MASALAH LAGI (?)

5.8K 166 27
                                    

Author POV

Seiring berjalannya waktu, tidak ada yang berubah sedikitpun dari kehidupan Dzania. Sekolahnya tetap berjalan seperti biasa, dia tetap tidak memiliki teman yang benar-benar perduli padanya. Biasanya mereka hanya datang pada Dzania saat mereka membutuhkan Dzania untuk membantu mereka, hanya sekedar itu. Setelah apa yang mereka butuhkan mereka dapat, mereka akan meninggalkan Dzania sendiri lagi. Terkecuali Maya yang selalu bermain dengan Dzania. Tapi jangan lupakan bahwa mereka berbeda kelas, tentu saja itu membuat Dzania dan Maya tidak bisa selalu bersama. Saat ada tugas yang mengharuskan untuk berkelompok, tidak ada yang mengajak Dzania untuk bergabung bersama mereka. Terkecuali saat pelajaran Kesenian, dan bahasa. Semua teman sekelas Dzania berbondong-bondong untuk dapat menjadi teman sekelompok Dzania. Jika bukan pada ke tiga mata pelajaran itu? Lupakan saja, kalian tidak akan pernah melihat senyum palsu manis yang terpampang begitu jelas untuk Dzania. Namun sangat disayangkan bahwa Dzania sama sekali tidak keberatan dengan itu semua. Walaupun baginya menyakitkan, tetapi dia tetap menjalaninya seperti tidak pernah terjadi sesuatu. Padahal kenyataannya Dzania sering sekali menjadi bahan bully teman sekelasnya.
Maka dari itu Dzania lebih sering pergi ke kelas Maya saat istirahat berlangsung. Dan teman-teman di kelas Maya juga sangat senang dengan Dzania. Bahkan saat ini Dzania sudah beranjak di tingkat akhir Sekolah Menengah Pertama, Dzania baru merasakan bagaimana perasaan memiliki 'banyak' teman, selain Maya atau teman-teman palsu di kelas tentu saja. Bahkan tak jarang Dzania merasa ingin pindah ke kelas Maya saja, karena dia lebih merasa nyaman disana. Tetapi apapun yang terjadi memang sudah takdir bukan? Maka dari itu Dzania tetap berusaha untuk menjalani masa Sekolah Menengah Pertamanya dengan tegar. Terlalu berat hal-hal yang telah Dzania lewati. Bukan hanya permasalahan keluarga, tetapi juga disekolahnya.

"Sssttt..katanya mau ada Razia nih. gawat kalau sampai kita ketahuan bawa rokok." Ucap seorang gadis berambut sebahu.
"iya, mana gue juga bawa Handphone lagi. abis deh nih kena sita pasti." Sahut anak gadis lainnya.
"kacau nih kalo sampe kita masuk BK lagi! kita udah kelas 9. yang ada bisa di keluarin nanti." Jawab seorang gadis lainnya yang sedikit merasa panik.
"Tenang gak usah panik. Gue punya ide bagus nih! Dijamin kita bakalan aman." Ucap Gadis berambut sebahu itu sambil tersenyum sinis.

Di dalam kelas saat istirahat selalu tampak ricuh. Banyak yang sedang bersenda gurau, bernyanyi, berbincang-bincang, bermain, makan, dan ada juga yang hanya menyendiri sambil menggambar sesuatu. Ya, tidak lain dan tidak bukan itu adalah Dzania. Dzania memang sangat menyukai menggambar, menulis sebuah puisi atau karangan, dan Dzania juga mahir dalam memainkan beberapa alat musik.
Saat bel masuk berdering. Bukan guru mata pelajaran yang masuk. Melainkan para anggota OSIS dan juga kesiswaan yang memasuki kelas mereka. Beberapa siswa dan siswi ada yang terkejut dan takut tentunya, sehingga mereka saling berbisik-bisik. Tetapi tidak dengan Dzania, dia terlihat santai dan tidak merasa takut.

