Aku Menyerah

33 0 0
                                    

Toilet tampak teramat sangat mencekam saat itu bagiku, banyak sekali tanda tanya di pikiranku dan aku ingin tahu kenapa, benar-benar ingin tahu kenapa.
1. Mengapa Pak Tio seperti dicuci otak?
2. Mengapa Rezi menyebut AURUM yang berarti emas?
3. Dan yang terpenting, sejak kapan Rezi berbicara Yunani?

DORRRRRRR

Aku tahu suara itu dan aku membencinya.

Pikiranku buyar, benar-benar buyar, Ayah sering mengajakku saat latihan berburu dan aku sangat tanda kalau itu tembakan shotgun dua barel. Aku mencoba melangkah keluar, kakiku seakan didukung oleh pikiranku saat itu. Aku tahu ini beresiko dan gegabah, akan tetapi aku tidak ingin terbunuh oleh rasa ingin tahuku yang sangat menyebalkan ini. Aku mungkin tak tahu mengapa dulu Ibuku meninggal, tetapi aku tahu persis bagaimana istri Herles mati, karena kecerobohanku saat dipuncaknya saat itu.

Aku berusaha fokus dan melangkah sangat perlahan aku mengintip melalui pintu dan kesunyian menyambutku, aku selalu senang sunyi tetapi ini saat yang tidak tepat, saat yang menyeramkan. Aku melangkah keluar dan seakan keramaian restoran ini semenit yang lalu hanya imajinasiku belaka.

Tidak banyak hal yang janggal, makanan semua tertinggal di meja, bahkan aku bisa mencium ayam penyet yang begitu lezat ditinggalkan sia-sia hanya dalam semenit. Aku mulai berpikir aku berhalusinasi, namun bagaimana bisa? Aku hanya semenit di kamar mandi, narkotika bahkan butuh waktu untuk bereaksi, aku mulai berpikir yang lainnya yaitu hipnotis, aku rasa ada hubungannya dengan Pak Tio, "Ah sial" ucapku dalam hati. Aku berusaha mengumpulkan nyali dan berjalan menuju dapur, aku menyusuri meja demi meja dengan sangat perlahan, satu-satunya hal yang janggal adalah perginya orang-orang. Firasatku berkata harus melangkah ke ruang Pak Tio lagi, aku masih tidak percaya dia tidak mengenaliku.

Aku berjalan ke ruangannya dengan sedikit cemas, kuhiraukan tandanya lalu perlahan kubuka pintu ruangan itu. Dan aku disambut dengan mayat Pak Tio yang telah mati ditembak di jantung beserta shotgun dua barel di atas mejanya, sesuai perkiraanku. Aku berusaha mengecek kalau dia memiliki sesuatu yang mencurigakan, kumulai dari kantong baju, kantong celana hingga dompetnya, semua biasa saja, normal. Akupun berusaha membuka genggaman tangannya dan mimpi buruk terjadi, tertulis jelas di telapak tangannya. Akupun membacanya lantang.

" PROPERTI ISNARUSA "
KENTA PANGGOLDEN = LUNAS
ILABMEKARTNAM

Lagi-lagi organisasi aneh ini, seakan aku dihantui dengan nama itu. Ditambah lagi dengan kata properti yang membuatku merinding, seakan subjek diubah menjadi objek begitu ringannya. Aku semakin lama semakin bingung, apakah ini memang benar-benar mimpi? halusinasi? imajinasi? Aku berusaha tegar dan melangkah keluar. Keadaan semakin mengerikan dan mengagetkan, restoran dipenuhi pelanggan kelaparan, lagi-lagi aku merasa bodoh dan gila disaat bersamaan.

"Bukannya tadi kosong?" gumamku dalam hati terus-terusan. Banyak variasi teori yang kutemukan namun aku semakin termenung dalam, salah satu yang paling kuat adalah aku memiliki masalah depresi. Aku berusaha merahasiakan temuan mayat ini, aku tidak ingin diinterograsi oleh polisi, aku pernah masuk kasus kekerasan pada hewan.

"Ada baiknya aku mencuci muka " gumamku pelan. Sembari berjalan ke kamar mandi aku melihat keadaan orang-orang riang dan menikmati makanan dengan gembira. Orang-orang ini persis seperti saat tadi, sebelum orang-orang ini menghilang.

Gemerlap tawa riang mereka, seakan lolongan mencekam untukku. Tibalah aku di kamar mandi dan aku mencuci muka tiga kali untuk memastikan aku tidak sedang bermimpi dan berhalusinasi. Aku kembali berjalan keluar dan aku menyadari bahwa tadi itu memang benar khayalan, buktinya sekarang keadaan tetap, tidak berubah.

ISNARUSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang