Yang Indah Namun Lemah

53 8 1
                                    

Brinna  menggendong tasnya keluar kelas bersama Maya dan Atalika. Mereka menuju sebuah ruang ganti baju di sekolah.  Memang, hari ini ada latihan baris berbaris. Mereka dengan sigap berganti dan memakai sepatu mereka.

Tak lama, Danton ( komandan pleton) putri memanggil. Danton itu bernama Kian dia adalah cewek yang santai tapi tegas.  Dia juga seorang ketua osis yang dikenal bertanggung jawab.
" Pleton inti putri bersaf..... Kumpul! " Seru kian,
Semua nya berkumpul.
Tak ketinggalan pleton putra yang dipimpin Dika Nahari pun juga berkumpul. Aldo juga berada dalam pleton tersebut.
" Ambil alih pimpinan untuk kedua pleton, tiap - tiap banjar 2 kali belok kiri maju..... Jalan! " Seru Dika.

Saat itulah Brinna dan Aldo berpapasan, jantung Brinna serasa terhempas ke angkasa melihat senyum Aldo.
" Tuhan makhluk seindah ini kau ciptakan?" gumamnya
Brinna berkata dalam hatinya " gue kenapa sih?  Suka?  Masak perasaan ini kan udal lama pergi sejak AGP ilang. Aldo menatapmu saat ini adalah saat terindah buatku hari ini.  Terimakasih "

Latihan itupun akhirnya selesai. Brinna segera lari dan menghampiri Ayahnya yang telah menunggu  di depan gerbang.
Brinna masih memikirkan tatapan Aldo. Dia akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi aldo lewat WA
Malam demi malam terlewati dengan percakapan mereka yang mulai menghangat.

 Dia akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi aldo lewat WAMalam demi malam terlewati dengan percakapan mereka yang mulai menghangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              ¥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              ¥

Brinna menggendong tas kelabunya menaiki tangga.dan Brukk ia menabrak pintu kelasnya sendiri. Dengan rasa malu ia masuk dan terus memegang bibirnya.
Brinna duduk lalu meletakkan tasya.  Tak lama Atalika datang dan menghampiri Brinna. 
" Lo kenapa pegang bibir, kek gak ada yang lain? "
" Anu.. nu itu kecolongan." Jawab Brinna lirih.
"Astaga kecolongan apa,siapa,dimana?" Panik Atalika
"Gue" Jawab brinna tegas
" Ya....ampun apa yang ilang HP, LAPTOP? " tanya Atalika
" First kiss gue!" seru Brinna
" Ya oloh lu ngapain, sehat?, ma sapa?
" Ma pintu deket tembok." Singkat brinna
" Ihh gue kira apaan.  Lo mah" kesal Atalika.

Nampak kesal Atalika pergi keluar kelas.  Tak sedikitpun Brinna beranjak dari kursinya. Dia hanya melamun kan suatu hal. Biasanya dihari sabtu  ia akan bosan bertubi tubi. Jam pertama sampai akhir sekolah akan diisi guru - guru yang membosankan dari mister maching yang misterius dengan kacamata nya, dengan motto nya " Semua itu konsep "

Hingga pelajaran mencatat biologi memakai aplikasi lebah.
Nampak muram bukan? Brinna masih berpikir positif siapa tau ada pelipur hatinya hari ini, setelah rasa malu mencium pintu.

Jam demi jam berlalu, setelah istirahat dari segala konsep mister match. Pastilah akan diisi biologi apl lebah. 

Walau Brinna merasa tidak ada yang tertinggal, hatinya getap gusar. Hingga puncaknya Brinna melihat Maya berbisik Kepada Aldo yang duduk di belakangnya. Brinna sangat TIDAK bisa befikir positif karena ia menyimpan sebuah rahasia pada Maya.
  Mereka layaknya sahabat yang lain benjanji menyimpan semua rahasia, bahwa  Brinna  menyukai  Aldo.

