Who Is Mr J??!

7.6K 566 56
                                    

Setelah beberapa ancaman akhirnya Jack mengantar Ella beserta si kembar kembali ke tempat tinggal mereka.

Beberapa hari telah berlalu seperti biasa tapi entah mengapa Ella jadi sering terlihat gelisah.

"Mom ada apa? Kenapa mom akhir-akhir ini terlihat gelisah?" Tanya Ben khawatir.

"Entahlah Ben mom merasa akan terjadi sesuatu yang buruk." Jawab Ella menjelaskan.

"Maksud mom?" Tanya Ben tidak mengerti.

Sebelum Ella menjawab, suara Harry menghentikannya.

"Mom! Ada telepon!" Teriak Harry berlari menuruni tangga dengan ponsel Ella ditangannya.

"Har! Jangan berlari didalam rumah!" Tegur Ella membuat Harry memelankan langkahnya.

"Iya-iya....ini mom!" Kata Harry kemudian memberikan ponsel itu pada Ella.

Ella melihat ternyata penelpon dengan nomor tidak dikenal.

"Selamat siang."

"....."

"Kau? ada apa menelponku?"

"....."

"Apa! kenapa kau tidak bilang jika kau juga berada di LA"

"....."

"Jika kau disini siapa yang akan mengurus pekerjaanmu di London?"

"....."

"Aku baik dan jangan memanggil mereka iblis mereka anak-anakku!"

"....."

"Tentu apapun untukmu."

"....."

"Hm sampai besok."

Sejak awal Harry dan Ben penasaran dengan orang yang menelepon mommy mereka.

"Mom dari siapa?" Tanya Harry penasaran.

"Hm siapa ya~" goda Ella membuat Harry berdecak sebal.

"Apa itu dari dia?" Tebak Harry.

"Eh?! Bagaimana kau tahu?" Tanya Ella bingung.

"Yang sering memanggil kami iblis itu cuma dia." Ucap Harry malas.

"Hm karena kelakuan kalian seperti iblis." Kata Ella cuek kemudian meninggalkan sikembar pergi ke kantor.

Si kembar hanya bisa ternganga mendengar ucapan Ella yang sedikit menyinggung mereka.

"Em... Ben apa kelakuan kita seperti iblis?" Tanya Harry memastikan.

"Tentu tidak." Ucap Ben membuat Harry sedikit senang.

"Haah untunglah aku kira ki-"
"Bukan kita tapi disini hanya kau yang seperti iblis." Ucap Ben cuek kemudian pergi meninggalkan Harry menuju kamarnya.

'Apakah yang dikatakan Ben benar? Ah tidak mungkin! Orang setampan aku mana mungkin seperti iblis. Ben pasti hanya bercanda.'
Batin Harry sedikit narsis.

Keesokan harinya...

Ella sudah berpakaian rapi untuk menemui dia di kafe dekat kantornya. Belum sempat dia keluar jalannya sudah dihalangi Harry dan Ben.

"Ben! Harry! Apa yang kalian lakukan?!" Ucap Ella bingung akan kelakuan anaknya.

"Mom tolong jangan temui dia." Ucap Harry memohon.

"Apa maksud kalian?!" Tanya Ella mulai kesal.

"Jika mom terus menemuinya mom bisa dalam bahaya." Ucap Ben menjelaskan

"Aku tahu." Ucap Ella dingin.

Untuk pertama kalinya si kembar mendengar ucapan dingin dari mommy nya membuat dada mereka sesak.

"Tapi mo-"
"Apa kalian lupa jika kalian bisa hidup seperti ini karena dia?" Ucapan Ella membuat si kembar terdiam.

"Jangan menghalangi jalan." Ucapan datar Ella membuat si kembar menyingkir dari jalannya.

Sebelum Ella membuka pintu.

"Jika kalian tidak mengerti artinya hutang budi, setidaknya jangan melupakan perbuatan baik yang dilakukan seseorang untuk kalian." Kemudian Ella melangkah pergi keluar.

Setelah kepergian Ella mereka berdua hanya bisa menangis sambil menggumamkan kata maaf.

Di mobil Ella...

Sama seperti si kembar Ella pun merasa bersalah karena telah menyakiti hati mereka. Mau bagaimana lagi dia harus mengajari si kembar agar tidak memandang orang dari satu sisi saja.

"Haah nanti malam aku harus minta maaf pada mereka." Ucap Ella pada diri sendiri.

Sesampainya dia di kafe dia mencari pria itu kesana kemari, sampai dia menemukan seoran pria tampan duduk didekat jendela sedang melihat mobil berlalu lalang.

"Hey!" Panggil Ella membuat pria itu menoleh.

"Hey Ella! Apa kabar?" Tanya pria itu.

"Hm aku baik bagaimana denganmu Jean?" Tanyanya pada pria yang di panggil Jean.

Jean Alexsander pengusaha kaya sekaligus ketua mafia yang ditakuti di dunia gelap. Memiliki sepupu bernama Rick Alexsander psikopat yang sangat ditakuti di dunia gelap.

"Yeah seperti yang kau lihat aku baik." Ucapnya senang.

"Jadi apa yang membawamu kemari Jean?" Tanya Ella serius.

"Kenapa tidak bilang kalau pria brengsek itu sering menemuimu?" Tanya Jean membuat Ella gugup.

"Eh-em itu-"
"Apa arti diriku bagimu El?"
Tanya Jean lirih.

"Apa maksudmu Jean kau sudah seperti saudara bagiku." ucap Ella.

"Kalau begitu apa kau mau menuruti satu permintaanku?" Tanya Jean serius.

"Apapun itu akan ku lakukan." Ucap Ella yakin.

"Aku mau.....

Tbc....
Voment ya...
Bye..





Love Is Not Just A Game!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang