A Little Talk

13.9K 807 32
                                    

Sesore ini aku sudah menuju ke arah rumah, bersapaan kembali dengan macetnya Jakarta. Mas Adri masih di rs, masih ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikannya, jadi dia memintaku pulang dengan taksi. Pak Win masih di jalan akan menjemput dua anak sulung ku.

Akhirnya setelah bermacet ria, aku sampai di area komplek. "Pak pelanin jalannya di depan ya," kataku pada supir taksi di depanku.

Aku mencari-cari si Abang dan bungsuku di tengah kerumunan anak-anak yang main di taman komplek. Ah, itu mereka sama Bik Sum. "Pak, stop sini aja ya." ucapku sambil mengeluarkan beberapa lembar uang lalu membayar argonya.

"Sore bu dokter, baru pulang?" sapa salah satu ibu yang duduk di bangku taman sambil menggendong anaknya saat aku memasuki taman. "Tumben ke taman,"

"Sore, iya nih.  Tuh mau nyamperin Kavin sama Kenzie lagi main," jawabku ramah sambil menggoda bayi yang di gendongnya. "Saya ke sana dulu ya bu,"

"Oiya iya bu,"

Ku tinggalkan si ibu tadi lalu menghampiri anak-anakku. "Kavin..!" seruku dari jauh, eh tapi kok dia nggak semringah ya?

Ku hampiri Bik Minah dan langsung menggendong Kenzie. "Sayaaannggg, mommy kangen," ucapku sambil membaui tubuhnya yang wangi telon. Ia tertawa geli. "Bik, titip tas sama snellinya. Dibawa aja gih, anak-anak nanti pulang sama saya." perintahku sambil melilitkan kain jarik dan Kenzie di gendonganku dengan nyaman.

"Siap bu," Bik Sum berlalu dan langsung pulang ke rumah.

Sambil terus mengajak bercanda Kenzie, aku hampiri Abang yang sedang main di ayunan. "Abang," sapaku lalu duduk di ayunan sebelahnya yang kosong.

"Mommy," gumamnya lalu mencium tanganku seperti biasa, lalu ku kecup keningnya.

"Abang kenapa? Kok, cemberut?"

Ia menggeleng enggan.

"Abang mau jajan di bu Ninung?" tawarku, ia menatapku lalu mengangguk senang. Ku gandeng tangannya keluar taman menuju warung yang 50 meter dari taman dan membiarkan Kavin jajan.

"Sudah jajannya? Cukup?" tanyaku begitu melihat beberapa jajanan di pelukannya. Kav mengangguk. "Nih uangnya, bayar coba ke bu Ninung sendiri." kataku lalu memberinya uang 10ribu.

"Buu, ini jadi berapa?" tanya Kavin.

"Beng-beng nya 2000, biskuit gandumnya 2000, wafer cokelat 2000, wafer kejunya 2000 sama oreo nya 2000. Jadi pas, 10.000 anak ganteng," ujar Bu Ninung, aku hanya tersenyum saja melihatnya.

Kavin memberikan uang tadi lalu menerima plastik yang berisi jajanannya tadi. "Yuk mom, pulang," ajaknya lalu menggandeng tanganku.

"Yuk, makasi Bu Nung," ucapku sebelum keluar dari warungnya.

"Mangga bu dokter,"

Jam segini Kavin baru pulang ngaji, terbukti dari setelan baju koko, peci dan tas cars di pundaknya. Ia masih belum mau cerita apa-apa saat ku tanya tadi.

Sampai di rumah aku langsung meletakkan Kenzie di tempat bermainnya yang sudah di alasi puzzle empuk dan pagar plastik setinggi tubuhnya. "Bentar ya nak," ucapku begitu melepaskan Zie dari gendongan, ja langsung menuju mainannya.

"Momomomommm... Nan nannn," ocehnya sambil mengigit teethernya.

Setelah di rasa aman Zie bermain di sana, aku kembali menghampiri Kavin yang sibuk dengan oreo nya. "Mom,"

"Ya Abang?"

"Abang puasya syetengah hari Allah nggak marah, kan?" tanyanya, ahh iya, puasa sebentar lagi yaa.

"Kata siapa? Allah akan lebih marah kalau Abang nggak puasa. Kenapa emangnya?"

"Kata Faiz kalo puasya syetengah hari Allah marah mom. Padahal dia syendiri pernah jajan di bu Ninung pas puasaaa," celotehnya menatapku.

Aku tersenyum. "Nggak. Allah nggak marah, nak. Abang belajar pelan-pelan mau?" tanyaku, ia mengangguk. "Oke, puasa  besok belajar sampai jam 3 ya seminggu pertama puasa. Kalo abang bisa minggu ke 2 puasa baru sampai full jam 6. Mau?"

Ia tampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaanku. "Hmm, boleh mom. Abang belajar," jawabnya lalu mengeluarkan cengiran khasnya. Walau aku tahu pasto nanti ujungnya ngeluh haus hihihi.

Tak apa, yang penting mau belajar.

"Sip! Itu baru anak mom, jadi tadi cemberut karena ini?"

"Iya, hehehe."

Kavin lalu memelukku hangat saat menyelesaikan kalimatnya. Dia mirip sekali dengan Bryan duli waktu belajar puasa. Hmm, rasanya anak ini baru saja lahir, tiba-tiba sudah sebesar ini. Masha Allah.

Mommy love you my kids!

💕💕💕💕💕

Hwallaawwhhhh abang kembaliiii.. nih ku kasih lagi 😚😚😚

Nggak sabar puasa yey!!!

Masih di tunggu pengalaman kalian selama puasa ya! Komen in line!!

#dahgituaja

#awastypo

#salamganteng

Danke,

Ifa 💕

PUASA PERTAMA ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang