Kediaman dr. Grigory Rommanoff
London, Inggris***
Pertama-tama kami menuju rumah dr. Grigory Rommanoff. Kediamannya terletak lumayan jauh dan di utara London.
"Selamat siang, Tuan-tuan," ia membukakan pintu dan menyapa kami. "Sepertinya ada kaitannya dengan dr. Thomas. Masuklah." Aku rasa ia sudah tahu permasalahannya.
"Duduklah. Aku akan ambilkan sesuatu untuk kalian." Kami duduk dan menunggu datangnya sesuatu itu. Aku yakin hanya segelas air putih saja, sama seperti biasa. Paling mewah hanya segelas teh pahit. Tetapi aku lebih suka air putih daripada teh pahit.
Dan tak lama kemudian ia datang. Benar dugaanku tadi. Segelas air putih. "Silahkan diminum, Tuan-tuan." Kami pun meminumnnya. Setelah itu kami mulai berbicara.
"Kami ingin meminta bantuanmu lagi sebagai salah satu rekan dr. Thomas," kata Michael. "Kami membawa beberapa barang bukti dari TKP. Beberapa di antaranya berhubungan dengan biologi atau semacamnya. Hanya kau yang mengerti hal-hal seperti itu."
Lalu William mengeluarkan barang itu dari tas jinjingnya, dibungkus plastik transparan, yakni berupa sampel darah lalu sepotong gigi dengan darah di ujungnya, peluru Zulu, dan perkamen. dr. Grigory nampak sedikit bingung ketika melihat sepotong kue dengan bekas gigitan.
"Ada apa dengan kue ini?" Tanya dr. Grigory.
"Aku menduga kue ini digigit oleh si pembunuh atau mungkin anak buahnya," kataku.
"Baiklah. Ayo kita ke laboratorium." Kami pun berjalan mengikuti dr. Grigory. Setelah sampai di depan lab, kami berpakaian sesuai dengan yang dianjurkan oleh dr. Grigory. Lalu kami masuk dan dr. Grigory mulai menguji benda-benda tadi. Yang pertama adalah sampel darah yang ditemukan di ruang tengah. Darah itu diambil lalu dimasukan ke alat yang tidak aku ketahui namanya kemudian munculah gambar DNA di monitor komputer dr. Grigory beserta data-data pemilik dari darah itu.
"Ini milik dr. Thomas," jelasnya. Kemudian sampel berikutnya, yakni gigi yang ditemukan di ruang tidur dr. Thomas. Komputer kembali menunjukan gambar DNA. Terlihat sama saja, namun nampak tidak ada data yang berhasil muncul untuk menunjukan pemilik gigi ini.
"Ini bukan DNA Thomas. Sangat berbeda," kata dr. Grigory.Kami sedikit bingung. "Aku tidak memiliki data orang ini."
Aku kembali berpikir ulang. Jika gigi ini milik pelaku, artinya dr. Thomas sedang berusaha melawan saat ia hendak diseret dari kamarnya. Tapi ia tetap berhasil diseret karena jumlah pelaku yang banyak. "Ia sempat melawan," jelasku pada yang lain. "Tapi gagal."
Sampel yang ketiga adalah potongan kue. Agak sulit mendapatkan DNA dari sepotong kue. Namun dengan segala kelihaian dr. Grigory, ia berhasil mendapatkan sampel air liur dari potongan kue itu. Ia kembali mengujinya. Kali ini aku sudah bisa mengingatnya. Gambar yang ditampilkan pun sama saja, bagiku. Tetapi bagi alat itu nampak bahwa sampel ini berbeda pula dari sampel gigi sebelumnya.
"Hmm... pelakunya lebih dari satu," kata dr. Grigory. "Sampel ini dan sampel gigi tadi berbeda. Ketiga sampel ini berbeda semua."
Lalu Michael mengeluarkan sampel darah yang ada di kamar mandi. "Ini sampel terakhir untuk diuji DNA." Dan dr. Grigory mulai bekerja lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nutcracker : The Secret of Blue Star
Adventure3 orang detektif muda bernama Nathaniel, Michael, dan William, yang menamai diri mereka sebagai the Nutcracker (Pemecah Kacang), kedapatan sebuah misi besar setelah mereka menjadi pengangguran, karena misi mereka sebelumnya telah usai. Seorang dokte...