"Makasih, Ji" kata Chanyeol setelah melepas pelukannya
"Iya, Kak. Yaudah sana masuk istirahat lagi"
"Hyeji"
"Ya?"
Chanyeol menatap Hyeji cukup lama, mata lelaki itu benar benar mengamati Hyeji secara intens. Entah apa yang dipikirkan Chanyeol tapi tatapannya cukup bisa membuat Hyeji salah tingkah.
"Kak?"
"Gue ke kamar ya" kata Chanyeol seraya bangkit dari sofa
"Mau ngomong apa ih!"
"Nggak, yaudah sana istirahat juga"
.
"Eh, Ji ada sesuatu yang dari kemarin gue pikirin" ucap lelaki yang sedang duduk di sebelah Hyeji
"Apa, Kai?"
"Kalau misal nih lo jadian sama Chanyeol. Kalian tetep satu kosan?"
"Ya iya. Kenapa emang?"
"Nanti timbul fitnah, bego"
"Ah kolot banget pikiran lo kayak emak-emak komplek"
Hyeji sekilas memikirkan perkataan Kai barusan.
'Jadian ya?'
"Lagian belom jadian juga. Nggak usah ngayal"
"Oh, 'belom' ya"
"Dih, dikasih tau juga"
"Tapi kayaknya kalau lo nggak sekosan sama Chanyeol, lo juga nggak bakal suka sama dia"
Hyeji memandang ke atas langit melihat sekumpulan awan yang kompak melindungi sang mentari
Ia kembali mengingat memori dimana ia baru datang ke kosannya
Benar apa yang dikatakan Kai. Semua berawal dari Hyeji yang satu kosan dengan lelaki yang nggak mau berbagi tabung gas dengannya
Lelaki itu bernama Park Chanyeol
Orang yang ia sangat sayangi sekarang.
"Chanyeol...."
"Yeol"
"Park Chanyeol!"
Untuk ketiga kalinya Baekhyun meninggikan volume suaranya
"Ap-apa?"
"Lo nggak denger 'kan Irene ngomong apa daritadi?"
"Maaf, Rene. Bisa diulang?"
"Untuk acara tahunan pekan olahraga Fakultas Teknik. Sudah ada gambaran akan diadakan di bulan apa?" kata Irene jengah karena sudah berkali-kali mengulangi pertanyaannya.
"I-itu..."
"Ayolah Park Chanyeol, lo kenapasih? Kok nggak fokus?" tanya Baekhyun kesal
"Gue rasa rapat kali ini ditunda dulu. Percuma, ketuanya aja nggak fokus" cerocos Seohyun
Chanyeol menarik nafasnya dalam-dalam dan mengatur ekspresinya kembali
"Maaf, tidak ada penundaan rapat. Ayo kita lanjutkan. Jadi untuk pekan olahraga nanti........."
.
.
.