1

28 3 10
                                    

"GUE GAY CA! GUE GAY! GUE GAY DAN GUE MENJIJIKAN!"

Kevin membanting semua barang yang ada di atas meja, ia frustasi

"Kev, tolong jangan kaya gini" tangisan Eca bertambah keras seiring dengan air mata Kevin yang turut berjatuhan memenuhi lantai kamarnya,

"Gue menjijikan ca, gue menjijikan" kevin terduduk lemas, mengusap kasar wajahnyaㅡyang merupakan hal percuma untuk dilakukan saat ini, karena air matanya tak akan berhenti turun berjatuhan, ia merasa sangat lemah

"Gue gak tau harus apa, gue tau ini dosa ca, gue tau"

"Gue udah nyoba segala cara, tapi hasilnya sama"

Eca memberanikan diri mendekat kearah Kevin dan memeluknya, "Kev tolong jangan kaya gini, gue sakit kev, sakit"

"Gue bahkan gak ngerasain apapun kalau liat cewek cantik ca, gue gak kaya cowok normal seumuran gue saharusnya, gue menjijikan ca" peluka Eca bertambah erat, "Enggak kev, lu gak menjijikan sama sekali, jangan kaya gini"

"Gue- gue bahkan gak ngerasain apapun ngelakuin hal ini"

Kevin mencium Eca dengan kasar, menumpahkan semua rasa frustasinya, membiarkan Eca tahu betapa hal ini menjadi beban fikirannya, telah merenggut semua orang terdekatnya, bahkan dapat membuat dirinya bisa saja dibenci oleh Eca, sahabat terdekat dan juga orang yang mencintainya.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Seorang gadis biasa menyukai ㅡmungkin sudah dalam tahap mencintaiㅡ seorang pria yang merupakan sahabatnya, ia sedikit berbeda. Seperti tak ada harapan, tak ada pilihan, tetapi harus memilih bagaimanapun risikonya.

Haruskah ia bertahan disaat semua orang menertawakan pilihan terbodohnya?

Tangis, tawa, dan haru. klise memang. Namun, percayalah kisah ini memiliki rasa yang berbeda..

Part 1 end.

Mind to vote, and give some comment with critics or suggestion? Thankyou<3

ㅡ Faydee

ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang