09. Madu dari Anggrek

25 2 0
                                    


Ada gadis hilang lagi.

Kali ini yang hilang bukan teman seangkatan Ratu. Seorang gadis berusia tujuh belas tahun yang baru saja merayakan pesta ulang tahun di sebuah rumah sederhana, diberitakan hilang sehari kemudian. Ia pergi ke sekolah hari itu, tapi tidak pernah pulang.

Namanya Hani Puspita. Tingginya sekitar seratus lima puluh lima, kelebihan sekilo atau dua dari berat ideal, dengan wajah lebih putih dari leher dan tangannya.

Aku bertanya-tanya apa ia menggunakan kosmetik abal-abal yang iklannya bertebaran di berbagai media sosial.

Ratu hampir lupa siapa dia sampai ia mengingat salah satu kejadian yang membuatnya amat jengkel.

Hari itu Ratu pergi ke kantin untuk membeli jus jeruk. Udara sangat panas, tanpa angin yang berembus. Kipas di dalam kelas tidak membantu siswa sebanyak itu untuk merasa adem. Mereka memilih duduk di kursi depan kelas atau jajan di kantin selama jam pelajaran kosong karena ruang kelas terasa pengap. Matahari sungguh bersemangat melaksanakan tugasnya.

Ratu langsung merasa segar ketika tangannya memegang gelas kemasan plastik yang berembun, menyebabkan telapak tangan kanannya ikut basah akibat bongkahan es batu di dalamnya. Ia bermaksud hendak menyeruput cairan berwarna kuning oranye itu saat seorang adik kelas yang lebih pendek darinya menyenggol tangannya tanpa sengaja.

"Aw!" Ratu langsung memelototinya seakan-akan gadis itu telah menginjak kakinya dengan sepatu besi dan membuat kakinya penyet di dalam sepatu hitamnya.

"Eh?" gadis berambut acak-acakan itu menoleh dengan raut setengah menyesal setengah cuek, mengatakan "sorry" dengan asal, dan berlalu pergi memesan es kelapa muda tanpa banyak es batu karena sedang radang tenggorokan.

Ratu yang hampir saja kehilangan segelas jus jeruk dan selembar uang sepuluh ribuan mengumpat dalam hati, sambil menggerakkan mulutnya gemas. Untung ia sempat melihat nama gadis itu di seragamnya yang kelihatan tidak seputih milik Ratu. Ratu selalu berganti seragam tiap kenaikan kelas. Lagi pula Bi Leha menggunakan deterjen ampuh yang bisa menjaga warna pakaian agar tetap kinclong. Paling anak itu cuma bisa beli sebum colek murah di warung, batin Ratu seraya berjalan kembali ke kelas. Berulang kali ia bercerita pada Alvi tentang adik kelas tak tahu diri dan sok cantik yang menyenggolnya tapi tidak meminta maaf secara tulus.

Tak lama setelah kejadian itu, Ratu baru tahu bahwa ia adalah salah satu selebgram yang cukup terkenal di kota. Hampir Ratu tertawa ngakak saat mengetahui hal paling tak masuk akal yang pernah didengar seumur hidupnya itu. Cewek kampungan jadi selebgram? Paling pengikutnya juga anak-anak remaja tanggung yang tidak kalah alay.

Cewek kampungan yang kata pengikutnya manis dan imut itu, aslinya memiliki rambut super keriting kecil-kecil yang terlihat berantakan secara alami meski mau dipotong gaya apapun dan diikat bagaimana pun juga. Saat SMP, ia memutuskan untuk meluruskannya di salon kecil dekat rumahnya, yang pemiliknya berkali-kali merayunya untuk memakai jasanya saja. Ibunya yang tak tega melihat anaknya merengek terus-terusan akhirnya memberikannya uang meski sebenarnya tak setuju. Ibunya pikir rambut anaknya itu baik-baik saja. Ayahnya bahkan mengatakan bahwa beberapa puluh tahun lalu wanita-wanita yang dilahirkan dengan rambut lurus justru mengeriting rambutnya. Contohnya adalah neneknya yang kini sudah wafat.

Dan Hani tidak setuju. Zaman sekarang rambut lurus adalah idaman semua perempuan. Rambut lurus bisa dipotong model apa saja. Rambut lurus tampak cantik dan rapi bila diurai atau diikat. Rambut lurus membuat cewek terlihat cantik dan tak ketinggalan zaman. Rambut lurus juga lebih menarik perhatian laki-laki – itu yang Hani percayai dari hasil pengamatan selama ini.

Mirror Mirror On the WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang