Keras Kepala Arum.

5.7K 641 49
                                    

•••Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya.
(H.R.MUSLIM)
•••

🌻🌻

Arum mengintip dibalik jendela dengan hati-hati. Tangannya bergetar hebat. Namun, ketakutan Arum dikalahkan dengan tekadnya yang bulat. Arum jadi tahu sekarang bahwa lelaki itu adalah premen bertato yang menusuk Fikri waktu itu. Fikri tentu sudah melaporkan mereka kepihak kepolisian setempat. Pihak kepolisian juga sudah mencari mereka namun sayangnya mereka kabur dan belum ditemukan sampai sekarang. Lalu bagaimana bisa mereka ada disini?

"Dia pasti ngincar Alifa." kata Arum sambil menutup kain gorden.

"Dia bukan incar Alifa, tapi dia incar Kak Arum." sahut Alifa sambil menghapus air matanya kasar.

"Aku?" Arum menunjuk dirinya sendiri terkejut.

"Kalau dia incar Alifa pasti dia udah ngincar Alifa dari sekolah, tapi ini..." Alifa mengantung ucapannya. "Alifa lihat dia lihatin Kak Arum terus diluar sana. Alifa takut..."

Tubuh Arum seketika bergetar mendengar spekulasi Alifa. Ada benarnya juga yang diucapkan oleh Alifa. Arum kembali berpikir ulang. Mengapa dia mengincar aku?

"Jangan-jangan dia sama temen-temennya itu juga yang acak-acak panti?" Nahla yang tadinya diam kini angkat bicara. Nahla mengapai kedua tangan Arum "Kamu pergi, Rum. Lewat belakang juga bisa kan? Kamu harus keluar dari sini!"

"Gimana aku bisa keluar sedangkan kamu dan anak panti ada disini?!" Arum sangat tidak setuju dengan ide Nahla.

"Arum..." panggil Bu Yani dengan nada penuh kekhawatiran.

"Itu bukan ide bagus, Bu." Arum menarik nafasnya panjang. Dirinya juga binggung harus berbuat apa. Namun, sekarang melarikan diri bukanlah pilihan terbaik. Ada kesempatan emas untuk bisa menangkap lelaki bertato mawar yang menusuk Fikri. Aku harus melakukan itu.

"Kenapa kamu begitu keras kepala, Rum?!" sentak Nahla dengan mata berkaca-kaca. Membayangkan jika lelaki itu saja mampu menusuk Fikri dengan pisau, maka apa kabar dengan nasib Arum nanti?

"Aku gak bisa ninggalin kalian semua disini!!"

"Kamu bisa nyari bantuan diluar sana nanti, Rum!!"

"Terus, aku harus ninggalin kamu gitu? Ninggalin Alifa yang udah ketakutan setengah mati dan anak panti-panti lainnya?!"

Keputusan Arum sudah bulat. Matanya memandang Nahla dengan tegas menyatakan keinginan. Dan keras kepala Arum membuatnya harus mengalami tragedi memilukan untuk kesekian kalinya.

"Aku tetap disini."

Hujan rintik-rintik mulai turun menyapa bumi. Diiringi suara gelegarnya petir awan gelap seolah ikut bergabung bersama. Arum diam berdiri sambil menatap lurus Nahla didepannya.

Jumat Bersamamu [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang