"Pil!" Panggilan itu menggema di koridor sekolah, gadis berkuncir kuda itu meneriakkan nama temannya dengan begitu lantang. Alana, namanya.
"Apasih!" Gadis satunya, yang tadi dipanggil 'Pil' itu cemberut. Sebal dengan tingkah sahabatnya yang satu itu.
"Na, nama gue ada R nya ya, bukan Pal Pil Pal Pil. Lo kira gue Upil!" Gadis itu, April memutar kedua bola matanya yang jengah menatap Alana. Alana begitu terlihat periang dan sangat bahagia setiap harinya. April bahkan sangsi jika Alana pernah menangis di sekolah.
Gadis itu terlalu ceria belakangan ini.
April kemudian bangkit meninggalkan Alana yang tengah terengah-engah setelah berlarian menghampiri dirinya. Alana tidak tinggal diam, dia mensejajarkan langkahnya lagi dengan April.
"Ihhh Pil, tunggu dulu! Lo harus tau kalo SPP kita turun!" Alana mengucapkannya dengan semangat, gadis itu dengan girang memberitahu April mengenai SPP di sekolah mereka yang turun hampir enam puluh persen.
"Akhirnya ya Pil, gue bisa deh nabung buat study visit kita ke Bali. Untung aja deh SPP kita keburu turun."
"Iya, Na. Iya."
Kemudian mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas dengan Alana yang terus mengoceh betapa senangnya dirinya karena uang sekolah telah turun.
×××
Alana lari terbirit-birit di koridor, tidak sengaja menabrak beberapa orang disana sambil menggumamkan kata maaf berkali-kali. Toilet adalah tujuannya saat ini.
Gadis itu terus berlali tanpa peduli tatapan-tatapan aneh oleh siswa-siswi di koridor yang sedang dilaluinya. Gadis itu berlari dengan satu tangan memegangi jaket untuk menutupi roknya dan tangan lainnya menggapit rok abu-abunya.
'Duk'
"Aduh maaf-maaf dek, nggak sengaja!" Alana yang tadinya jatuh terduduk kini bangkit membersihkan roknya yang kotor.
"Lo tembus, Na." Cowok itu memberikan rok abu-abu yang jatuh tanpa disadari oleh Alana. Cowok itu tinggi menjulang bagi Alana yang hanya memiliki tinggi seratus lima puluh sentimeter.
"Na?" Alana hanya bergeming, tidak menanggapi cowok di hadapannya ini.
'Oh jadi ini' gumam Alana dalam hati. Alana mengingat-ngingat wajah cowok yang dihadapannya ini dengan foto profilnya yang ada di aplikasi line miliknya.
"Na! Buruan ganti, tu darah lo udah nyebar di rok lo!" Cowok itu berhasil membuyarkan lamunan Alana. Dengan segera Alana berlalu meninggalkan cowok yang sedang berdiri di depan pintu kamar mandi cowok.
"Duh mampus gue ini pasti susah nyu—"
"Gue Adam, Na. Kalo lo lupa!" Lagi-lagi Alana bergeming karena mendengar teriakan itu. Setelahnya Alana sadar kembali dan segera masuk ke bilik toilet cewek.
'Duh bego, gimana bisa sih gue ketemu dia dengan keadaan gue kayak gini' Alana merutuki dirinya sendiri dalam hati
Cowok itu, Adam, hanya terkekeh melihat tingkah Alana yang di telan tikungan menuju toilet cewek. Adam kemudian berjalan santai meninggalkan area toilet cowok menuju kelasnya di lantai dua.
×××
Hola!!!!!!! Ini cerita aku yang emmm kesian kalinya mungkin ya karena aku sering publish-unpublish cerita:( btw ini kisah nyata, tapi ada beberapa skenario yang emang aku berimajinasi. So i hope u like it guys.
Regards,
Desti
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam
Teen FictionBetapa aku mencintaimu, merindukanmu dalam setiap hela nafasku