PROLOG

808 62 63
                                    

Segerombolan anak SESAT alias Sepuluh Sains 4 berjalan dikoridor sekolah. Kristal si pentolan kelas Sesat memimpin gerombolannya. Berjalan bak model dengan rambut blonde tergerai indah, membuat cowok cowok yang menatapnya tak berkedip.

Disamping kanannya ada si tomboy Deva, yang menyumpal telinganya dengan earphone tak peduli sekitar yang rusuh akibat teman temannya.

"Dev, jam berapa?" tanya Kristal. Deva dengan malas mengangkat tangan kirinya dan melirik arloji, "Tujuh kurang lima".

Kristal menyenggol Alea yang berada disebelah kirinya. "Suruh temen temen cepet noh. Lima menit lagi masuk". Alea mengangguk.

"WOY CEPETAN! LAMA AMAT LU PADA!"
"Gue lagi sama fans nih. Bentar napa!" timpal Jessy yang berada dibaris belakang meladeni para fansnya yang meminta foto.

Alea berdecak sebal, "cepetan, gue tinggal tau rasa lo".

Tepat setelah Alea menutup mulut, bel masuk berbunyi nyaring.

"Anjiirr udah bel aja nih" gerutu Ajeng "Ah, bodo amat". Anak Sesat malah kembali melanjutkan aktivitasnya masing masing tanpa menghiraukan bel masuk.

Kristal, Deva, dan Alea tak memperdulikan teman temannya yang ada dibelakang. Terus berjalan santai bertiga walau jam masuk sudah berbunyi.

Alea mendesah berat. "Curut curut susah amat dianturnya"

Kristal menoleh "Dah, biarin ajalah". "Waktunya siapa sih?" tanya Alea. Kristal hanya mengendikan bahu sebagai jawaban.

"Pak Jay" sahut Deva tiba-tiba. Kristal dan Alea melotot kompak. Pasalnya Pak Jay itu termasuk kategori guru killer.

"WOY ANAK SESAT CEPETAN ELAH! INI UDAH MASUK" teriak Alea lagi. Namun tak digubis teman temannya.

Alea mengumpat keras. "Lah, Anjing. Gue malah dikacangin. Budek ya lo pada?"

Tetap tak ada respon dari teman-temannya. Deva hanya menoleh lalu mengendikan bahu tak peduli, sedangkan Alea kembali mengumpat lagi.

"WAKTUNYA PAK JAY NYETT!!" Alea kembali berteriak, tak lupa menekan kata terakhirnya. Anak Sesat yang ada dibelakang panik seketika.

Tasha yang sedang promosi olshopnya, Kayona yang sedang melawan cowok buaya yang menggodanya, Giselle yang sedang meggoda salah satu tim tatib yang kebetulan lewat, dan Bianca yang sedang adu mulut dengan Adel membahas hal unfaedah tentang bapaknya biskuit khong guan yang belum ketemu sampai sekarang, mereka semua  tersentak kaget dan langsung berlari mengejar tiga temannya yang sudah jauh didepan.

Masa bodo dengan orang yang mereka tabrak karna menghalangi jalan. "Woy! Jangan lari dikoridor!" teriak salah satu kakak kelas.
Zilca berbalik memasang senyum devil sambil mengacungkan jari tengahnya.

⚠⚠⚠

Disisi lain seorang guru memasuki kelas kaget melihat kelas kosong dan hanya tersisa dua anak saja. Yaitu Ziza dan Diana

"Yang lain pada kemana ini?"
"Pada ke-"
Belum sempat Diana menyelesikan kalimatnya tiba-tiba

Braakkkk

Suara dorongan pintu yang langsung menampilkan segerombol murid yang tengah ngosngosan. "Anjiirr.. Capek gue, lari dari lantai satu sampai lantai tiga" ucap Zilca sambil berkacak pinggang menetralkan deru napasnya.

Begitu juga dengan Rolin, Zipo, Eliz, Ivy, Vania, dan Bella yang baru datang dari kantin.

Pak Jay melotot geram melihat tingkah anak didiknya itu. Kerap sekali membuat para guru naik darah.

Pak Jay menepuk pundak Ajeng yang kebetulan membelakanginya dan tak mengetahui keberadaannya. "Ihh.. Apaan sih" gerutu Ajeng sambil menepis sebuah tangan yang ada dipundaknya.

Kristal yang menyadari keberadaan Pak Jay memberi kode pada Ajeng. "Ha?" ucap Ajeng sambil memincingkan matanya berusaha memahami.

Sedangkan Kristal tetap memberi kode yang seakan mengatakan 'lihat belakang'. Ajeng yang baru mengerti kode itupun segera menengok kebelakang, didapatinya Pak Jay yang sedang melotot geram.

Ajeng menyengir kuda dengan wajah polosnya. "Dari mana kalian semua?" bentak Pak Jay. "Aa-Anu pak. Hmm" jawab Ajeng gugup.

"Anu anu. Kalo ngomong yang jelas!"
"Telat" celetuk Alea
"Kantin" Rolin ikut membuka suaranya
"Toilet" Ivy pun ikut ikutan
"Kamar mandi" kali ini Vania
"Sama aja goblok" Zipo menonyor kepala Vania gemas.

"Kalian itu maunya apa?"
"Makan pak" celetuk sivia spontan. Langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
Pak Jay menghembuskan napas frustasi. "Ck ck ck.. Kalian itu..." Pak Jay menggantungkan ucapannya.

Delapan belas siswinya menyimak dengan tampang penasaran.
"HARUS DI--
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.







TBC

Hayo! Kalian penasaran nggak?Vote and Comment yaKu tunggu kritik dan saran kalian ;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hayo! Kalian penasaran nggak?
Vote and Comment ya
Ku tunggu kritik dan saran kalian ;)

Sorry for typo guys

Crazy ClassmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang