The Blue Sky

1 0 0
                                    

Meda.

Setumpuk tugas-tugas dari sekolah nggak membuatku berkeinginan sedikitpun untuk mengerjakannya. Aku penganut paham SKS. Nggak ada yang ku kerjakan kalau belum dapat peringatan dari teman-temanku.

Tapi meskipun begitu, baik teman dan guru selalu bisa mengandalkanku menghandle tugas yang sulit sekalipun.

Aku selalu menjawab 'iya' saat yang lain bilang 'nggak'. Dan selalu bilang 'nggak' saat yang lain bilang 'iya'. Yup. Otakku berjalan kebalik. Nggak sejalan sama cara kerja otak manusia pada umumnya.

Yah, aku jadi andalan saat yang lain ngga ada yang mau meliput atau mewawancara narasumber. Jadi andalan saat yang lain kehabisan ide. Jadi andalan saat yang lain pada ngilang pas disuruh bikin laporan ke kepsek. Hehe.

"Heh, pehul. Lo kira artikelnya bisa ngetik sendiri lo tontonin gitu?"

Biasanya, orang yang mempunyai keperluan denganku akan minta baik-baik. Karena sudah menjadi sifat dasar manusia untuk berbaik-baik ria saat memerlukan sesuatu dari manusia lainnya. Apalagi dengan manusia sepertiku.

'Meda, bisa nggak minta tolong kirimin artikel SISPALA sekolah kita ke email gue? Thanks^^'

Padahal mereka sih tau aku belum ngerjain. Bilang aja begitu biar bisa cepat-cepat ku kerjain dan kirim ke mereka.

Kalau dengan yang namanya Utari Aruna lain soal. Dia orang terblak-blakan dan nggak takut terintimidasi denganku. Well, bisa dikatakan, kami dalam satu level yang sama soal mengintimidasi. Tapi posisiku lebih disegani karena Utari nggak mau repot-repot baik sama orang. Kalau Meda, sih, baik. Makanya maupun junior, senior, dan rekanku memilih aku dibanding Utari.

Soal Utari Aruna, dia yang menghandle web jurnalis NUANSA. Yang namanya jaman globalisasi serba cepat ini, kita nggak ingin ketinggalan. Makanya Utari paling malas kalau sudah berurusan dengan orang malas sepertiku.

Nggak perlu repot-repot nanya 'artikelnya udah jadi atau belum', justru langsung blak-blakan suruh kerjain artikelnya depan wajahku seperti tadi.

Muncrat, tau.

"Ut, kalo mau cepet mending lo kerjain sendiri. Kalo ngga mau kerjain sendiri, berdamailah dengan sifat gue yang capek habis kejar-kejaran sama atlet lari itu."

Anyway, pembimbing jurnalis ini selalu mendukungku dalam kondisi apapun. Meski aku yang salah, dia selalu mendukung alasanku. Hihi.

Dan berdamailah sama fakta kalau Andromeda Gautama selalu benar.

"Gak profesional banget, sih. Kalo lo gak mau capek-capek wawancara, gak usah ambil kerjaannya dari awal, dong." Tudingnya dengan berkacak pinggang.

Waw, i admire her courage.

"Profesionalitas seseorang itu bisa diukur dari caranya menghadapi kecemburuan lho, Ut. Gue paham sih, lo kejar target. Tapi alangkah baiknya kalo lo berterima kasih sama ketidak-profesional gue karena kalo bukan gue yang ngambil si atlet lari ini, kerjaan lo bakal lebih terhambat thanks to anak buah lo yang saling tunjuk ketika dikasih tugas."

Dia nggak tau aja si atlet itu Erga, Flashnya sekolah. Gue kan mati kehabisan nafas ngejar dia mulu.

By the way, dia sudah kembali ke meja kebesarannya sejak aku menyinggung soal kecemburuannya. Beware, kecemburuan sosial dapat menyebabkan perpecahan yang tidak diinginkan di dalam ekskul sendiri. Tapi bodo amat. Yang penting aku happy dan dibela kak Yanti terus. Hehe.

Pretty much itu yang membuatku ngga punya bestie seperti remaja-remaja lain di dunia. Pertama, nggak bisa diajak kerjasama kalau sama manusia macam Utari tadi.

Kedua, nggak ada yang tahan dengan omonganku. Plis deh, aku bicara santai. Meskipun nusuknya sampe ke urat.

Ketiga, aku pemalas. Jarang keluar rumah. Pertemananku sebatas teman. Nggak ada peringkat lebih lanjut (seperti sahabat, bestie, atau sobat begitu).

Keempat, aku ngga mengikuti tren fashion, ngga pakai make up, ngga bawa sisir ke mana-mana. Jadi literally nggak ada yang klop denganku kalo ngobrol.

Kelima, aku kehilangan interest pada society. I'm a part time student and a full time fangirl. Jadi, segala PR aku kerjakan saat itu juga, sehingga sampai rumah aku bisa langsung fangirling.

Meda, Meda. No wonder you have no friends.

Kalau kata ibu, aku si Langit Kosong yang semua orang hindari. Aku si Langit Kosong yang diam-diam merindukan bintang. Aku si Langit Kosong yang hanya terlihat biru. Aku si Langit Kosong yang megah.

Andromeda si Langit Kosong.

EaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang