Selamat malam guys. Sorry nih baru update lagi🙏 kemaren keburu males:v
Tapi sekarang semangat lagi kok☺
Happy Readding😘
Don't forget for voting😉Typo dimana mana~~
Disepanjang perjalanan, Adel dan Sandi membahas hal-hal yang seharusnya tak perlu dibahas.
Sandi menjalankan motornya sambil memiring-miringkan tubuhnya bak Valentino Rossi, padahal jalanan lurus.
"Sing baleg mawa motor teh, monyong", kata Adel dengan suara keras yang hampir melebihi suara bising knalpot motor. Wanita itu refleks memegangi pinggang Sandi karna takut terjatuh sambil sesekali Adel menjitak kepala ceesnya.
Sandi hanya tertawa renyah dengan mengusap lembut rambutnya akibat jitakan dari Adel. Si mesum itu tidak menghiraukan perkataan dari orang yang diboncenginya. Dia tetap fokus pada jalanan yang menurutnya terlihat seperti sirquit.
"Stop.. pliiss stooopp !!" Teriak Adel.
"Berisik. Peluk aja kalo takut jatoh"
"Bukan takut jatoh, Setan ! Gua mual !"
"Mual? Del, perasaan gua ga ngehamilin elu deh", jawab Sandi dengan cekikikan khasnya.
"Gua bilang stop ya stop. Hayang di cekek ku aing?", lagi-lagi Adel berteriak. Kali ini tepat pada lubang telinga Sandi.
Dengan tanpa mengeluarkan suara lagi, Sandi menuruti apa kata Adel.
Sandi menghentikan motornya dipinggir jalan.
Adel beranjak turun dari motor.
Dan. Ya. Adel mengeluarkan isi perutnya."Dihh.. jorok siamah", kata Sandi sambil memijit-mijit punggung Adel.
"Gara-gara elu kampret"
"Lah kok gua", Sandi balik bertanya dengan pertanyaan yang seperti tanpa dosa.
"Gua mohon dengan sangat sama lu, San. Bawa motornya santai aja. Gua mual sumpah. Masuk angin nih", rajuk Adel
"Masa baru rimasukin angin aja udah mual, gimana entar kalo di masukin sama junior gua", ledek Sandi dengan tertawa
"Anjirr ngepet", Adel melotot
"yaudah iya. Sekarang masih pusing ga, kita lanjut jalan"
Adel hanya menggeleng. Menandakan bahwa rasa pusingnya sedikit sudah hilang.
Kemudian Adel dan Sandi melanjutkan perjalanan.___________________________________
Begitu sampai di tempat tujuannya, dua manusia itu tidak mendapati seseorang yang mereka susuli. Dika. Ya. Sosok Dika tidak terlihat batang hidungnya.
Adel memutuskan untuk mencari warung untuk membeli makanan yang dapat mengisi perutnya dan membuang rasa pusingnya.
"Mang, punten mang. Hoyong mie ayam na dua", pesan Adel kepada tukang warung.
"Muhun, mangga. Antosan", jawabnya
Sambil makan, Adel juga berusaha mengontek Dika, menanyakan dimana posisi Dika berada. Namun percuma, tidak ada respons sama sekali.
Adel memakan mie ayam dengan lahap. Entah itu lapar atau mungkin doyan. Wanita itu sesekali mengelap keningnya yang berkeringat dengan punggung tangannya karena kepedasan.
"Del. Laper?", tanya Sandi dengan sedikit ledekan.
"Pake nanya lagi lu", Adel tetap fokus pada makanannya.
"Mau gua suapin ga?, biar romantis dikit" goda Sandi
"Gak !"
"Del. Kalo dalam waktu lima belas menit lagi kita ga nemuin Dika. Kita balik aja. Gua mau bantuin bapak gua".
"Iya"
"Liat sini kek. Gua cipok nih" gerutu Sandi
"Iiish.. heeh bawel. Lagian nunggu juga buat apa, Dika ga sendiri, dia bawa cewe nya", jelas Adel
"Oh pantesan tuh bocah ngajakin kita maen. Pajak jadian kali ini" Sandi manggut-manggut.
"Mungkin".
Seketika Sandi membelalakkan matanya. Sandi melihat Dika sedang menggandeng seorang wanita dari sebrang jalan.
"Itu Dika", Sandi menunjuk ke arah Dika
Adel hanya menatap datar
"Wooooooiiiii !!! Dika !", Sandi berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya.
Melihat ada seseorang yang melambai-lambaikan tangan kepada nya. Dika mengenali orang itu. Dika menghampiri Sandi dan juga Adel
"Weh dari mana aja elu elu pada. Gua nyariin juga" ucap Dika
"Bukannya kita yang seharusnya nanya kaya gitu ke elu?" Adel balik bertanya
"Iya. Kita dari tadi nyariin elu" timpal Sandi
"Eh sori. Yang penting sekarang kita udah ketemu kan. Kenalin nih cwe gua" Dika mengenalkan pacarnya kepada Adel dan Sandi.
Ketika Diva, pacar Dika, akan mengulurkan tangannya kepada Adel untuk berkenalan, namun Sandi mendahuluinya.
"Kenalin, gua Sandi cowo tercakep menurut emak gua", ucapnya dengan tersenyum sambil mengelus-ngelus rambutnya.
"Apaan sih lu gajelas banget kambing" celetuk Adel dengan memukul tangan Sandi yang masih menggenggam tangan pacarnya Dika.
Mereka semua berbincang.
Adel sangat suka dengan momen-momen seperti ini. Apalagi dengan orang-orang yang selalu mewarnai hari-harinya dengan tawa. Baginya, Tertawa lepas dengan sahabat itu sangtlah mahal. Jadi, Adel selalu bisa memposisikan hal apa saja yang harus dianggap becanda dan serius.Nah, gimana guys?
Suka ga sama chapternya?😆
Ga suka, ya gpp. Kalo suka, ya alhamdulillah.Yang baca udah lumayan banyak nih. Tapi yang voting nya cuman dikit:'(
Ayo dong voting juga guys. Biar saya semangat updatenya hehehe.
Thank's for reading❤
KAMU SEDANG MEMBACA
FRADELLIA
FanfictionHollaa👐... eh🙊, Hallo maksud ny😆 Fradellia Queeshia Sakinata. Begitu lah nama nya. Dia lebih senang jika di sapa dengan sebutan Adel. Salah seorang siswi di SMA Taruna Jaya. Wanita berparas cantik, putih, namun terbilang cukup pendek ini adalah...