Aku berlari menerobos semak-semak. Tak kuhiraukan kulitku lecet-lecet terkena duri semak-semak itu.
Slenderman itu mulai menjulurkan tentakelnya lagi, tapi untung saja tidak mengenaiku. Aku menengok ke belakang sambil berkata penuh kemenangan, "Catch me if you can, Loser!!"
Saat aku kembali menengok ke depan, "Oh no.. Please.." Aku melihat gerombolan anak-anak tadi mendekatiku. "Jika aku terus berlari, aku akan diserang oleh anak-anak itu, jika aku berbalik Slenderman itu akan menyerangku! Bagaimana ini.."
Aku kebingungan untuk sesaat. Lalu kulihat patok tergantung di sebuah pohon. Aku pun mulai memanjat pohon itu dan menggapainya.
GUBRAKK.. Aku terjatuh dari pohon itu. Dengan cepat, Slenderman itu mengikat kakiku dengan tentakelnya, ia juga menyekap mulutku dengan tentakelnya.
Aku memukul-mukul punggung Slenderman, sampai akhirnya aku menusukkan patok itu ke tangannya dan menggesek-gesekkannya hingga tangannya patah. Seketika, keluar banyak sekali darah dari tangannya.
Aku juga menusukkan patok itu ke tentakelnya, aku berhasil lolos dari Slenderman untuk kali kedua. Aku pun berlari sambil mendorong kerumunan anak-anak itu.
"Hosh.. Hosh.. Aduh capek.." Aku tidak memiliki daya untuk berlari lagi, aku akhirnya memutuskan untuk beristirahat di balik pohon cemara besar.
Sesekali aku menengok ke kanan, kiri, dan belakang untuk mengawasi. SREET.. SREETT.. Terdengar suara seperti seretan kaki, aku langsung menyekap mulutku sendiri agar tidak berteriak.
Aku memejamkan mataku. Lalu kuberanikan diri untuk menengok ke belakang. Tidak ada apa-apa. Aku sempat lega.
Tiba-tiba saja,"Apa-apaan ini?!!" Di tanganku terdapat tetesan darah yang kelihatannya masih segar.
Aku sudah mengetahui apa yang akan terjadi bila aku menengok ke atas. Sehingga aku melanjutkan untuk berlari.
Perlahan-lahan, tubuhku mulai menggigil kedinginan. Seringkali aku juga terpeleset jatuh karena lumpur.
"Aku tidak ingin mati di tangan Slenderman! Aku tidak ingin mati saat ini!" Aku terus menerus mengulangi kata-kata itu.
Dari kejauhan, sudah nampak rumahku. Aku mulai tersenyum, aku mulai mendekati rumahku. Saat aku ingin membuka pintu, "Hah?! Terkunci! Ayolahhhh!!! Are you kidding me??!!" Aku terus saja mencoba membuka engsel pintu itu. Aku juga sudah mencoba mendobrak pintu itu, tetap tidak bisa!!
Tidak banyak yang bisa kulakukan, beberapa langkah lagi, Slenderman itu sudah dapat menjangkauku. Harapan terakhirku hanyalah satu, yaitu memecah kaca jendela. Aku mengambil batu dan melemparkannya ke jendela.
Berhasil! Aku segera memasuki rumah melalui jendela. Saat baru menurunkan kaki kiriku, "Kkkkhhhh..." Tentakel Slenderman itu mencekik leherku lagi, kali ini lebih keras.
Tentakel itu memaksaku untuk keluar secara paksa melalui jendela yang ukurannya hanya sekecil ini. Aku mulai berpasrah diri, aku dapat merasakan, pelipisku tertancap banyak sekali pecahan kaca.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!! Mimpi macam apa ini?!!!!" Ternyata itu semua hanyalah mimpi. Aku tertidur saat membaca cerita horror di ponsel. Tapi anehnya, aku dapat melihat tulisan itu di cermin, "You Might Be The Next Target."
Seketika lampu padam, aku tidak dapat melihat sekeliling. Ponselku mati karena baterainya habis sedari aku tidur tadi. "Ini benar-benar terjadi." Batinku. Dapat kurasakan, air mataku mulai mengalir di pipiku.
Saat lampu mulai menyala dengan sendirinya, di depanku terdapat-
Pagi Harinya,
"Berita dari kepolisian, ditemukan seorang perempuan bernama Sara O'connel tewas mengenaskan di depan halaman rumahnya. Saat ditemukan, kondisi korban tidak memiliki bola mata dengan bagian anggota tubuhnya terpisah-pisah. Pihak keluarga masih belum bisa menerima kepergian putrinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Slenderman
HorrorHai, namaku Sara! Aku tidak memiliki kakak ataupun adik, aku hanyalah anak tunggal. Saat itu Papa dan Mamaku sedang menghadiri suatu acara diluar kota, sehingga aku sendirian di rumah. Suatu pengalaman yang mengerikan pun terjadi..