Sumpah serapah para murid yang mereka tujukan pada guru fisika yang masih menerangkan materi, meski bel pertanda istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.
"kalau begitu bapak akhiri sampai disini." Ucap Pak Totok seraya berjalan keluar kelas yang membawa buku. Membuat para murid yang sudah tidak bisa menahan lapar menghela nafas lega yang langsung berlari menuju kantin dan ada pula yang membuka kotak bekal yang mereka bawa dari rumah.
Ranika terkekeh melihat Diah disebelahnya yang masih mengumpat sambil membuka kotak bekalnya begitu pula dirinya. Ia mulai menyuapkan makanannya sambil melihat chat yang rata-rata dari Raffael yang berisi hal-hal tidak penting.
Saat ia ingin menyuapkan makanannya kembali, sebuah tangan mengambil alih sendok yang ia pegang. Ia mendongakkan kepalanya, pandangannya pun bertemu dengan Raffael yang duduk disampingnya dan Diah yang sudah pindah mengumpul dengan teman lainya yang berada dibelakang.
Kedatangan Raffael membuat keadaan kelas yang tadinya ramai menjadi hening, tidak ada yang berani menatapnya. Karena jika mereka berani menatapnya sama saja dengan bunuh diri. Terkecuali orang-orang yang dekat dengannya.
"balikin sendoknya!" ucap Ranika dengan nada yang ketus yang dituruti oleh Raffael.
Ranika membelakkan matanya tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Raffael. Raffael memang sudah menyodorkan sendoknya kepada Ranika tapi belum juga ia menerimanya Raffael membalikkan sendoknya hingga nasi yang berada disendok jatuh kembali tepat di kotak bekal.
"nih udah aku balikin." Raffael tersenyum lebar dengan wajah tanpa dosanya.
"ini yang bego gua atau dia sih?" tanya Ranika kepada dirinya sendiri.
" Maksud gua balikin sendoknya itu kasih kegua, bukannya dibalikin posisinya." Ranika memposisikan tanganya berhadapan dengan wajah Raffael seperti ingin mencakar lantaran sangking gemasnya dengan Raffael yang masih mempertahankan senyuman lebarnya.
"aku bercanda kok, nih aaa..." ucap Raffael yang menyuapkan nasinya kembali kepada Ranika namun ditolak mentah-mentah.
"ayo buka mulutnya, masih setengah lagi kamu pasti belum kenyang."
"kalau nggak mau aku cium nih! Mau dicium dimana sayang?" ancam Raffael yang membuat Ranika dengan terpaksa membuka mulutnya menerima suapan yang diberikan Raffael sampai suapan terakhir. Ranika menerima air yang disodorkan Raffael lalu meminumnya.
"ngapain sih kesini? Jangan bilang kamu kesini cuman gara-gara kangen doang kayak waktu itu?" tanya Ranika kepada Raffael yang masih sibuk membereskan kotak bekal miliknya kedalam tas kecil.
"emang kenyataannya gitu aku kangen sama kamu. Akutuh gak bisa jauh-jauh dari kamu."
"duhhh pengen muntah" Ranika memperagakan dirinya seperti ingin muntah.
"gemesin banget sih kamu." Ucap Raffael mencubit hidung Ranika yang membuatnya mengaduh kesakitan. Raffael mengecek jam dipergelangan tangannya, lalu menatap kembali Ranika.
"aku balik dulu ya kekelas. Nanti pulangnya bareng aku!" titah Raffael seraya berdiri dari duduknya, lalu berjalan keluar kelas.
YOU ARE READING
Couple R
Teen FictionRanika Putri Tirtania, hidupnya berubah setelah Raffael Darmawangsa cowok tampan, pintar, dan dingin itu mengakui dirinya sebagai pacarnya di depan anak satu sekolahan. Jika dulu hidupnya terkesan monoton, Kini hari-harinya terasa lebih berwarna k...