Chapter 5

3 1 0
                                    

"Jangan senyum kalau hatimu sedang sakit.Percayalah melihat senyum seperti itu sungguh perih."

~Melvin Anggara Wicaksana

***

Mauryn berjalan dengan tergesa-gesa menuju rumah sakit.Dia tak menyadari ada seorang gadis yang melihatnya dengan pandangan tak terbaca.

"Loh Ryn?dari mana?gue cariin juga." Saat ini Mauryn sudah berada di depan kamar Vino.

Mauryn mematung ditempatnya menatap Melvin yang berjarak empat meter di depannya.Melvin menaikkan alisnya menatap Mauryn hanya diam di tempatnya.

"Mauryn?"

Karena tak ada jawaban Melvin mendekat ke arah Mauryn.Sekarang jarak mereka hanya terpaut satu meter.

"Mauryn,lo kenapa?"

Lagi-lagi tak ada jawaban yang keluar dari bibir Mauryn.Melvin menghembuskan napas kasar.Tak selang berapa lama wajahnya menunjukkan seringai berbeda.Dia sudah berpikir yang enggak-enggak.

"Lo Mauryn kan?Ryn?lo gak kesurupan kan?" Melvin sudah menggoncang-goncangkan pundak Mauryn.

"Iihh apasih Mel?gue gak kesurupan." Mauryn menyingkirkan tangan Melvin yang ada pada pundaknya.

"Lha abis muka lo minta banget gue ruqiahin."Melvin menggaruk tengkuknya yang padahal gak gatel.

" Alay." Mauryn lalu berjalan melewati Melvin,ingin duduk di kursi depan kamar rawat Vino.

"Ni anak kenapa sih?" Gumam Melvin.Dia lalu menyusul Mauryn yang duduk sambil menyangga kepalanya menggunakan kedua tangannya yang dia tumpu pada pahanya.Pandangannya tertuju pada tembok kamar rawat Vino.

"Ryn.Lo kenapa?kok ngelamun?" Melvin tanya sambil mencoba melihat raut muka Mauryn yang tertutup rambutnya yang terurai,Mauryn sedang menunduk.

"Mauryn." Melvin berjongkok depan Mauryn.Dia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Mauryn,lalu mengangkat pelan dagunya,supaya menghadap kearah Melvin.

"Lo kenapa?kok ngelamun gitu?Vino kan udah sadar.Mikirin apasih?" Melvin mengelus pelan pipi Mauryn.

Mauryn memegang tangan Melvin yang berada di pipinya,dan menurunkannya.

"Gue gak papa." Mauryn memaksakan senyum di bibirnya.

"Gak usah senyum,kalo hati lo sakit." Melvin menggenggam tangan Mauryn,lalu mengelusnya.

"Kenapa sih?cerita sama gue." Tangan kanan Melvin yang bebas ia gunakan mengelus rambut Mauryn.

Tanpa aba-aba Mauryn lalu memeluk Melvin dan melingkarkan tangannya pada leher Melvin.

"Hey.Kenapa?bentar." Melvin melepas pelukan Mauryn,dia duduk di sebelah Mauryn.Lalu memeluknya.

Mauryn menyandarkan kepalanya pada dada bidang Melvin,tangannya ia lingkarkan pada perut Melvin.

Melvin mengelus punggung Mauryn.Mereka hanya diam.Seolah diam bisa menyalurkan apa yang hendak mereka katakan.

"Kenapa sih?gak capek apa nangis terus?" Melvin mencoba melepas pelukan Mauryn, karena ingin melihat wajah gadis itu.Tapi Mauryn justru mempererat pelukannya.

"Udah deh.Diem dulu bentar gak bisa apa?" Mauryn justru mencari bagian yang nyaman untuk dibuat senderan.

"Lah?malah keenakan.Udah kan nagisnya?"

"Belom.Udah diem dulu.Kelamaan nagis gue jadi ngantuk." Mauryn sekarang malah memejamkan matanya,dan mencari posisi nyamannya.

"Elah malah tidur.Dasar.Pelor banget sih jadi orang." Ucap Melvin,dia mengintip Mauryn yang terlelap dipelukannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang