Hold Me Tight chapter 1 - Lost

370 25 10
                                    

[Hold Me Tight Chapter 1 – Lost]

Kim Seok Jin melangkah perlahan, menikmati angin malam musim panas yang belum lama datang. Tangan kanannya memegang ponsel dan sebelah tangannya yang bebas menjinjing tas sambil mengayun-ayunkannya pelan. Suara orang berbicara dan bernyanyi terdengar dari seberang, dari jejeran kedai makanan dan minuman serta kelab malam yang masih ramai, membuat Seok Jin harus mengeraskan suara agar lawan bicaranya di seberang sambungan bisa mendengar ucapannya dengan jelas.

"Iya, Eonnie, aku baik-baik saja... Ya, aku bisa mengatasinya dengan baik. Mister Kim sempat marah memang, tapi hanya sebentar... Oh, bukan padaku, tapi pada Hyeri Eonnie... Iya, baik, Eonnie, ini aku sedang dalam perjalanan pulang. Ya, aku pasti makan, Eonnie tenang saja. Aku tidak akan sakit, kok... Sudah, ya, Eonnie, kututup teleponnya. ... Ya, Eonnie juga harus tidur. Oke, selamat malam, Eonnie...."

Begitu sambungan terputus, Kim Seok Jin memasukkan ponselnya ke dalam tas dan mengembuskan napas panjang. Ternyata sudah hampir tengah malam, pikirnya, setelah melirik jam di ponsel.

Hari ini butik ramai sekali. Seok Jin sempat kelelahan saat Mister Kim menyuruhnya mengantarkan pakaian-pakaian untuk para model yang akan digunakan pada pagelaran baju minggu depan. Ditambah pakaian untuk para aktris yang menggunakan jasa Mister Kim juga harus diantar dalam waktu yang berdekatan. Seok Jin merasa hari ini tubuhnya tidak bertulang karena terlalu lelah. Energinya terkuras habis dan ia tidak bisa berpikir dengan benar.

Bekerja paru waktu menjadi asisten seorang perancang busana terkenal seperti Mister Kim memang tidak mudah. Seok Jin harus pintar-pintar bergerak dan bermain dengan waktu. Apalagi saat keadaan butik ramai seperti hari ini, Seok Jin merasa bekerja layaknya robot yang sudah terprogram; berjalan sesuai instruksi mikrocip dalam tubuh.

Kalau bukan demi pendidikan, Seok Jin tidak akan mau susah-susah bekerja. Kuliah sambil bekerja benar-benar tidak mudah, apalagi di kota besar seperti Seoul. Dan satu-satunya alasan Seok Jin bertahan adalah karena waktu kuliahnya tidak terganggu. Mister Kim sangat pengertian. Lelaki itu tidak pernah mempermasalahkan kuliahnya selama Seok Jin selalu ada saat Mister Kim butuh tenaga tambahan. Lelaki dengan penampilan seperti pelangi berjalan itu tidak pernah membuat waktu kuliahnya berantakan.

"Ah, aku baru ingat. Ternyata aku belum makan." Seok Jin mendesah panjang saat merasakan perutnya berbunyi. Ia memasuki toko makanan kecil di sisi kanan. Hari sudah larut, tetapi suara perutnya tidak bisa diabaikan begitu saja. Ia butuh tenaga agar bisa sampai ke apartemen.

"Oh, Kim Seok Jin, baru pulang?" tanya bibi pemilik toko.

Seok Jin tersenyum meski wajahnya kelihatan pucat dan lelah. "Iya, Bibi Min, dan sekarang aku sangat lapar," jawabnya. Hampir setiap hari Seok Jin selalu mampir ke toko Bibi Min setelah pulang dari butik. Karena terlalu sering, pemilik toko sampai hapal padanya.

Seok Jin mengambil keranjang belanja dan berjalan menuju rak makanan ringan. Ia sedang tidak selera makan berat di tengah malam. Badannya memang butuh tenaga, tetapi Seok Jin lebih suka menghabiskan beberapa bungkus makanan ringan dan roti. Oh, dan juga ramen instan (Seok Jin tidak mau menggolongkan ramen instan ke dalam kategori makanan berat).

Saat kembali menuju meja kasir, Seok Jin mengeluarkan lima bungkus keripik kentang, tiga bungkus ramen instan, permen, dan tisu basah. Ia ingat persediaan tisu basah di apartemen mulai menipis.

"Apa kau belum makan dari siang, Seok Jin? Belanjaanmu banyak sekali," komentar Bibi Min.

Seok Jin mengangguk. "Dari pagi aku hanya sempat makan roti melon, Bibi, dan sekarang aku sangat lapar, tapi aku tidak selera makan nasi," jawabnya.

Hold Me Tight | FF BTS | GS | NamJin | MonJinWhere stories live. Discover now