Viona putus

27 3 0
                                    

Hai. Saya update lagi nih. Tumben juga nihh M☺☺D saya lg baik. Pngen nulis terus hihi😆

Happy reading
Typo dimana-mana~

Sampe kapan lu mau tangisin dia. Emang dengan elu terus-terusan nangis, air mata lu cukup buat bikin dia balik lagi sama lu?

-FRADELLIA-


Ketika sampai di depan pintu kelas, Adel tidak dulu masuk. Dia mengintip ke jendela, memastikan bahwa kelasnya sudah bersih dipiketi oleh teman satu jadwalnya.

Adel terperanjat kaget ketika sedang mengintip kedalam kelas. Ya. Sandi menepuk bahu Adel.

"KONDE BENCONG - TUTUP PANCI - JALAN BUTUT - AMPUN AMPUN" latah Adel !

Sandi tertawa melihat Adel latah seperti ini. Ini pertama kalinya Sandi mendengar latahnya Adel

"Sia keur naon?", tanya Sandi

"Gua lagi mastiin kalo kelas udah bersih"

"Emang udah bersih. Tadi Kia yang bersihin semua"

"Serius?"

"Limarius sayaaaaang" Sandi mendekatkan mulutnya ke dekat hidung Adel hingga membuat Adel menutup hidung, "Hayu masuk", lanjutnya

Adel kemudian masuk kelas dan disambut dengan sapaan dari Kia. Rakhel Aulia Azkia lengkapnya. Teman satu jadwal piket.

"Selamat pagi nona LA TE", sapaan dari seorang wanita dengan mendelikkan kedua matanya.

"Pagi kembali Kia sayang", Jawaban Adel dengan nyengir memperlihatkan wajah tanpa dosanya

"Kebiasaan", Kia menggerutu

"Sori, Ki. Tadi pagi gua kesiangan bangunnya", alibi Adel

"Kesiangan apa di siang-siangin"

"Kesiangan, Ki. Serius dah"

"Sabodo ah" Kia berlaga ngambek

"Dihh tong kitu, Ki. Sori sori. Entar gua salamin ke abang gua deh" rayu Adel

"Elu emang paling tau, Del" Kia tersenyum kegirangan setelah mendengar rayuan dari Adel yang hanya omong doang itu.

Karna pada dasarnya, Kia memang menyukai Freddy dari semenjak Adel sering mengajaknya main ke rumahnya.

*****

Bell istirahat pun bunyi.
Seperti biasa, Adel hanya diam di kelas dengan mendengarkan musik kegemarannya.

Namun disaat Adel mendengarkan musik. Adel melihat temannya sedang duduk sendiri. Wajahnya tertekuk. Seperti punya banyak masalah.

Adel mencoba menyapa

"Woi ! Vi", Adel memanggil Viona.

Viona Andara lengkapnya. Teman sebangku Kia

Viona mengengok ke sumber suara

"Lu ga ikut jajan sama yang laen?", sambung Adel

"Gak mood !" Jawabnya simple

"Oh. Yaudah sini temenin gua"

Viona mendekat ke arah Adel. Duduk. Dengan melipatkan kedua tangannya diatas bangku. Wajah Viona murung

Adel tidak ingin menggubris temnannya itu. Adel tau, Viona pasti akan cerita keluh kesahnya kepadanya. Namun Adel hanya memberikan sedikit waktu untuk Viona menenangkan fikirannya terlebih dahulu.

"Del?" Viona membuka percakapan

"Hmmm" Adel hanya bergumam

"Gua pengen cerita"

"Sok"

"Tapi lu bersedia denger cerita gua?"

"Elu kan pengen cerita, bukan pengen solusi dari gua. Jadi gua cuman nyiapin kuping doang buat nyimak", Adel sedikit cengengesan

"Ih serius Adel. Ini cerita sedih gua"

"Ia dah ia. Cerita aja"

"Tapi gua juga takut"

"Lah? Sieun naon?"

"Takut suatu saat nanti lu bilang gini Giliran sedih ke gua pas bahagianya sama yang laen. Gua takut lu bilang gitu", Viona tertunduk

Adel menghela nafasnya, "Vi, kalo sekiranya yang ada dalem hati lu itu bikin janggal, mendingan keluarin deh, ceritain. Seengga nya itu bikin lu sedikit lega. Ya terkecuali kalo emang pengen lu pendem sendiri", Adel mencoba meyakinkan

"Gua pengen cerita, Del. Tapi gatau harus dari mana dulu awalnya"

"Inti nya aja"

Viona menarik nafas panjang. "Intinya, gua kemaren diputusin sama Gilang. Dia kepergok berduaan sama Dwi", jelasnya

"Hadeeehh cowo itu lagi"

"Ih dengerin dulu"

"Yaudah lanjut"

"Gilang kemaren ngasih coklat ke Dwi. Gua mergokin mereka berdua", tangan Viona meremas-remas jarinya, "Gua gaterima, ya gua samperin aja tuh orang. Abis itu, gua ngomelin cewenya, eh tapi malah dibelain sama Gilang. Ya gua kesel dong, terus gua kelepasan nabok Gilang, Del"

Adel hanya manggut-manggut

"Menurut lu gua salah ga,Del?, Viona meminta pendapat

"Kalo menurut gua sih, semuanya salah, Vi. Tapi yaudahlah, cowo mah masih banyak. Lagian lu gausah terlalu berlarut dalam kesedihan. Masih banyak kesenangan yang bisa lu ciptain bareng temen-temen lu, bukan cuma sama Gilang doang". Adel sedikit memberi nasihat

Viona kembali tertunduk, dia meneteskan air matanya.

"Udahlah, Vi. Ikhlasin aja", Adel menyentuh bahu Viona untuk sedikit menenangkan

"Apa hati wanita diciptakan hanya untuk mengikhlaskan bila tersakiti?"

"Vi, lagian sampe kapan lu mau tangisin dia. Emang dengan lu terus-terusan nangis, aer mata lu cukup buat bikin dia balik lagi sama lu? Engga kan?", Adel balik bertanya

Viona mengusap kedua matanya yang sedari tadi dibasahi oleh air mata.
Dia menghela nafasnya lagi, "Gua cewe kuat. Gua cewe tegar, ga perlu mewek-mewek lagi karna cowo", ucap Viona dengan percaya diri bak orang yang sedang membaca ikrar.
"Gua ke kantin duluan ya, Del. Makasih udah mau dengerin celoteh gua". Viona kemudian berlalu meninggalkan Adel untuk menuju ke kantin

Adel hanya tersenyum. Lalu kemudian dia menatap layar handfhone nya untuk bermain game Zombie.

Nah nah nah😆 gimana chapternya?

Jangan lupa vote juga ya guys

Mksh bnyk udh baca🙏

See u next chapter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRADELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang