Part 4

3.8K 203 6
                                    

Author POV

Mata Anna terbelalak mendengar pengakuan Xavier. Ingin sekali rasanya menolak, tapi lidahnya kelu untuk berbicara. Xavier pun melepaskan pelukannya dan menatap datar mate nya. Tadi lembut, sekarang datar. Dasar kau bodoh,Anna! Apa yang kau harapkan dari pria seperti dia!!, batin Anna. 

Xavier yang membaca pikiran Anna pun terkekeh dalam hati. Kemudia dia berdehem untuk menetralkan suaranya. 

"Ma......maaf, lord. Mungkin anda salah orang" elak Arianna.

"Apa kau meragukanku?!" tanya Xavier sarkastik.

Tiba - tiba Anna merasakan sakit di kepalanya. Akhir-akhir ini kepalanya memang sering sakit dan muncul bayangan-bayangan yang tidak terlalu jelas. Anna memegangi kepalanya yang sakit. Dia mengucap mantra yang biasa dia gunakan untuk menghilangkan sakit ini. Tapi, hasilnya nihil. Entah kenapa setiap kali berada di dekat Xavier, sihir Anna tidak bekerja. 

Xavier pun terkejut dan cemas melihat Anna. Dia membantu Anna dan membawanya duduk ke pangkuannya. Anna terus meringis dan sekali-sekali menangis. Xavier pun membawa Anna ke dekapannya dan berusaha menenangkan Anna. Anna yang sudah merasa tidak kesakitanpun menangis dan memeluk Xavier. 

"Ada apa, sayang?Di mana yang sakit?" tanya Xavier pada Anna.

"Tidak apa-apa, Xavier" jawab Anna. Sepertinya dewi keberuntungan tidak berpihak padaku, batin Anna. 

"Apa maksudmu, honey?" tanya Xavier yang membaca pikiran Anna.

"Apa?" tanya Anna bingung'

"Tidak ada"

Anna pun bangun dari pelukan Xavier dan pergi ke kamarnya. Tanpa disadari warna mata Xavier berubah menjadi merah. Xavier pun menyusul Anna ke kamarnya. Disana Xavier langsung memeluk Anna dari belakang dan menghisap darah Anna. Anna yang terkejut pun tidak bisa meronta dan hanya bisa meringis. Lalu badan Anna melemas dan pengelihatan Anna pun kabur dan gelap.


Arianna POV

Aku memegang kepalaku yang terasa sangat sakit. Saat kubuka mataku, aku merasa asing dengan tempat ini. Ini bukan rumahku. 

"Kau sudah sadar?" tanya seseorang dengan suara bariton yang khas padaku.

  Apa yang terjadi padaku? Ahhh..... , aku ingat sekarang, Xavier baru saja menghisap darahku. Tapi, kenapa?....... Oh ya, aku lupa bahwa demon akan menghisap darah matenya jika sudah ditemukan, kenapa aku jadi bodoh?Apa ini juga efek berdekatan dengan Xavier , pikirku. 

"Aku baik-baik saja, Lord. Maaf, aku harus pergi dari sini" kataku pamit. Tapi, tiba -tiba dia memelukku dari belakang dan meletakkan kepalanya di ceruk leherku. Sepertinya dia sedang menghisap aromaku dalam - dalam. 

"Kau tau ikatan kita kan!?" tanya Xavier. Aku hanya menggangguk. "Kau tidak bisa meninggalkan ku begitu saja, mate " kata Xavier dengan memerintah.

Mungkin ini sudah takdirku. Aku tidak bisa bebas lagi. Tapi, dia dingin sekali......, batinku

"Huffttt........ ya, kau benar, Lord" kataku pasrah. 


Sorry baru update, karena sedikit sibuk. 

Please vomment 

Tulis kritik dan saran  >_<



King Demon MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang