Capter 3

10 1 0
                                    

  Kumandang azan berbunyi sebelum ayam bekokok,  azan subuh telah memanggil umat agar segera menghadap sang pencipta.  Abah telah berdiri paling depan sebagai imam dan tiga bersaudara berdiri di belakang Abah serta Ina berdiri dibelakang tiga putranya.  Keluarga itu melaksanakan sholat subuh dengan hikmat, setelahnya mereka melanjutkan tidur,  kecuali Abah dan Ina,  Abah sibuk memperbaiki pukatnya yang sedikit robek, sementara Ina hanya menemani Abah bebincang agar tidak kesepian.

"Tidaklah cerdas anak anakku,  setidaknya tau mengaji dan sholat sendiri" ucap Abah pada Ina memecah keheningan

Senyum bahagia terukir diwajah Ina saat itu.  "kubuatkan teh kau mau? " tanya ina menawarkan

"Boleh" jawab Abah
Inapun segera berajak kedapur membuatkan teh untuk Abah, setelahnya Abah segera berangkat kelaut untuk mencari ikan.


""""""',,,""""""

"Ayolah,  lama sekali kalian ini,  sudah pula kura kura sampai ditujuannya" Ucap Ina kesal menunggu putranya yang lambat bangun

"Ayo Ina" ucap Kimu memperlihatkan giginya yang putih dihadapan Ina agar Ina tersenyum.

Ina dan putranya pun berangkat menuju pantai,  bukanlah untuk mencari kayu bakar lagi,  melainkan mencari jati diri,  salah!.,mencari kerang kerang untuk dijadikan Ina hiasan dirumah yang dirangkainya menggunakan tali nilon panjang lalu digantunya di depan pintu agak cantik katanya.

Ina bejalan kesebelah barat dengan teliti memperhatikan satu persatu karang yang boleh dijadikannya hiasan,  begitu pula Lut dan Kimu.  Sementara itu Kampret sibuk bermain main dengan Kalaumang yang banyak dipinggir pantai itu.  Kalaumang adalah hewan kecil seperti laba laba bentuknya namun bercangkang.

"marilah kita pulang,  sudah cukup ini" Setelah dirasanya cukup Ina mengajak putranya untuk pulang
Namun dirasanya ada yang kurang,  Kamprett,  Kampret tidak ada bersama mereka.

"dimana si kampret?  Tanya Lut kebingungan

"tidak kulihat dia lagi,sibuk kucari kerang" ujar Kimu bingung

"Cari Kapret" Ina belari kesana kemari mencari keberadaan Kampret namun tak kunjung ditemukan

Begitu pula dengan Lut dan Kimu,  Ina menangis akibat merasa bersalah karena kurang memperhatikan anak anaknya,  takut jika nanti Abah tau lalu marah padanya,  bukan itu juga,  Ina takut jika kampret benar benar hilang karena sayangnya pada sang anak.
Tidak berselang waktu lama,  Abahpun muncul dengan perahu sedang miliknya berserta tangkapannya hari ini. Sumringan wajah Abah,  karena lumayan ikan yang didaptnkannya hari ini.

"Lihat ini,  Alhamdulillah kan" Ucap Abah sambil mengangkat dan memperlihatkan ikan yang dibawanya.

Namun bukannya bahagia,  Ina,  Lut dan Kimu hanya menangis sesegukan karena Kampert hilang.

"Ada apa ini? " tanya Abah bingung

"Kampert tidak ada,  hilang dia" ucap Kimu sesegukan

"bisanya? Sudah kau cari dia? " tanpa menunggu jawaban,  abah segera berlari kesana kemari juga untuk mencari kampret,  namun hasilnya nihil.

Tidak sampai disitu, Abah segera kembali melepaskan perahunya yang sudah diikatnya di pohon dan segera menuju laut kembali bersama Lut untuk mencari kampret.

Sementara Kimu dan Ina pulang kerumah membawa kerang dan ikan tangkapan Abah tadi.
Hingga malam hari hati Ina tidak bisa tenang sebelum kembali Abah dan Lut membawa Kampret.

"Assalamualikum" suara Abah dari luar pintu rumah,  bertanda Abah telah pulang darilaut

" Waalaikum salam,  bagaimna Kampret" Ina yang segera membukakan pintu lalu bertanya keadaan anaknya

Abah menggelengkan kepala,  bertanda tidak menemukan Kampret. Pecahlah tangisan mereka,  terutama Ina. Mereka yakin bahwa Kampret telah digulung ombak dan dibawa kedasar laut, sama seperti nasib bocah anak pak Yanto tetangga jauh mereka.

Pikiran mereka meniggallah sudah Kampret di hari itu.




Lanjutkan membacanya yah, vomennya kutunggu!!







Si Kampret Dari DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang