Kasus #1 : Kematian Seorang Gadis Remaja

45 12 3
                                    

Baru saja kami merencanakan untuk istirahat sejenak dan pergi liburan, eh tiba - tiba ada kasus lagi, tapi yang ini berbeda dengan kasus yang lain, kali ini cukup susah untuk dipecahkan. Tidak ada satupun petunjuk dari pelaku pembunuhan yang didapatkan dari kejadian ini. benar-benar misterius. 

Saat kami bertiga sampai dilokasi kejadian tepatnya di gudang belakang sekolah, polisi langsung menjelaskan peristiwa kejadian ini, jadi ternyata mayat yang ditemukan oleh polisi adalah seorang gadis yang merupakan anak dari kepala sekolah kami, namanya Lizzy, dia adalah anak dari Bapak Deniar, kepala sekolah yang kukenal sangat ramah kepada seluruh muridnya. Tapi aku sangat heran dengan Pak Deniar, saat sampai ke lokasi kejadian beliau tidak terlihat sedih melihat anaknya yang telah tergeletak penuh darah dikepalanya, polisi berkata bahwa terdapat bekas tusukan yang cukup dalam dikepala gadis itu, tapi dia hanya terdiam saja dan tidak mengatakan apa apa. Lalu setelah itu dia berkata kepada polisi untuk mengurus sendiri kejadian ini, dan kemudian dia langsung meninggalkan kami. Saat Pak Deniar meninggalkan tempat kejadian, aku, ketiga sahabatku, dan pak polisi saling bertatap -tatapan, kami mencurigai Pak Deniar, wajar saja jika mencurigai orang tersebut, karena selama kami hidup kami tidak pernah melihat, mendengar ataupun menemukan orangtua yang bersikap biasa saja saat melihat anaknya mati terbunuh, itu adalah sikap yang sangat aneh. polisi akhirnya menyusun rencana penyelidikan dengan teamnya, kami pun tak tertinggal untuk menyusun rencana bersama, teamku dan polisi membagi tugas penyelidikan, dimana aku beserta ketiga sahabatku menyelidiki kegiatan dan keseharian Pak Deniar, dan pak polisi fokus mencari petunjuk dan barang bukti.

🔍🔍🔍

Hal itu membuatku dan ketiga sahabatku ini jadi penasaran tentang latar belakang kehidupan Pak Deniar. Akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti pak Deniar, saat sampai didepan rumah Pak Deniar terlihat ada seorang pria yang menunggu didepan gerbang, dan Pak Deniar menghampirinya, kemudian mereka terlihat membicarakan hal yang cukup serius.

🔍🔍🔍

Aku dan ketiga sahabatku ini akhirnya menguntit mereka dari belakang. Mereka berjalan menuju gudang tua yang berada dibelakang rumah Pak Deniar, sayangnya kami bertiga tidak bisa mengetahui apa yang mereka bicarakan karena mereka masuk kedalam gudang dan pintunya ditutup. Saat kami mencoba menerobos pintu belakang, tiba - tiba anjing penjaga rumah itu menggonggong terus, akhirnya kami bertiga memutuskan untuk melanjutkan penyelidikan ini besok.

🔍🔍🔍

Keesokan harinya, pagi pagi buta, kami pergi ke gudang dibelakang rumah Pak Deniar, sebelum memanjat pagar aku menyuruh Tommy untuk memeriksa anjing yang menjaga rumah itu, ternyata anjing itu masih tertidur pulas dan kami pun langsung memanjat pagar belakang rumah. Saat kami mulai memanjat pagar celana Surya tersangkut dipagar, dan sobek, itu membuat aku, Elang, dan Tommy menahan tawa kami, sampai - sampai kami hampir ketahuan oleh tetangga rumah Pak Deniar yang baru keluar dari rumahnya untuk menyapu halaman depan. Kami langsung berlari kearah gudang. Akhirnya setelah sampai depan pintu gudang Elang langsung membuka pintu gudang tersebut. Betapa kagetnya kami bertiga saat melihat kondisi ruangan itu, terdapat banyak bercak darah ditembok gudang itu, dan yang paling mengagetkan adalah, saat aku menemukan buku diary Lizzy yang tergeletak di lantai, Surya juga menemukan pisau yang ada bekas darahnya. Tak terbayangkan ngerinya ruangan ini jika malam tiba. Setelah itu kami membawa barang yang kami temukan digudang itu.

🔍🔍🔍

Sebelum menyerahkan barang barang itu kami sempat membaca diary milik Lizzy, dan ternyata..., apa yang kami dapat??? Sekarang kami semua tahu bahwa Pak Deniar bukanlah orang yang baik. Dalam diary Lizzy dia bercerita tentang kesengsaraan yang dia alami selama tinggal dengan ayahnya itu. Rupanya Lizzy adalah anak tiri dari Pak Deniar. Setiap hari dia selalu dianiaya oleh ayah tirinya itu. Dan gudang itu adalah tempat dia disiksa, oleh ayah tirinya itu. Sampai pada puncaknya saat Lizzy sedang menulis diary terakhirnya kemarin ayahnya memarahi dia dan membunuhnya, karena tentunya pasti dia takut akan dilaporkan kepada polisi. Agar tidak ketahuan polisi dia menyuruh orang untuk memindahkan mayat Lizzy ke Gudang Belakang sekolah, agar terkesan ada orang yang membunuhnya, Analisa Tommy.

🔍🔍🔍

Setelah kami menyerahkan barang bukti tersebut dan juga Tommy menceritakan Ilustrasinya, polisi langsung mencari Pak Deniar dan menangkap orang itu. Saat ditanya kenapa dia melakukan hal tersebut dia menjawab, aku tidak mau nantinya hartaku diwariskan kepada anak itu dan aku juga sangat membencinya dia bukan anak kandungku. Tak segan segan aku menendang wajahnya, nyaris saja kami berkelahi, tapi untungnya ketiga sahabatku ini melerai kami. Polisi langsung membawa orang itu ke kantor polisi, kemudian Pak Deniar disidang, dan ditetapkan hukuman mati. Hmm... aku rasa itu adalah hukuman yang paling tepat untuk manusia hina seperti dia.

🔍🔍🔍

Keesokan harinya Pak deniar disidang dan mendapatkan hukuman dieksekusi mati atas kasus pembunuhan berencana terhadap Anaknya. saat sidang berlangsung Ibu tiri Lizzy dan Ibu dari Pak Deniar datang membawa pengacara untuk mencoba membebaskan Pak Deniar, tetapi hakim berlaku adil atas kasus ini, putusan hakim sudah bulat, Pak Deniar tetap dihukum eksekusi mati.

🔍🔍🔍

Saat hari terakhir sebelum dia di eksekusi hukuman mati, Polisi memberikan dua lembar kertas diary milik Lizzy kepadanya. Saat membaca itu tidak hanya Pak Deniar yang menangis, aku dan teman teman juga ikut terharu. Rupanya surat pertama itu ia tulis dua tahun yang lalu. Dan isinya berbeda jauh dengan yang baru dia tulis tahun ini. Surat yang Lizzy tulis di tahun ini mengungkapkan kekecewaanya terhadap ayah tirinya itu, dia berkata bahwa mengapa hal ini terjadi pada dirinya padahal sebenarnya dia sangat menyayangi ayah tirinya itu, sungguh menyedihkan.

🔍🔍🔍

Aku jadi ikut merasakan perasaan Lizzy yang tentunya sangat menderita, bisa dilihat dari kedua surat yang dia tulis untuk ayahnya. Surat kedua sudah pasti menunjukkan rasa sakit hati yang sangat dalam selama penderitaannya. Mungkin Lizzy sudah tak kuasa menahan semuanya dan hilang kesabaran karena ayahnya itu. Lizzy... Tenang disana ya..., setelah ini Ayahmu juga menyusul, dan aku yakin pasti dia juga akan segera merasakan penderitaan yang kamu rasakan selama ini.

-Fix..., Kasus kali ini Clear-

*Bersambung . . .*




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Young & Genius : DetectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang