01

27 7 11
                                    


Kau percaya? Bahwa setiap yang berjodoh selalu didekatkan?

Sudah begitu lama Sendi baru bertemu dengan Juan sosok teman terdekat sejak kecil. Semenjak kedatangan Juan dari Korea Sendi selalu heran bagaimana bisa ia begitu berubah. Terkadang ia ingin bertanya apa yang dilakukan pria itu sehingga bisa mengubah sosok seperti sekarang. Namun bibir Sendi kelu, takut jika pertanyaannya membuat Juan kepedean.

Juan sendiri sadar, sesekali Sendi memperhatikannya diam-diam, walau terkadang bersembunyi dari pandangan.

"Apa? Lo pasti terkejut dengan perubahan gue. Apa lo terkesima?" Sembari tersenyum.

"Chhhhh, B aja tuh." Menarik bibir keatas.

"Kenapa sih elo gak nanya-nanya gue, kemana aja gak ada kabar ato apalah."

Sendi terdiam, ia teringat saat dahulu ia pernah merindukan sosok Juan disaat konflik di keluarganya berkecamuk. Namun karena ada sisi ibunya yang selalu menemani, ia tak pernah merasa sendiri sekalian ayahnya selalu menyakiti mereka.

"Ya gue maklumin juga, lo juga kalo mo ngilang, ngilang aja sekalian ngapain pake muncul."

"Denger lo ngomong kaya gitu gue pengen nangis deh, secara gue balik ke Jakarta demi lo tapi diperlakuin kek gini, sedih deh." Memunyungkan bibir imutnya.

Muka Sendi merasa bersalah. Ia refleks ingin meralat omongannya. Iapun baru ingin melontarkan kalimat.

"Enggak juga seh, gue bosen di Korea, makannya ikan mulu lagi-lagi ketemu ikan, dah gitu kangen deh makanan sama suasana di Jakarta." Terkekeh dengan omongannya sendiri.

"Etdah akhirnya sadar sendiri, yaudah gih sana cari teman lagi jangan nempel terus ama gue."

"Elo mo kemana ikut!"

"Gue ada janji ma Sarah, masa elo ikut-ikutan, tar lekong deh."

"Eh dah si Sendi tega amat, gue kan anak baru di SMA ini. Masa elo gak nuntunin gue sih."

"Gggrggrg, yaudah ikut aja! Serah elo deh!"

"Nah gitu dong,"

Sepanjang mereka melewati beberapa kelas Sendi merasa seperti menjadi seorang bodyguard bagi Juan. Banyak mata memandang terutama di kalangan siswi-siswi yang terlihat terkesima.

Kaya opa korea yak, Iya tinggi banget, cool, aku meleleh deh begitu bisikan mereka yang masih bisa didengar. Sedangkan Juan membalas dengan senyum tipisnya.

"Emang eskrim neng, jangan ganggu anak orang deh, tar bokapnya marah."

"Eh itu siapa sih Sen,?" tanya seorang siswi.

"Dia itu galak jangan deket-deket, udah gitu tukang ngutang, makanya dia balik dari korea soalnya banyak utang ma gue tau." Bisik Sendi ke salah satu temennya.

"Ouuh gitu yak, hmmm gak papa deh yang penting ganteng. Eh ngomong-ngomong kamu pin...."

"Udah ah yuk kita pergi Juan, ati-ati ma modus cewek," menarik ransel Juan.

T

iba di sebuah ruangan yang penuh dengan aneka makanan. Mata Juan serakah melihat sekeliling ruangan yang telah terpadati oleh para penjual kuliner. Ia bingung, mana saja yang harus dicicipi setelah sekian lama meninggalkan Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Nerd & Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang