Author POV
Seorang lelaki bermata elang sedang memperhatikan gadis berhijab yang sedang melihat tembok setinggi 2 meter itu. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan gadis itu terhadap tembok didepannya. Laki-laki itu berfikir tak mungkin jika seorang wanita berhijab dan memakai rok panjang akan melompati tembok itu. Apa dia telat? fikir sang lelaki. Ya laki-laki itu adalah Arvi. Arvi memperhatikan jam ditangannya pantas saja jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat 10 yang artinya gadis itu telat. Setelah lama Arvi memperhatikan gadis itu, Arvi pun berinisiatif untuk menolong gadis itu. Sampai Johan pun tidak menyadari Arvi yang bangkit dari duduknya.
Entah Arvi memang baik orangnya namun dia jarang bicara dan terkesan memiliki aura dingin. Namun para wanita senang dengannya bukan karena Arvi tampan saja tapi karena Arvi susah untuk di taklukan dan wanita disini berlomba-lomba untuk mendapatkan Arvi. Padahal Arvi anak baru disekolahnya. Tetapi Arvi sudah mampu memikat hati wanita manapun disekolahnya.
Anin's POV
Jam menunjukkan pukul 7 kurang 1 menit, tapi aku belum sampai disekolah. Karena ini hari senin dan jalanan pun macet. Aku pun terus berdoa agar sampai di sekolah tepat waktu. Tapi sepertinya Allah berkata lain. Aku masih dijalan pada saat jam menunjukkan angka 7 lewat 5 menit. Akhirnya aku pun memutuskan untuk jalan saja. Lagi pula hanya sebentar berjalan kaki untuk sampai ke sekolah dan aku pun pamit pada bang Ferhan.
5 menit aku berjalan dengan sedikit berlari akhirnya aku melihat gerbang sekolah baru ku yang tertutup
"Oh tidak" jerit ku dalam hati.
"Aku terlambat, bagaimana ini?"
"Ah tidak ada satpamnya lagi" lantas aku pun mondar-mandir tidak karuan di depan gerbang karena kepanikan ku.
Ya penyakit ku kumat lagi aku lupa dan tak bisa berfikir jernih jika sedang panik. Sehingga aku hanya bisa mondar-mandir tak jelas di depan gerbang.
Sampai aku mencoba untuk tenang dan berfikir"Ayolah Anin berfikirlah bagaimana caranya kamu bisa masuk di hari pertama mu, masa kamu bolos. Ayolah Anin berfikir" Hingga ku tenang dan menemukan ide.
"Ku harap ide ku ini tak menjadi boomerang untuk ku sendiri. Ya Allah tolong Anin." Lalu aku pun pergi ke tembok samping sekolah untuk memanjatnya.
Author POV
Sesampainya di tembok samping sekolah. Anin pun terlihat berfikir.
"Oh tidak temboknya tinggi sekali. Ya Allah gimana ini." ucap Anin dalam hati.
"Ya aku harus bisa. Kalau tidak mau bolos hari ini" ucap Anin.
Sampai tiba-tiba dia menyadari kehadiran seseorang disampingnya.
"Astagfirullahal'adzim" ucap Anin kaget saat melihat seseorang disampingnya.
"Kamu siapa?" ucap Anin heran karena tiba-tiba cowok itu sudah berdiri di sampingnya.
Tapi cowok disampingnya itu pun tak berkata apa-apa dan dengan gerakan pasti cowok itu pun berjongkok dengan tangannya yang berisyarat agar Anin naik ke atas bahunya.
Tapi Anin malah kebingungan apa yang harus dia lakukan. Dia gugup sekaligus takut.
Karena tidak ada respon yang diterima si cowok. Si cowok pun akhirnya memegang lengan baju Anin dan membimbingnya untuk menaikinya. Hingga Anin pun tak sadar saat ini kaki kirinya sedang bertumpu pada bahu si cowok.
Dan Anin pun hanya mengikuti instingnya untuk menaiki bahu si cowok itu. Hingga Anin pun mengerjapkan matanya kaget saat lengannya ditarik oleh cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Tersembunyi
Novela JuvenilApa itu cinta? Pasti kalian pernah merasakan bukan? Sama halnya denganku yang merasakan cinta sejak lama kepada seseorang yang telah lama ku kenal Tapi masalahnya apakah orang yang kita cintai merasakan hal yang sama seperti kita Ahh aku tidak tau ...