"Anak-anak, tolong letakan tas kalian semua di atas meja. Dan kemudian  segera berkumpul di depan papan tulis. Cepat! Tidak ada yang berlama-lama di tempat duduk." Perintah Bu Bety dengan tegas.
Siswa dan siswi kelas Dzania mulai meletakan tas mereka di meja dan maju ke depan. Begitu juga dengan Dzania.
Setelah semua siswa berkumpul di depan, Bu Bety segera memerintahkan anggota OSIS untuk memeriksa tas murid-murid yang berada di meja mereka. Beberapa dari siswa dan siswi ada yang tampak gugup, ada juga yang saling berbisik. Sedangkan bu Bety sedang memeriksa kelengkapan serta pakaian yang dikenakan Siswa dan Siswi, hanya sekedar memastikan bahwa mereka tidak menggunakan Rok yang mengatung, atau celana pinsil, dan tidak ada yang menggunakan kaus kaki dan sepatu yang berwarna selain Hitam.

Beberapa anggota OSIS menemukan kosmetik di dalam tas beberapa siswi. Dan mengumpulkannya di depan meja guru. Suasana masih kondisif, sampai
ketika tiba-tiba salah seorang anggota OSIS terlihat memanggil Bu Bety sambil mengangkat sekotak Rokok dan juga Korek Api dari sebuah tas ransel berwarna biru tua. Yang tak lain dan tak bukan adalah tas Dzania. Bu Bety membelalakan matanya. Dan segera menghadap para siswa dan siswi. Dzania tentu saja terkejut bukan main. Wajahnya terlihat panik dan bingung.
"Tas milik siapa ini?!" Tanya Bu Bety tegas.
Dzania dengan mencoba memberanikan diri maju selangkah dan mengangkat tangannya.
"I-itu tas saya bu." Suaranya melemah dengan tatapan kaget bukan main.
Di dalam hati Dzania berucap,
Cobaan apa lagi ini Tuhan?
Mengapa seolah-olah aku ini seperti mainan. Hidup ku terasa berat dan begitu sulit. Ada apa sebenarnya? Ayah, Ibu. Maaf, sepertinya Dzania akan membuat kalian kecewa lagi. Maafkan Dzania Ayah, Ibu. Setelah ini pasti Ayah dan Ibu akan bertengkar lagi.
Dzania berani bersumpah, Dzania tidak pernah merokok. Dzania tidak tau Ayah, Ibu. Mengapa ada rokok di tas Dzania. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?! Ibu.. maaf.. maaf.. maaf Bu. Maafkan Dzania yang tak pernah bisa menjadi seorang anak yang membahagiakan Ibu, Seperti apa yang Ibu mau.
Teman-temannya kemudian saling berbisik. Tanpa mereka sadari seseorang sedang tersenyum sinis melihat situasi di depannya.

Di Ruang BK

"Dzania, sebaiknya kamu berkata jujur agar Ibu tidak memberikan hukuman yang berat untuk mu." Ucap Bu Bety
"Dzania sudah berbicara Jujur bu. Sungguh! Itu bukan punya Dzania. Dzania tidak merokok." Jawab Dzania dengan mata mulai berkaca.
Bu Bety segera mendekatkan wajahnya ke depan badan Dzania.
"Ibu tau kamu bukan anak yang nakal Dzania. Tapi sekilas ibu juga mencium aroma rokok dari baju kamu. Ibu juga ragu, tapi apa yang bisa Ibu lakukan? Banyak saksi yang melihat bukti bahwa kamu menyimpan rokok." Bu Bety segera menatap manik Dzania dalam, mencoba mencari sesuatu dari dalam sana. Dan setelah itu menghela nafasnya panjang.
"Panggil orang tuamu ke sekolah besok."
Seketika tubuh Dzania membeku.
LAGI?

.
.
.
.
.
.
.
Haiiii! Aku Update nih~
Maaf yaa kalo kurang seru atau gimana. Boleh komen ko hehe Votenya jangan lupa yaa.
Oh iya hanya sekedar Info. Sepertinya di Chapter-chapter selanjutnya Cerita ini akan aku PRIVAT. Jadi cuma yang sudah follow akun aku aja yang bisa baca.
Maaf yaaa, karena terlalu banyak silent readers disini. Hehe
Byeee.. byee.. aku akan Update lagi secepatnya. Terimakasih untuk kalian yang selalu setia💕

Lihat Aku Ibu..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang