Sebuah mobil hitam metalik terparkir di depan sebuah rumah mewah bergaya modern . Seorang pria turun dari dalamnya dengan senyuman yang terus mengembang . Langkah kakinya terdengar begitu jelas diantara keheningan suasana yang ada . Kenapa rumah sepi sekali , pikirnya . Ah , Ia baru ingat pasti adiknya itu masih berada di sekolah .
Senyuman tersungging di wajahnya ketika tangannya berhasil membuka pintu rumahnya . Sudah berapa lama Ia tidak pulang ke rumah ? satu bulan? , dua bulan? , tiga bulan? , atau bahkan empat bulan ? . Entahlah , Ia tidak sepenuhnya ingat . Tapi , rasanya sudah begitu lama Ia meninggalkan rumah . Seperti bertahun-tahun saja .
Direbahkannya tubuhnya pada sebuah sofa yang berada di ruang tamu rumahnya . Dihirupnya dalam-dalam aroma yang menguar di dalam rumahnya untuk mengobati rasa rindunya akan rumah selama ini .
Pandangannya Ia edarkan ke seluruh penjuru ruangan , matanya menangkap sebuah figura yang menampilkan sosok yang amat dirindukannya . Sang adik yang begitu Ia sayangi . 'Aku jadi merindukan adikku' batinnya . Sudah lama juga Ia tidak berbicara dengan adiknya itu , mengingat akhir-akhir ini sang adik sangat sulit untuk Ia hubungi .
Tak lama setelahya muncul seorang wanita paruh baya dari arah dapur . Dilihat dari raut wajahnya , wanita itu sepertinya terkejut akan kedatangannya . Namun tak lama setelahnya Ia tersenyum kearahnya setelah menyadari siapa orang yang berada dihadapannya sekarang ini .
Wanita itu melangkah , mendekat ke arahnya , menelitinya dari kepala sampai kaki menggunakan matanya . Memastikan bahwa seorang yang berada di hadapannya ini benar-benar orang yang dirindukannya .
"Seokjin-ah , sejak kapan kau berada di rumah ? Kenapa tak memanggil Bibi di dapur ?" Tanyanya seraya memeluk Seokjin penuh kerinduan .
"Bibi sendiri sejak kapan berada di sini?" Bukannya menjawab Seokjin malah balik bertanya sembari tersenyum lalu membalas pelukan Bibinya yang sudah lama dirindukannya .
Mendengar jawaban yang Seokjin berikan , Bibinya hanya mendengus kesal . Ditanya malah balik bertanya . "Kau ini , Bibi bertanya padamu . Tapi jawabanmu seperti itu" . "Bibi sudah seminggu berada di sini , Taehyung yang meminta Bibi datang . Karena Bibi tidak sibuk , Bibi datang saja kemari . Lagi pula Bibi sangat merindukan anak itu" Lanjutnya .
"Taehyung?" Alis Seokjin sedikit terangkat , tidak biasanya adiknya itu meminta seseorang datang kerumahnya tiba-tiba .
"Ah , Dia bilang Dia kesepian . Tidak ada siapapun di rumah" Jelas Bibinya yang membaca raut kebingungan di wajahS eokjin .
"Oh iya , Taehyung bilang akhir-akhir ini kau sangat sibuk . Bibi rasa juga begitu , kau baru pulang setelah satu minggu Bibi berada di sini . Kau juga tak pernah menghubungi Bibi lagi" .
Seokjin yang mendengar penuturan Bibinya itu hanya tersenyum kikuk , malu juga sebenarnya . Kenapa Ia bisa melupakan Bibinya itu , padahal dia adalah anggota keluarga yang paling dekat dengannya dan Taehyung , selain Ayah dan Ibunya tentu saja .
"Akhir-akhir ini aku sangat sibuk Bi , begitu banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan . Maaf sampai lupa menghubungimu" Ujar Seokjin menjelaskan .
"Tidak apa-apa jika kau tidak menghubungi Bibi . Tapi Taehyung , anak itu jangan sampai kau lupakan Jin-ah !" Titahnya mengingatkan Seokjin .
Seokjin hanya terdiam mendengar penuturan Bibinya tersebut . Benar juga , akhir-akhir ini Ia sering melupakan adiknya tersebut . Pantas saja Taehyung sangat sulit dihubungi beberapa minggu terakhir ini . Mungkin adiknya itu marah padanya . Jika memang marah , Seokjin memakluminya . Toh , Ia sendiri juga yang membuat Taehyung bersikap seperti itu padanya .
Bicara soal Taehyung , kenapa anak itu belum pulang ? Padahal sekarang sudah waktunya pulang sekolah . Jin saja sudah berjam-jam yang lalu tiba di rumah , tapi adiknya itu belum juga menampakkan batang hidungnya . Tak tahukah Taehyung kalau sang kakak saat ini begitu merindukannya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Once......
FanfictionSatu kali , Aku hanya ingin kau memeluk diriku erat seperti yang dulu kau lakukan padaku . Tapi , mengapa semuanya terasa berbeda ketika perasaanku padamu telah berubah . Aku tidak sepenuhnya membencimu , kau yang membuat perasaan itu muncul . Aku t...