03

72 9 2
                                    

  Pagi ini,  Anin berniat untuk pergi ke perpustakaan. Memang tidak wajar pagi hari seperti ini, ia seolah olah menjadi seorang penyelundup. Ia lalu sampai di perpus dan mulai beredar mencari buku yang ia inginkan

   "ini gue udah nyampe di perpus,      mau nyari buku apa ya? "

Anin mengambil salah satu buku yang ada dirak paling atas, tapi tak disangka-sangka,  buku yang ia ambil jatuh kebawah.

   "pagi pagi gini, udah mau jongkok jongkok aja,  Nin." Ucapnya sambil senyum senyum sendiri.

Saat ia berusaha mengambil buku itu, ia melihat seorang laki laki yang tidur dilantai perpustakaan.

   "Setaaaaaaan!!! "betapa terkejutnya Anin melihat sesosok orang itu.   

   Pakaiannya sebenarnya rapih,  bersih, seperti anak anak sekolah pada umumnya,  tapi siapa yang tidak terkejut. Ia berlari meninggalkan barisan itu dan berniat untuk meninggalkan perpustakaan. Tapi siapa sangka,

Gedebuk!!!,

Kepalanya berbenturan dengan anak laki laki itu, keduanya sama sama terkejut.

   "lo siapa,  sih?!! "ucap anak laki laki itu sambil mengusap kepalanya

   "kok lo yang nanya?harusnya gue yang nanya,  lo siapa? Pake tidur di perpus pagi pagi kayak gini, takut tau ga! Gue kira setan"ikut mengusap usap kepalanya sendiri.

   "lo yang setan, tolol! Kalo lo lihat gue tidur, lo kenapa teriak terus bangunin gue?!!" kekesalannya memuncak.

   "kok gue? Pokoknya lihat aja,  ya. Lo bakal nyesel! "

   "kok gue? "

Anin pergi tanpa menjawab pertanyaan laki laki itu.

   "Rangga, lo mimpi apa sih, semalam?"

Dia,  Rangga,  bicara pada dirinya sendiri. Tak sadar bahwa takdirnya akan berubah setelah bertemu gadis itu. Anin.

  "Laura.. "

Dengan spontan, ia menyebut nama itu dengan tatapan sayu. Dengan sadar,  bukan tidak sadar.Ia tahu bahwa kerinduannya ini wajar, bahkan melebihi kata itu. Ya, Rangga rindu cintanya.

Sudut & GarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang