Recall - 01

10 2 0
                                    

R E C A L L

•  •  •

"Cinta? It's heard funny, little bee"

Suara tawa nyaring itu bergumul dengan bau alkohol yang menguar dari bibir seorang laki-laki yang sedang duduk di sofa maroon ruang tengah Apartment.

Setelah menyentakkan gelas kecilnya, laki-laki itu berdiri dengan langkah yang tidak se-gagah biasanya. Sedikit sempoyongan mungkin akibat dari minuman yang hampir dua botol ia teguk sendirian.

"Bego!"

Laki-laki itu masih melangkah mendekat dengan sorot tatapan geli, seolah mentertawakan perkataan wanita yang masih berdiri dengan menekuk kepalanya ke bawah. Tangannya mengepal di bawah kemeja yang ia pakai.

Wanita itu merasakan dua jari mengangkat dagunya. Netra coklat gelap itu bersirobok dengan matanya yang mulai tergenang air mata.

"Cuma orang bego yang mau nerima cewek gak guna kayak lo!"

Berkedip sekali saja, sekali, dan air itu meluruh mulus di pipinya yang memerah. Kata-kata pedas itu seakan menghantam dan mengoyak serpihan hatinya yang tersisa menjadi lebih hancur lagi.

"Lo pikir, lo siapa?"

Laki-laki itu kembali melangkah dan kali ini berputar mengelilingi si gadis seakan sedang menilai penampilan gadis itu. Kemeja biru laut yang dipadukan dengan celana jeans menjadi pakaian yang ia kenakan saat itu. Rambut coklatnya dikuncir kuda dengan wajah yang sembab tanpa make-up.

"Dari body aja, lo nggak masuk kriteria cewek gue. Harusnya lo udah paham!"

"Lama sahabatan, bukan berarti gue bisa suka sama cewek kayak lo!"

"So? Buang jauh-jauh angan busuk lo itu! Gue gak ada waktu ngurusin yang begituan"

Gadis itu melirik dengan ekor matanya. Disana ia dapat melihat bagaimana tatapan hangat tak terpancar lagi. Hanya ada sorot kosong yang tak terbaca.

"Mending lo pergi sekarang! Bitch gue udah nunggu dikamar"

Laki-laki itu tampak melangkah menjauh dengan gerakan tangan membuka satu persatu kancing bajunya. Semua gerakan itu masih si gadis perhatikan. Sampai laki-laki itu menengok kearahnya dengan tatapan kurang ajarnya dan kembali berbicara.

"Lo nggak berniat jadi pengganti bitch gue kan?"

•  •  •

Khansa bangun dengan keringat membanjiri tubuh. Dia meremas pinggiran selimut seakan menyalurkan emosi lewat gerakan itu. Nafasnya berderu kencang seperti habis lari marathon.

Mimpi itu lagi.

Ia benci situasi ini. Ia benci harus menjadi lemah. Ia benci harus terus terkurung dalam rasa takut. Ia benci harus mengingat mimpi buruk itu. Ia benci membayangkan wajah laki-laki itu. Dan, ia juga benci kenapa dirinya malah mencemaskan laki-laki yang ia benci.

Ah, astagfirullah.

Jangan membenci. Jangan membenci.

Khansa menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Matanya tertutup seiring kegiatan itu ia lakukan.

"Istighfar, Sa! Udah lupain semua itu. Kamu punya hidup baru yang masih perlu diperbaiki. Jangan tengok lagi ke belakang" sugesti itulah yang menyemangatinya disaat-saat seperti ini.

Disaat mimpi itu datang lagi membawa kenangan buruk.

Tok! Tok! Tok!

"Kak! Kata mama cepet turun elah! Udah pada nungguin itu"

Khansa tersenyum tipis. Suara cempreng milik adiknya itu kembali bisa ia rasakan. Setelah dua tahun ia pergi, sensasinya masih sama, sama-sama membuat kuping berdengung.

"Iya, bentar Key!"

Khansa menanggalkan selimut yang tadi menutupi tubuh lalu bergegas menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Sudah dua hari ini ia kedatangan tamu jadi ia bisa bangun siang seperti hari ini.

Setelah perdebatan hebat kemarin dengan ibu, ayah serta adiknya. Ia benar-benar lelah dan langsung terlelap pukul tujuh malam. Bukan seperti Khansa biasanya.

Tidak lebih dari lima menit, gadis itu keluar dari kamar mandi kemudian langsung menyambar kerudung instannya lalu melangkah menuju meja makan seperti kata Keisha, adiknya.

Baru saja kakinya memijak undakan tangga terakhir, telinganya menangkap suara pekikan sang ibu yang terdengar nyaring.

"Pernikahannya dibatalkan?!"

Matanya membulat seketika. Pernikahan siapa lagi, ini?

R E C A L L

Yeepy!😅
Akhirnya part 1 up!
Support me with vote, comment and add this story to your library also don't forget to share this story!


Maharani❤

RecallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang