjaan. Dan saat-saat manja nya kambuh pasti Vica akan merajuk seperti yang di lakukannya saat ini.

"Tentu saja dirimu Vica.."

Nancy menjawabnya dengan senyuman yang menghiasi bibirnya. Namun Vica belum puas dengan jawaban Nancy.

"Tapi mengapa sekarang mereka pergi?"

"Orang tua mu itu yang sama-sama di butuhkan. Kau membutuhkannya begitupun dengan pekerjaan. Dan semuanya hanya untuk hidup dan kebaikan mu di masa depan, Vica"

Vica hanya terdiam murung. Namun kali ini ucapan Nancy membuatnya semakin merasa bersalah.

"Kau tidak perlu khawatir Vica. orangtua mu pasti kembali. Mereka menyayangimu lebih dari kedua saudaramu. Belva dan Peter. Lihat mereka, mereka masih saja tinggal di Inggris dengan kakek dan nenek mu.."

"Apa karena aku sakit? sehingga aku dan saudaraku harus terpisah seperti ini, Nancy?"

Nancy tersenyum, bagaimana pun dia tau kesedihan yang di alami oleh anak asuhnya itu. "No sweetheart. Itu tidak benar. Jadi makan lah sekarang.."

Nancy menyuruh Vica untuk makan dan Vica hanyak menganggukkan kepala nya tanda bahwa dia akan makan.

Kali ini penjelasan Nancy sedikit membuatnya lega. Sebenarnya Vica tau alasan mom dan dad nya bekerja, tapi Vica terus saja menanyakannya karena dia merasa kesepian di rumah sebesar ini yang hanya berdua dengan Nancy. Sedangkan pelayan yang lain mereka akan langsung kembali ke rumah masing-masing setelah pukul lima sore.

****

"Selamat sore aunty Nancy"

"Ms. Julie? Ah.. selamat sore"

Sayup-sayup Vica mendengar obrolan dua orang perempuan yang kini bisa dia dengar dari taman belakang yang mengarah pada kolam renang itu. Vica tau seseorang itu adalah Julie. Dan Julie merupakan sahabatnya semenjak masuk di High school International tempatnya bersekolah. Dan ini adalah tahun ketiga Vica bersahabat dengan Julie. Dan selama tiga tahun juga, Vica menyukai seseorang yang merupakan kekasih sahabatnya itu. Demian Adinata. Ah rasanya tidak adil. Semua yang terjadi di dunia ini, mengapa harus kekasih seorang Julie? Sahabatnya? Haruskah dia merebutnya? Tidak! Vica tidak seperti itu. Tapi Hey! Vica sudah memberi semuanya pada Julie. Dan tidak ada salahnya untuk sedikit bermain-main dengan hubungan mereka.

Juls, kau memang sahabatku. Tapi sayang, kau tidak tau dan bahkan tidak pernah mencari tau siapa yang aku suka!

Batinnya menggumam dengan sinisnya. Dia membiarkan dirinya sendiri merasa iri dan cemburu melihat kedekatan mereka. Namun Vica, tidak akan membiarkannya terlalu lama. Tiga tahun sudah cukup lama baginya untuk menunggu.

"Dimana Vica? Oh hey, mengapa kau masih saja kaku aunty? Bahkan aku bersahabat dengan Vica dua setengah tahun ini.."

Rupanya Julie masih merasakan kekakuan yang di tunjukkan Nancy padanya. Hal itu membuat Vica mendengus dan menyeringai licik.

Memang siapa dirimu, juls? Mengapa Nancy harus bersusah-payah untuk menyambutmu dengan hangat?

Pikiran Vica saat ini tertuju pada kehancuran pemilik suara yang saat ini tengah berbicara denga pelayan setianya itu.

******

"Hey, ternyata kau disini.."

Vica yang sudah tau kehadiran Julie itu menampakkan ekpresi pura-pura kaget.

"Oh hey.. ada apa, Juls?"

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, Vica. Dan kau harus ikut.." ucap Julie bersemangat.

Vica tidak langsung menjawab ajakan Julie. Namun selanjutnya yang di katakannya membuat Julie bingung.

"Oh ya? Kenapa aku harus ikut,hm?"

Dan benar. Julie yang tadinya bersemangat kini terlihat bingung.

"Hey, ada apa Vica? biasanya kau akan bersemangat bila ku ajak ke suatu tempat.."

Vica diam, dan menghembuskan nafasnya pelan.

"Tidak, juls.. aku tidak akan pergi kemana pun.."

"Vica? Apa semuanya baik-baik saja?"
Julie melangkah maju mendekat ke arah Vica yang duduk.

Vica berdiri dan kini mereka berdua sudah berhadap-hadapan. Dengan tatapan bingung dari Julie dan tatapan datar dari Vica.

"Tidak juls, semuanya tidak baik-baik saja.."

"Katakan ada apa, Vica? Apa ada yang sedang menganggu pikiran mu?"

"Tentu saja ada"

Lagi-lagi Julie terus menyerbu Vica dengan pertanyaannya.

"Katakan apa yang sedang menganggu pikiranmu itu Vica.."

Vica menaikkan sebelas alisnya ketika mendengar jawaban dari Julie.

Benarkah? Aku berani pastikan, kau akan terkejut setelah ini Vica.

"Yang menganggu pikiran ku adalah bagaimana caranya membuat kau dan Demian berpisah, sweetheart "

*******

Hi!
Ini cerita kedua ku 😊
Nyoba-nyoba sih genre romance.
Need Vomment. Ok 😄

Terimakasih 😊

Madura,
22 April 2018

[2] She is VictoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang