Prolog

24 9 24
                                    

Selamat membaca🍀

Tidak ada laki-laki bisa menaklukan Sendi. Itu tidak mudah. Sendi adalah gadis yang menyebalkan dan terkenal tangguh untuk melawan pria.

Suatu hari seorang pria menabraknya sehingga membuatnya kesal.

"Sialan! Pake mata dong bro!"

Sendi pikir pria itu akan ikut kesal dan marah.

"Ma'af, oia aku murid baru namaku Juan."

Dengan mulut menganga Sendi tercengang sembari menatap wajah pria itu dengan seksama ketika mendengar sebuah nama yang tak asing.

"Juan? Siapa nama panjang elo?"

"Hemm? Juanda Setiawan."

"Gue Sendi Kartikasari, elo masih inget?"

"Sendi?! Oh Sendi akhirnya gue nemuin elo!" Segera memeluk gadis itu.

"What! Buggg!" Mendorong reflek.

"Up sory hehhe."

"Ehehmmm lo mau kemana?"

"Gue mo ke perpus, yuk ikut bareng."

"Et et beee..."

Tangan Sendi tak kuasa bergerak ketika ditarik oleh pria berkaca mata itu.

Sendi memperhatikan perubahan Juan dengan seksama. Juan yang dulu adalah pria bertubuh gemuk, kucel, dan culun. Namun yang tidak berubah ialah kacamata Juan yang setebal kaca spion baginya dan sifat kutubukunya.

"Elo gak baca? Jangan liat-liat tar elo naksir gue," meringis.

Sendi menggeleng-geleng kepalanya, "Hemm iya ehh maksud gue, gue kan gak suka baca, sukanya sistem kebut semalam. Elo gak inget?"

"Inget lah waktu SMP kita adalah waktu terindah."

"What hahhah bagi gue saat-saat terkonyol gue bareng elo, gue malu banget punya temen kaya elo tau tapi gue diem-diem bae. Ahahaha."

Pikir Sendi ia tidak ingin terhanyut dalam manisnya kata-kata lelaki sehingga ia selalu membuat umpatan atau terkadang sesuatu yang bisa membuat lelaki illfeel dengannya.

"Oohh, tapi sekarang mungkin kamu bangga ya punya temen kaya aku," menaik-naikkan satu alisnya.

"Nih bangga!" Memukul dengan buku tipisnya.

"Aaww hehhe, ko sekarang beda ya elo, ada apa Sen?"

"Yaiyalah beda kan gue udah gede, jadi pasti banyak yang berubah, gak kaya elo culun tetep culun hahaha."

"Hahahah."

Sendi menghentikan tawanya manakala ekspresi Juan tak sesuai yang ia bayangkan. Biasanya pria jika diperlakukan olehnya bakal kesal atau marah.

Juan melihat tajam Sendi yang tidak seperti dulu. Dahulu Sendi yang ia kenal sangat sopan, ramah, santun, dan anggun. Namun yang ia dapati ialah sebaliknya dengan tampilan yang tomboy dengan rambut pendek dan gelang yang biasa digunakan para pria.

"Tenang aja, gue yakin lo bisa jadi Sendi yang dulu."

Sendi mengedip-ngedipkan matanya.

"Ngomong apa sih elo." Menepuk bahu Juan dengan bukunya.

Sendi pergi meninggalkan pria itu dengan segera. Juan yang melihat tingkah gadis tomboy itu hanya tersenyum.

Sendi Pov.
Ma'afin gue ya Juan, gue lebih milih menjadi yang sekarang. Masa laluku adalah kelemahanku itu alasannya. Mungkin gue akan jadi temen paling nyebelin bagi elo. Gue gak akan mudah terpengaruh oleh cowo manapun. Gue gak pengin kaya ibu, lemah.


Jangan lupa ikuti cerita selanjutnya💓💓💓🐔

My Nerd & Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang