Chapter 4

1.7K 166 54
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.

================================

Sebulan kemudian.

Krist memberi Singto kesempatan kedua meskipun Singto sudah mengkhianatinya. Krist terlalu cinta dengan Singto, jadi mudah baginya untuk memberikan Singto kesempatan kedua. Terlebih lagi Singto berjanji tidak akan lagi mengabaikannya dan menjauhi Mind. Singto juga menghapus semua foto Mind di ponselnya yang di ambil oleh Art.

Singto juga berjanji akan memperkenalkannya sebagai kekasihnya di depan semua teman clubnya. Singto memang menepati janjinya untuk tidak lagi mengabaikannya dan menjauhi Mind dan mengurangi kegiatannya bersama clubnya. Satu yang masih belum bisa Singto tepati. Singto masih belum berani mengatakan mengenai hubungan mereka pada teman-temannya.

Saat ini Singto dan Krist sedang menunggu kedatangan teman-teman clubnya di sebuah cafe. Krist dan Singto memilih duduk diluar cafe. Singto dan Krist tampak bermesraan. Tangan mereka saling menggenggam satu sama lain, namun saat teman Singto datang, Singto dengan cepat melepaskan tautan tangan mereka. Krist hanya menatap tangannya yang di lepas oleh Singto tadi, sambil mencoba tersenyum pada teman Singto.

"Kalian sudah lama menunggu?", tanya Art sambil melihat Krist sambil tersenyum. Krist risih dengan pandangan Art padanya.

"Tidak juga. Kami juga belum lama sampai", jawab Singto.

Boom Piyaphun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boom Piyaphun

"Kalian terlihat seperti sepasang kekasih. Tadi phii melihat tangan kalian saling menggenggam. Apa kalian berpacaran?", ucap dan tanya Boom yang sudah penasaran dengan kedekatan Singto dan Krist yang menurutnya tak biasa.

"Ah... Tentu saja tidak. Dia sahabatku phii. Kami memang sudah sangat dekat sejak lama. Aku tidak mungkin berpacaran dengan pria. Kalau berpacaran dengan priapun, Krist bukanlah tipeku", jawab Singto bercanda, namun dia segera menyadari ucapannya dan memandangi wajah Krist yang langsung berubah seketika. Tanpa mereka sadari ada dua orang yang memperhatikan perubahan wajah Krist. Satu tersenyum senang, satu memandang iba pada Krist.

"Oh ya. Kita kedatangan anggota baru. Perkenalkan ini Oujun, Fluke dan Oak", ucap New mengalihkan kecanggungan dengan memperkenalkan anggota baru club mereka. Merekapun mengobrol apa saja, Krist hanya diam. Sesekali New mengajaknya berbicara, sedangkan Singto hanya melirik Krist yang mengobrol sesekali dengan New.

Usai pertemuan itu, Krist dan Singto pulang bersama. Sepanjang perjalanan Krist hanya diam saja dan memandang keluar jendela. Tak sedikitpun Krist mengeluarkan suaranya pada Singto. Dia sangat kecewa dengan jawaban Singto tadi.

"Kit, maafkan aku", ucap Singto memecah keheningan di antara mereka. Krist bergeming tak berniat menjawab atau berucap pada Singto. Singto semakin merasa bersalah.

Saat sampai didepan rumah Krist, Krist langsung turun begitu saja tanpa sepatah katapun. Saat Singto mengikutinya kekamar, Krist langsung menutup pintunya dengan kasar dan menguncinya. Singto benar-benar menyesal dengan ucapannya tadi.

(Re-Publish) To Love and Be Hurt, No ThanksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang