-AGATH-
PAGI-pagi sekali, kantor Harvest Entertainment sudah ramai kasak-kusuk para karyawatinya. Mereka bergosip membicarakan karyawan baru yang akan menggantikan Willy di tim produksi. Mayoritas karyawan di Harvest memang laki-laki. Tapi jangan salah. Meskipun kaum wanita disana minoritas, radar gosip mereka sangat kuat. Apalagi bila ada gosip mengenai karyawan baru.Sebagian besar, atau lebih tepatnya seluruh, karyawati di Harvest menyayangkan keputusan Willy untuk resign. Sebab, menurut mereka populasi pria tampan nan mapan di Harvest menjadi berkurang. Dan mereka tidak bisa lagi melihat wajah bak dewa Yunani milik Willy berseliweran tiap hari di kantor. Memang sih, Willy sudah memiliki istri. Namun, ketenarannya tidak kalah dengan Levi, Jefri, Rendy, Andre, dan karyawan Harvest yang tampan lainnya.
Pagi itu para karyawati digegerkan dengan kedatangan karyawan baru. Kabarnya, karyawan baru itu tampan dan juga ramah. Mengapa mereka bisa tahu? Karena sebelumnya karyawan baru ini pernah menjadi karyawan magang beberapa bulan di Harvest Ent. Dan yang pasti beberapa dari mereka sudah pernah bertemu dengannya.
Arina dibantu oleh Vanya, Andre, dan seorang OB sedang membersihkan berbagai pernak-pernik yang memenuhi ruang tim produksi, terutama meja yang dulunya ditempati Willy. Semalam tim produksi baru saja merayakan pesta perpisahan untuk Willy dan menyisakan sampah seperti kertas krep, kertas confetti, dan lainnya."Jadi bener Mbak, karyawan barunya pernah magang disini?" tanya Arina seraya menggulung sisa kertas krep.
Vanya mengangguk. "Dulu pernah bantu-bantu disini pas Bu Mira, orang sebelum kamu, cuti hamil."
"Pantesan anak marketing pada ngomongin. Taunya mereka udah kenal."
Tim marketing memang tidak terlalu banyak karyawan wanitanya, tapi disana ada Santi, si biang gosip nomer satu di Harvest. Info seperti ini sangat mudah ia dapatkan. Dan keesokan harinya sudah langsung menyebar menjadi perbincangan hangat di antara karyawan Harvest.
"Mereka pasti seneng banget tuh, pengganti Mas Willy nggak kalah ganteng. Padahal, mereka nangis-nangis begitu Mas Willy resign." Ujar Vanya terkikik.
Tiba-tiba Andre berceletuk, "Seganteng apapun karyawan baru nanti, nggak ada yang bisa ngalahin ketampanan Andre."
"Mas Andre tetep kalah pamor kali. Wong Mas Andre udah duda, sementara anak baru itu masih perjaka." Balas Vanya.
"Walaupun gue duda, gue masih kuat." Andre memperlihatkan otot di tangannya. "Mau nyobain, Nya?" ujar Andre seraya memajukan tubuhnya mendekati Vanya.
Vanya pun mendorong tubuh tinggi menjulang milik Andre. "Ih...sana jauh-jauh. Pahit pahit..."
Arina yang melihat interaksi mereka pun tak bisa menahan tawanya. Sementara Levi, yang tahu-tahu sudah berada di mejanya, hanya geleng-geleng kepala.
"Jangan gitu. Nggak boleh nolak jodoh lho, Mbak." ledek Arina masih dengan tawanya.
"Sembarangan aja kamu, Na. Kamu mau aku doain jodoh sama Mas Levi?" celetukan Vanya membuat Arina yang masih tertawa tersedak ludahnya sendiri. Sementara, Levi yang sedang minum menjadi batuk-batuk mendengarnya. Sedetik kemudian, Levi menoleh menatap datar Vanya dan Arina. Sedangkan, Arina berdecak kesal pada Vanya yang memeletkan lidah ke arahnya.
"Kenapa jadi aku, sih?" gumamnya.
Pintu ruang tim produksi terbuka, menampakkan sosok Pak Zafran. Beliau memasuki ruangan dengan seseorang yang mengekor di belakangnya.
"Pak Zafran mau ngenalin karyawan baru tuh." Bisik Vanya.
"Teman-teman semua, saya ingin mengumumkan sesuatu." Kata-kata Pak Zafran membuat keempat orang disana berdiri mendekati Pak Zafran. "Mulai hari ini, kita kedatangan keluarga baru yang akan menggantikan Willy."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Girl and Three Hearts [COMPLETED]
Ficción GeneralArina tidak menyangka hidupnya akan berubah 180 derajat. Keresahan pada sulitnya mendapatkan pekerjaan di kota metropolitan hampir membuatnya putus asa. Hingga akhirnya dia diterima di salah satu perusahaan event organizer ternama yang tanpa sadar m...