Braaak!
"Brengsek!" umpat seorang pria bemanik coklat tua menatap tajam seorang pria muda yang terlihat menyeringai membalas tatapan matanya.
Pria itu mengambil besi panjang yang berada di dekat kakinya, kemudian berlari secepat tenaga mendekati lawannya yang tampak tenang, ia hendak memukulkan besi itu ke atas kepala lawannya, tetapi pria muda itu berhasil menghindar dengan sangat cepat.
Praaaang!
Bunyi benturan antara dua besi berkarat itu terdengar begitu nyaring memecahkan keheningan di dalam bangunan tua yang tidak selesai dalam pembangunan ini. Ia tidak menyangka bahwa pukulannya malah mengenai tiang besi yang berada di belakang lawannya.
Pria muda menghela napas lega karena besi panjang itu tidak berhasil mengenai kepalanya, dan sedetik kemudian ia pun menyerang lawannya dengan cara mendang kepala pria itu di bagian belakang hingga pingsan, atau mati dia sendiri tidak tahu.
Suara deru motor terdengar nyaring di telinganya, ia menoleh dan melihat bala bantuan lawannya sudah datang, lima motor dengan sepuluh pria bertubuh kekar membawa beberapa senjata tajam untuk menghabisinya. Sial! Ia tidak menyangka bahwa pria yang baru saja ia lumpuhkan ternyata menghubungi teman-temannya.
Awalnya ia ingin bermain-main saja, dengan membiarkan pria itu menyerangnya namun tak kunjung berhasil, tapi tidak sekarang. Ia benar-benar harus melawan dengan semua kemampuannya, karena kalau tidak ia akan mati.
Ia pun berlari menuju anak tangga yang mengarahkannya ke lantai dua, dan otomatis orang-orang itu mengikutinya. Dengan kemampuan bela diri yang dia kuasai, beberapa orang yang berada di depan sekali dengan tendangan kuat, mereka langsung tersungkur kebelakang.
Pria muda itu menyeringai senang dan mengambil besi berkarat disampingnya untuk menghalau rombongan itu, dan beberapa detik kemudian terjadilah perkelahian di antara mereka.
"Kau sangat nekat anak muda!" seru salah pria paruh baya yang ikut dalam penyerangan, namun pria muda yang menjadi lawan mereka tidak bersuara sama sekali, dia diam namun terus membalas setiap serangan hingga tanpa sengaja salah satu dari rombongan itu berhasil melukai tangan kirinya, dari siku hingga punggung tangan kirinya.
"Akh!" jeritnya tertahan, karena mengenakan masker yang menutupi sebagian wajahnya, dan kepalanya mengenakan topi hitam. Kedua matanya berkilat marah, ia pun mengluarkan pistol yang tidak disangka-sangka oleh lawannya.
Dor!
Dor!
Dor!
Entah telah berapa kali suara letusan pistol terdengar, semua orang itu jatuh terkapar di lantai kasar dan berdebu tebal, dengan kaki tertembak di bagian paha.
Pria itu muda itu menghubungi temannya melalui ponsel untuk memberitahukan posisinya dan apa yang saat ini sudah terjadi, lalu beberapa detik kemudian ia berjalan keluar dari bangunan setengah jadi dan tua tidak berguna itu.
oOo
Semua orang menatapnya aneh, dia tahu dan menyadari hal itu, tetapi ia hanya diam. Ia berjalan dengan sangat tenang melewati trotoar menuju kediamannya yang masih cukup jauh, dan ketika ia berjalan menyusuri trotoar yang melewati taman tua yang di anggap banyak orang angker, dia menguatkan pegangannya di tas jinjingnya.
Tak lupa ia terus meraba bagian belakang tasnya yang sudah ia persiapkan karter berukuran kecil untuk jaga-jaga jika ada orang yang ingin berbuat jahat kepadanya, di dalam saku gamisnya juga sudah ia siapkan semprotan cabai.
"Uhuk!"
Gadis itu terlonjak kaget dan segera celingkak-celingkuk melihat sekitarnya.
"Bismilah." Gumamnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You [END Tersedia Versi PDF]
FanfictionNaruto sadar diri akan keadaannya, dia hanya mahasiswi miskin dengan latar belakang yang tidak jelas tapi ia tidak menyangka bahwa apa yang di katakan Ino benar terjadi. Dia menikah dengan Sasuke, seorang pengusaha muslim favorite banyak orang yang...