●Penasaran

2 2 0
                                    

...
   "Sibuk amat aku ini, toh aku juga capek," aku mengeluh saat berjalan ke sekolah. Ya inilah aku, Verdinant. Panggil saja Verdi. Aku merasa ada suara rantai sepeda yang sudah cukup tua, aku menoleh ke belakang. Seorang gadis dengan poni terikat ke belakang dan rambut pendeknya terurai. Oh, itu Lyn. Dia kelas A, yah kelas A memang anaknya pintar-pintar. Oh iya, Lyn anak osis. Aku pernah dengar dari temanku kelas C. "Itu anak sibuk jadi osis berangkat naik sepeda apa gak capek, ya?" Bisikku kecil. Ya mungkin dia sudah terbiasa. Aku terus berjalan, masih 2 perempatan untuk sampai di sekolahku.

     Sampainya di sekolah aku duduk di bangku. "ENTE MUBENG LEJENGAN LAGI ?" teriak temanku, aku seketika bangun kaget setengah mati. "Heh ganggu orang capek aja ah," ucapku kesal, "Yaa sori sori... ente kok capek gitu ?" Tanya Kevin lagi, dia temanku yang tadi membuatku kaget setengah mati. "Ya kan kamu tau aku semalem ngerjain hukuman-hukuman kemaren, kan ngeselin. Pas yang laen gak ngerjain PR, malah jamkos. Giliran aku yang kagak ngerjain PR malah gini jadinya," omelku panjang lebar. Untunglah semua tugasku sudah selesai. Tiba-tiba seorang gadis masuk ke kelasku, itu Lyn!
     "Ehm, Verdinant dimana?" Tanya nya,
Aku yang mendengarnya spontan berdiri.
      "Aku disini," jawabku sambil mengangkat tangan.
      "Ayo ikut aku ke ruang guru," ujarnya mendekat padaku.
      "Emang ada apaan?" Tanyaku,
      "Udah ayo ikut aja," jawabnya pelan.
    Aku dan Lyn berjalan ke ruang guru di lantai 1, sedangkan kelasku lantai 3.
       "Kapan acara doa bersama? Kok belum ada kabar?" Bukannya aku modus tapi sebentar lagi UN SMA jadi harusnya ada doa bersama.
       "Guru-guru masih ngatur jadwalnya, mereka banyak kerjaan. Makanya sekarang banyak jamkosnya," jawabnya panjang lebar.
Aku pun menceritakan kejadian kalau aku kena hukuman tidak mengerjakan PR padahal kukira jamkos, "kan ngeselin," ucapku mengakhiri ceritaku. Aku seperti merasa tidak terima, kalau jamkos ya jamkos sih batinku. "Pfft.." Lyn sepertinya ingin tertawa. "Mau ketawa gara-gara momen kampretku?" Tanyaku menyindir, "enggak, enggak. Gak usah dipikir lah, mikir tu UN nya aja," jawabnya santai sambil tersenyum. Akhirnya kami sampai, "dah masuk sono, aku ke kelas dulu, ya," ujarnya lalu pergi. Baru pertama kali ini aku berbincang dengannya. Hm, aku semakin penasaran bagaimana sikapnya di kelas, dengan guru, dan lain-lain. Aku masuk ke ruang guru
...

Belahan jiwaku, Lyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang