Taehyung berdiri di balkon kamarnya , memandang langit malam yang sedikit mendung . Sangat sesuai dengan suasana hatinya saat ini . Handphonenya berbunyi lagi , siapa lagi yang menelponnya kali ini . Ia bersumpah tidak akan menerima panggilan itu jika Jin Hyung yang menghubunginya lagi . Diambilnya benda pipih itu , dilihatnya layar telephonnya . Jimin ternyata .
"Untuk apa si bantet itu menghubungiku ? mengganggu saja" Gumamnya sambil menekan icon hijau .
"Hal..."
"Yak ! Kim Tae Hyung !... Cepat buka pintunya"
Belum sempat Taehyung berbicara , Jimin sudah meneriakinya lebih dulu dari seberang sana . Dia hanya terdiam tanpa membalas teriakan dari sahabatnya itu , Anak itu terlanjur kaget mendengar lengkingan suara Jimin . Walaupun melalui telepon tetap saja suaranya membuat telinga Taehyung sakit .
"Taehyung-ah , cepat buka pintunya ! . Apa kau akan membiarkanku mati kedinginan disini ?" Teriaknya lagi ketika tak juga mendapatkan respon dari Taehyung .
Setelah sekian lama terdiam , akhirnya Taehyung menyadari sesuatu . Jimin diluar , didepan pintu rumahnya dan cuaca malam ini begitu dingin . Apa sahabatnya itu tidak kedinginan? Heol.... Ingatkan Taehyung tentang apa yang Jimin ucapkan tadi . Sepertinya Ia hanya terlalu terkejut akan teriakan sahabatnya itu , sehingga dirinya menjadi sedikit linglung . Bagaimana tidak ? Taehyung baru saja ingin menjawab panggilan darinya , tanpa salam atau apapun Jimin langsung meneriakinya begitu saja . Tentu saja Taehyung kaget setengah mati .
"Jimin-ah.... Kau diluar ?"
"Iya , aku didepan pintu rumahmu" Jawab Jimin ketus.
"Kenapa tak masuk ? Pintunya tidak dikunci"
Terdengar gerutuan kecil dari seberang sana , membuat Taehyung terkikik karenanya . Lagi pula kenapa Jimin tidak langsung masuk saja , toh biasanya juga seperti itu .
Mengingat Jimin membuat Taehyung menyunggingkan senyumnya. Sahabatnya itu lucu sekali tingkahnya , seperti bukan murid SMA saja .
Suara pintu kamar yang terbuka menghasilkan suara yang cukup keras menyadarkan Taehyung dari lamunannya . Dari baiknya muncul sang sahabat yang langsung menubrukkan tubuhnya ke tempat tidur milik Taehyung dengan posisi menelungkup . Taehyung hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Jimin . Sudah Taehyung bilang kan , kalau dia itu seperti anak kecil . Tingkah lakunya tidak sesuai dengan usianya .
Beberapa detik kemudian , Ia membalikkan tubuhnya . Merasa pengap mungkin ? Setelahnya terdengar Protesan panjangnya terhadap Taehyung yang membuat sang empu harus menutup telinganya karena suara cempreng yang dihasilkannya .
"Kim Tae Hyung ! Kau ini teganya membiarkan sahabatmu kedinginan diluar menunggumu membukakan pintu . Apa kau tidak mendengar aku menekan berkali-kali bel rumahmu ini . Kau tau ? Aku sudah hampir setengah jam menunggumu diluar" Jimin menjelaskan kalimatnya .
"Kalau kau bukan sahabatku pasti aku sudah marah padamu dan tak akan mau datang ke rumah lagi" Sambungnya.
Taehyung hanya diam terlalu terkejut akan kata-kata yang Jimin keluarkan . Ia tidak mengerti akan tingkah sahabatnya itu . Seharusnya kan Taehyung yang marah , kenapa malah Jimin? . Lagi pula Taehyung tak mendengar bunyi bel atau apapun seperti yang Jimin katakan padanya . Taehyung terlalu sibuk dengan dunianya sendiri .
"Kau ini , baru saja datang bukannya mengucapkan salam atau sekedar menyapaku malah langsung menubrukkan tubuh bantetmu itu ke tempat tidurku . Dasar tidak sopan" Sungutnya yang langsung mendapatkan tahapan tajam dari Jimin .
"Kenapa kau menatapku seperti itu ? Kau marah padaku ? Kalau begitu pulanglah ! Aku sedang tidak ingin diganggu . Pergi sana! "
Tatapan Jimin yang semulanya tajam berubah menjadi terkejut . Apa Taehyung benar-benar mengusirnya ? Tega sekali , pikirnya .
"Ahahaha....." Tawa Taehyung terdengar menggema di seluruh kamar miliknya . Jimin semakin terkejut dibuatnya . Ada apa dengan sahabatnya ini , kenapa tiba-tiba tertawa seperti itu ? Apa Taehyung kerasukan hantu ? , Jimin jadi merinding sendiri . Tadi terlihat sangat marah , tapi tiba-tiba tanpa ada sesuatu yang yang lucu Taehyung tertawa dengan begitu keras .
"Yak! Taehyung , kau ini kenapa sih?"
Sedangkan si empu masih belum bisa menghentikan tawanya .
"Jimin-ah kau itu lucu sekali ya?" Ia terus memegangi perutnya , menahan rasa sakit yang dihasilkan karena tawanya .
"Memangnya aku kenapa?"
"Wajahmu Jimin-ah...Ahahaha...."
"Wajahku?" Tanyanya semakin kebingungan .
Taehyung masih belum menghentikan tawanya , rasa sakit diperutnya sudah tak dapat Ia tahan lagi . Ingatkan Jimin untuk memperingatkan Taehyung kalau tertawa berlebihan itu tidak baik .
Lagi pula apanya yang lucu ? , sahabat Jimin yang satu ini memang sedikit aneh . Ia sudah bersahabat lama dengannya , tapi tak pernah mengerti apa yang dipikirkan otak ajaib sang sahabat tersebut . Jalan pikirannya sangat sulit ditebak .
Setelah sekian lama , akhirnya suara tawanya itu tidak terdengar lagi . Suasana menjadi hening , sampai akhirnya Taehyung mulai membuka pembicaraan .
"Jimin-ah , aku tidak benar-benar mengusirmu. Kau ini tidak bisa ku ajak bergurau ya?"
"Lagi pula , kenapa kau tidak langsung masuk saja?" Lanjutnya.
Jimin yang mendengarnya hanya dapat mendengus kesal . Apa Taehyung tidak tahu , kalau dia sangat terkejut mendapat pengusiran seperti yang Taehyung lakukan padanya tadi ?
"Dasar alien!!"
"Kau marah padaku ? Memang biasanya seperti itu kan ? Dasar bantet" Balas Taehyung tidak terima , lalu melangkahkan kakinya keluar kamar .
"Yak!! Kenapa kau meninggalkanku"
"Aku hanya ingin mengambil minum" Teriaknya dari arah dapur .
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Once......
FanfictionSatu kali , Aku hanya ingin kau memeluk diriku erat seperti yang dulu kau lakukan padaku . Tapi , mengapa semuanya terasa berbeda ketika perasaanku padamu telah berubah . Aku tidak sepenuhnya membencimu , kau yang membuat perasaan itu muncul . Aku t...