Brinna tak berfikir 2kali ia langsung memindahkan buku bukunya ke meja lain, dan terdiam. Tak sadar se butir air mata jatuh di pipi brinna yang menatap putih papan tulis. Buku catatan yang ia buka pun ikut tertetes air cristal dari mata Brinna. Kidung sang anaj kesayangan di kelas menghampiri Brinna.
" Lo kenapa?"
Brinna masih terdiam
" hei lo kenapa? Al? "
" Bukan masalah Aldo Ki ini masalah janji! "  Tegas Brinna.
" Jawab dong lo kenapa ?"
" gue ga harus bilang kan Ki?"
" iya deh" Jawab Kidung
" Ki gue  sebel... Benci... Benci!" akhirnya luluh.
Sambil bersanndar di pundak kidung, Brinna menceritakan semuanya.

                     ¥
"Capek gue hari ini!" keluh brinna sambil berbaring di kasur. Mengingat kejadian tadi hatinya tambah gusar dan cara terbaik menenangkannya adalah dengan menghubungi Aldo.

Dalam percakapannya Aldo mengatakan bahwa ia telah tahu semuanya.

Perasaan lega memang dirasakan Brinna namun sakit rasanya mendengar semua itu. Apa lagi ditambah kabar tidak sedap. Terdengar dari beberapa teman bahwa Aldo sekarang kian dekat dengan gadis cantik nan semampai bernama Gladis.

Sakit mendengar nya hanya nyayian nyanyian lagu Tak Ingin Sendiri brinna dengar. Penuh gundah ia menghadap lambaian nyiur dari balik jendela. Tanpa sadar ia pun akhirnya tertidur.

                    ¥

"KRINGGGGG" bunyi alaram smartphone yang tlah tersetel itu berbunyi lagi.  Pagi yang suram dengan tambahan mata sembab.
Brinna mengambil handuk dan membersihkan dirinya. 
Tak lama ia keluar dari kamar mandi dab bersiap berangkat ke sekolah.

Brinna melalui perjalanan yang singkat. Dan turun dari motor matic kakaknya. Ia bergumam " Inikah nananya patah hati?  Aku belum pernah merasakan sebelumnya." memang rasa sakit brinna terus menjalar seiring langkah nya menyusuri lorong menuju kelas.

Sesampainya di kelaa Brinna duduk dan meletakkan tasnya. Terasa seseorang menepuk punggungnya dari belalang.
" Eh lu dah ngerjain PR blom?" tanya dwina ragu
" udah tu,  mo lihat ? Tu ambil sendiri!"
" Hehe kamu tau aja" sambil menggaruk kepalanya

Gadis itu nampaknya masih murung. Dan keluar dari kelasnya. Saat dia keluar dari kelas bukannya menyejukkan hati justru ia malah melihat Aldo main ke kelas sebelah. Iya memag itu kelas Gladis cewe gebetan Aldo.  Brinna hanya menatap kesal kepada Aldo. 

Hari kamis biasanya jam pelajaran sangat padat hingga tak terasa jam pulang sekolah tau lah tiba.

Conversetion, itu adalah eksschool yang di ikuti Brinna. kebetulan Aldo juga mengikuti eksschool tersebut. Saat teman eksschool nya sedang berbincang bincang brinna hanya mengatakan sepetah 2 patah kata tak seperti biasanya. Seorang anak perempuan datang dan berkata " kak, kata Mr. Jimako  hari ini tidak ada eksschool" sontak semua berteriak. Lalu melanjutkan agenda.  Tak semua anak eksschool pulang termasuk Brinna Atalika, Ava, Maya, kidung, dan Aldo. Mereka memilih menghabiskan waktu di sekolah. 

Merasa risi di kelilingi para perempuan Aldo pergi bermain bola di lapangan sekolah, dan tak sengaja meninggal kan smartphone nya.  Brinna yang merasa gatal ingin membuka smartphone Aldo akhirnya membukanya. "Gladis" nama pertama yang di sematkan di smartphone  Aldo. Brinna yang hampir menghancurkan smartphone itu lalu membuka chatt mereka berdua.

Tekkkk" runtuh semua dinding hati Brinna. Kabar mengenai mereka bukanlah HOAX semata.  "Arrghhh" Teriak  pelan Brinna

MILIKU # Perfect Boy Vs Over Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang