Bosan itulah satu kata yang hinggap diotaknya. Mata tajamnya memperhatikan sekelilingnya berusaha mencari sesuatu yang menarik. Dia adalah Raffael Darmawangsa, sang bad boy di SMA Angkasa yang mempunyai wajah tampan, tubuh atletis dan dia juga jenius. Tapi sikapnya terlalu dingin.
Ia mempunyai julukan tersendiri dari para penggemarnya seperti, pangeran sekolah. Lain pula halnya dengan kedua sahabatnya yang tak kalah tampan Renaldy sang penakhluk wanita dan Rafi sang pembuat onar.
Meskipun mempunyai wajah yang tampan ia terkenal sebagai cowok yang kejam dan cuek terhadap sekitarnya.
Ia kembali memusatkan perhatianya kepada guru yang sedang menjelaskan materi. Ia mendengus kesal saat matanya tak sengaja menangkap beberapa siswi menatapnya secara terang-terangan.
"Raf lo nanti dateng nggak keacara pensi besok?" tanya Renaldy, Yang duduk didepanya bersama Rafi sedangkan ia duduk di bangku paling pojok sendiri, karena ia tidak mengijinkan siapapun duduk dibangkunya yang sudah menjadi hak miliknya meskipun itu kedua sahabatnya. Karena seorang Raffael tidak akan membiarkan seseorang menyentuh apa yang ia miliki.
"Dateng."ucap Raffael.
"yes, akhirnya bebeb Rafa dateng setelah dua tahun gak dateng-dateng." Ucap Rafi dengan mata berbinar bahagia.
Yang membuat Renaldy mendengus sebal akan sikap alay sahabatnya itu, terkadang ia berpikir kenapa ia mau berteman dengannya. " kesambet apaan lo tiba-tiba mau dateng besok?"
"dipaksa sama ibu gue buat ngewakilin dia yang mau pergi keluar kota." Jawab Raffael sambil memalingkan wajahnya kearah pintu tepat saat seorang siswi yang masuk kekelasnya lalu menyalami Bu Lilis.
Siswi bertubuh mungil dengan rambut yang dikuncir kuda, wajah cantiknya tanpa polesan makeup, dan senyumnya yang sempurna. Siswi itu adalah Ranika Putri Tirtania yang membuat seorang Raffael lupa bekedip.
"eh Al itu-tuh dede emez yang gua ceritain." Ucap Rafi kepada Renaldy.
"jadi dia Ranika yang sering lo ceritain?" tanya Raffael, yang dijawab anggukan oleh Rafi.
"tumben lo peduli biasanya kagak, lo suka ya sama dia?" tanya Rafi yang menyipitkan matanya menatap Raffael. Karena tak biasanya sahabatnya itu mau ikut campur urusan wanita. Raffael menatap Rafi dengan seringaiannya yang membuat kedua sahabatnya terkekeh.
"Bu, saya disuruh sama Pak Eko manggil kak Raffael disuruh keruanganya." Ucap Ranika yang mengedarkan pandanganya sambil menerka-nerka siapa sosok Raffael yang sering dibicarakan satu sekolah dan pandanganya bertemu dengan Raffael yang menatapnya tajam.
Njirrr tuh orang nyeremin banget natapnya, kenal juga kagak.
Sebelah alis Raffael terangkat ketika Ranika memalingkan wajahnya, ia-pun berdiri menghampiri Ranika. Pasti ibu yang datang. Batin Raffael.
"idiiiiihh, si Raffael gercep dia." Ucap Raffi dengan suara yang sengaja ia keraskan.
Seketika semua mata tertuju pada Raffael yang berjalan kearah Ranika dengan wajah datarnya plus tatapan tajam yang dia berikan, mereka semuau menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya karena Raffael itu tidak suka diperintah.
" gua gak percaya kalau gua dipanggil sama Pak Eko. gua butuh jaminan kalo gua gak dibohongin, gua mau kalung lo sebagai jaminannya!" ucap Raffael dengan nada yang dingin.
"ta-tapi kak sa-saya gak bohong." Ucap Ranika terbata-bata sambil memegang kalungnya yang terdapat ukiran namanya.
"gua gak mau tau." Titah Raffael, yang diangguki Ranika.
Ranika yang sedang berusaha melepaskan kalungnya dikagetkan oleh sebuah tangan yang membantunya melepaskan kalungnya. Ia mendongakan kepalanya untuk mencari tahu siapa pemilik tangan itu namun lagi-lagi ia dibuat kaget saat bola matanya bertemu dengan sepasang bola mata milik Raffael bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.
"gas terus raf gas terus!"
"cieeeeeee"
"tuh cewek genit bangetsih sama Raffael."
Saat Raffael sudah berhasil melepaskan kalung Ranika, ia berjalan keluar kelas menuju ruang kepala sekolah menemui ibunya yang datang dan meninggalkan Ranika yang diam mematung dengan pipi yang bersemu merah.
YOU ARE READING
Couple R
Teen FictionRanika Putri Tirtania, hidupnya berubah setelah Raffael Darmawangsa cowok tampan, pintar, dan dingin itu mengakui dirinya sebagai pacarnya di depan anak satu sekolahan. Jika dulu hidupnya terkesan monoton, Kini hari-harinya terasa lebih berwarna k...