Čhapter 3: Run Away

421 41 3
                                    

Aku mulai membuka mataku, "Arghh.. Dimana aku sekarang?!" Secara sayup-sayup aku mendengar lagu yang sepertinya dinyanyikan oleh segerombol anak-anak, 'Come and join us, he will gave you happiness and more.. So don't be afraid.. La la la la la..'

Setelah kupahami makna dari lagu itu, bulu kudukku mulai berdiri, keringat dingin membasahi dahiku. Tiba-tiba ada seorang anak yang menghampiriku sambil menarik-narik tanganku, "Ayo bermain dan bernyanyilah bersama kami, dia sudah menunggumu sejak lama."

"Hah, apa maksudmu? Dia siapa??" Anak itu tidak menjawab pertanyaanku, ia hanya terus menarik tanganku. Seketika, aku serasa dihipnotis, aku sama sekali tidak mengingat apapun. Aku hanya pasrah mengikuti anak itu.

Lalu kucoba mengingat kembali, dan syukurlah aku mengingatnya setelah sekian lama! Ya, si Slenderman itu! Rupanya, ia membawaku ke tempat ini.

Slenderman itu hanya berdiri di tengah gerombolan anak-anak, anak-anak itu terlihat mengelilingi Slenderman sambil menyanyikan lagu tadi.

Tetapi tiba-tiba nyanyian mereka terhenti begitu saja setelah menyadari kehadiranku. Mereka semua berbalik menatapku (termasuk anak yang menggenggam tanganku), mereka menatapku dengan tajam. Aku pun berbalik menatap mereka, kutatap mereka satu persatu. "Apa yang terjadi pada mereka?" Gumamku.

Mereka terlihat- memiliki pandangan yang kosong, kau bisa melihatnya dari bola mata mereka, penuh dengan warna putih. Dan entah mengapa setiap Slenderman itu bergerak, anak-anak itu juga mengikuti geraknya si Slenderman.

Ah, aku tahu penyebabnya! Sesuatu seperti tentakel mencekik leher mereka, mungkin itu. Aku pun berkata, "Maaf, sepertinya kehadiranku disini mengganggu kalian.."

Aku langsung berjalan cepat menghindari mereka, kuamati sekeliling demi menemukan raketku yang siapa tahu bisa kujadikan senjata.

Saat baru berjalan beberapa langkah, tentakel Slenderman itu mencekik leherku, "Kkkk.. Kkkk.. Kkkk" aku tidak dapat bernafas dengan baik, dapat kurasakan jantungku berdegup kencang, mataku membelalak.

Aku pikir aku akan mati saat itu, tetapi tidak. Slenderman itu melepaskan cekikannya dan menghantamku ke tanah dengan sangat keras. Tulang rusukku rasanya ingin patah.

Lalu, aku melihat raketku berada di dekat pohon sebelah kiriku, aku berusaha menggapainya. "Aaaaakhhhh!!!" Aku berteriak saat Slenderman itu menginjak nadi di pergelangan tanganku. Ia terus menerus menginjak nadiku dan mengguling-gulingkan tanganku ke tanah. Hingga akhirnya ia berhenti melakukannya dan meninggalkanku.

"Ayolah Sara, jangan menyerah, tinggal beberapa senti lagi untuk mendapatkan raket itu." Aku berusaha menyemangati diriku walau aku merasakan rasa sakit yang tak tertahankan. "Akhirnya!!" Aku berhasil mendapatkan raket itu.

Aku mencoba untuk bangkit berdiri dan berjalan mengendap-endap di belakang Slenderman itu. 1,2,3!!! Saat hitungan ketiga aku mulai menusukkan raket itu ke tubuh Slenderman. Beruntung saja, raket yang kupakai itu telah rusak dan berkarat, sehingga ada bagian yang tajam.

Kukira semua itu akan berakhir begitu saja, tapi Slenderman itu berbalik dan mengejarku.

SlendermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang