Tiga

1 0 0
                                    

Nirina menghembuskan napas lega. Gadis itu segera berdiri, sedikit menjauh dari Gyrald yang masih ditempatnya.

Setelah Nirina melihat beberapa pasang mata yang menyala tadi, tiba-tiba suara aneh lain muncul. Suara yang berbeda dan menimbulkan sensasi yang berbeda pula. Suasana seketika menghangat dan beberapa pasang mata itu bergerak menjauh.

"Apa itu tadi?" Nirina bertanya pelan. Ia memeluk tubuhnya, menghalau rasa dingin yang tiba-tiba dirasakannya lagi. Gadis itu merinding, kembali ketakutan. Apakah makhluk tadi kembali lagi? Nirina bergidik dibuatnya.

Gyrald kembali melangkah. Menghiraukan Nirina yang memanggil-manggil namanya. Keduanya berjalan pelan. Menyusuri hutan gelap yang kian mencekam. Tanpa sadar, Nirina mendekatkan dirinya pada Gyrald sambil mencengkeram baju belakang lelaki itu. Dan Gyrald membiarkan saja, seolah apa yang dilakukan Nirina bukan masalah besar.

***

Sinar mentari mulai muncul. Keadaan seperti ini membuat Nirina semakin merasa aneh. Pasalnya, cahaya di sini bukanlah berwarna kuning, seperti biasanya saat mentari muncul menurut apa yang diingat Nirina. Tapi berwarna orange disertai jingga dengan awan yang berwarna nila.

Nirina mengerutkan kening, dirinya semakin penasaran seperti apa Niveda itu sebenarnya? Kenapa semakin lama dirinya berusaha bertingkah biasa, keanehan mulai muncul didepannya? Apakah dirinya memang berasal dari tempat ini? Jika benar, kenapa Nirina merasa asing?

Nirina terlonjak kaget saat tangan Gyrald menyenggol lengannya pelan. Dengan isyarat mata, Gyrald memerintah Nirina untuk menatap ke depan.

Nirina mengalihkan tatapannya dan seketika tercengang. Inikah Desa Lyvina itu? Di depan sana, terlihat sebuah desa yang tampak mati. Suasana begitu sepi, tak terlihat sekalipun aktivitas seseorang, walaupun Nirina merasa tempatnya berdiri sekarang sudah cukup dekat dengan desa itu. Belum lagi warna bangunannya yang hitam kelam. Membuat Nirina ragu akankah ia mengikuti Gyrald masuk ke sana?

***

Gyrald menuntun Nirina untuk memasuki gerbang. Nirina kembali ragu. Gadis itu menatap Gyrald takut. Benarkah lelaki ini tinggal di sini? Apakah akan terjadi sesuatu dengannya setelah ini?

Dengan malas, Gyrald menarik paksa lengan Nirina memasuki gerbang. Lagi, Nirina dibuat tercengang dengan apa yang ia lihat kali ini. Keadaan sekitar berubah drastis dari apa yang ia lihat dari luar.

Bangunan di sini berbeda dari apa yang telah ia lihat. Warna-warna cerah menghiasi dinding bangunan dengan tanaman aneh yang merambat. Suasana juga menjadi ramai. Banyak orang dengan berbagai penampilan tampak sibuk dengan kegiatan di desa seperti biasanya.

Pakaian yang dipakai juga aneh. Gaun dengan renda-renda simple untuk perempuan dan baju terusan tebal berbahan halus yang menggembung untuk laki-laki. Nirina baru sadar, pakaian yang dikenakan Gyrald sama dengan mereka. Hal ini membuat Nirina semakin yakin, ia tak mungkin berasal dari tempat ini. Kalau begitu, dari mana dirinya berasal?

Tbc

Ehem.. So, gimana? Chapter ini semakin aneh kah? Apa kalian semakin penasaran apa yang terjadi pada Nirina? Kalau gitu, tunggu next chapter... Jangan lupa vote dan comment ya... See you

Siskanaek

World to be with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang