two choises

38 6 3
                                    

Pagi penuh ragu, Brinna berjalan melewati lorong - lorong kelas. Ia menatap matahari dan berfikir apa artinya kata " Dua Pilihan " sampai akhirnya terdengar seseorang menyapa.

" Hai... Brinn....! "

Brinna menolehkan kepalanya,
tak sangka si gadis semampai itu menyapanya.  Walau ia tau apa yang sedang terjadi.

Brinna hanya membalas senyum kecil, dan melanjutkan langkah nya.  Satu demi satu anak tanggapun mulai ia singgahi.
Tak lama seorang gadis bernama Airy berada di hadapannya, Airy memang gadis dengan tubuh sedikit gempal, matanya bulat menyala,  dan ngaku cewek terimut se-dunia. Dia melambaikan tangan dan mengucapkan " Hai anak mabuk cinta!!" sontak Brinna kaget mengapa Airy tau mengenai perasaannya. 

" Lo, kok lo tau sih?"
" Emang lo ga tau apa, kabar lo suka sama Aldo itu udah kesebar ha?   Masa ga tau?"

Tanpa menjawab Brinna melanjutkan langkahnya menuju kelas. Belum sempat Brinna duduk di bangkunya, namun Kidung telah menarik tangannya ke dekat tangga.

" Ehh apanya ni... "
" Udah diemm! "
Perasaan Brinna campur aduk, saat Kidung menarik tangannya. 

" Gini ya gue kasih tau masalah 2pilihan kemaren. Gue dapet info, katanya Gladis di tembak sama Handry anak kelas sebelah, sementara itu Aldo masih deket ma Gladis." bisik Kidung.

"Hah.. Maksud lo apa... Jadi Mereka...... "

Belum selesai Brinna bicara,  Aldo datang melewati mereka berdua.  Mereka segera berpindah posisi dan berpura -pura tak terjadi apa -apa.

Jam pelajaran dimulai, namun hati Brinna belum lega. Ada sesuatu yang mengganjal. 

                             ¥

suara adzan dzuhur itu kembali terdengar. Bel istirahat pun kembali berdentang. Brinna menuju mushala sekolah dan menunaikan kewajibannya.  Setelah itu ia kembali ke kelas.
Di perjalanan ke kelas Brinna memang melihat Gladis dan Handry duduk bersama. Namun tiada guna bagi Brinna melihat mereka, ia tetap melangkah.

Brinna memakai sepatunya dan berjalan menuju bangku depan kelas. Disana terdapat Aldo, Brinna teheran tumben - tumbenan Aldo mau nangkring di depan kelas.  Brinna memperhatikan sorot mata Aldo, dan tak salah lagi Aldo menatap Gladis dan Handry yang bergurau bersama.

" Bukk... " suara itu membuat anak - anak di sekitar Aldo mengalihkan pandangan, termasuk Fino, salah satu teman kelas Aldo.

" Lo Ngapain broo..? Pakek mukulin tembok segala? " tanya Fino

" Liat tu..Tau sendiri kan?  Ya dari pada gue mukulin Handry dan masuk BK, ya mending mukulin tembok." jelas Aldo yang sedang kesal.
" Sabar broo... Gue pergi dulu ya."

Fino pergi meninggalkan Aldo. Brinna yang ada di TKP pun tak tega lalu masuk kelas sambil menahan air matanya. Tak lama Aldo juga masuk kelas dan duduk di depan Brinna.

" Al,  tangan mu kenapa?" tanya Brinna.
" gapapa kok." santai.
"  Kamu mukulin tembok? Ga sakit gitu? "
" Cuma mukul aja kali. "
" Kok gitu sih itu berdarah, bersihin gih! "
" Eff.....  jangan di pegang dong,  gak usah di bersihin juga nanti bakal sembuh. "
" Ya deh terserah lo aja. "

Tak tega melihat darah mengalir di tangan Aldo, Brinna berpindah tempat duduk.

Kidung dan Airy datang tergopoh - gopoh, mendatangi Brinna.
" Brinnn... Lo dah tau kalo Aldo mukul tembok?"
" udah" ucap Brinna yang tanpa di sadari ia meneteskan air mata.
" Lo ngapa jadi yang nangis?" Airy heran.
" Gue ga tega, Aldo nyakitin dirinya sendiri buat Gladis, sementara gladis gak tau. "

" mending kagak usah kamu pikirin deh,  Oiya kita ke kantin dulu ya, babay...... "

                               ¥

" Gladis..!" seru Aldo
"Iyaa, Ngapain kamu kesini? "
" Anu.......

BERSAMBUNG

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MILIKU # Perfect Boy Vs Over Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang