Chapter I

871 75 6
                                    


Bangkok, 2 Februari 2014 (01.25)

Gerimis...

Dalam keheningan malam kota Bangkok, seorang laki-laki keluar dari sebuah café terkenal yang ada di sana, With Jane. Tidak seberapa lama, ada seorang laki-laki yang keluar dari café tersebut.

"Singto. Sepertinya nanti akan turun hujan" kata laki-laki tersebut sembari memberikan payung

"P'Jane, terimakasih. Tapi aku tidak membutuhkannya, aku bisa memakai hoodie ini" Kata Singto sambil menunjuk ke jaketnya yang berwarna gelap

"Aku tidak khawatir denganmu, aku hanya khawatir dengan gitarmu itu. 5555" kata P'Jane sambil memberikan payung itu.

"Aku pulang dulu P. terimakasih" ucap Singto

"Ya, hati-hati di jalan" kata P'Jane yang terus saja melihat ke arah Singto yang berlalu pergi.

Bruumm..bruummm

"Aah, kalung dari peninggalan ibu di mana ya?" Kata singto sembari mencari-cari sesuatu di dalam saku jaketnya.

"Naah ini...."

"Ibu, apa kabar di sana? sebentar lagi ultah ibu. Maaf Singto belum bisa jadi kebanggaan ibu. Singto mengecewakan ibu. Singto meninggalkan bapak sendiri. Maaf ibu. Sing kangen bu" kata Singto yang sedikit terisak mengenang almarhum ibu nya.

Singto tidak menyadari jika ada mobil yang melaju sangat kencang dari arah belakang. Hingga akhirnya.....

Bruuuuukk

Badan Singto terpental hingga ke tepian jalan. Pelipisnya terantuk trotoar sangat keras. Darah segar mengucur dari pelipisnya, dan dari luka-luka lain yang terjadi akibat tabrakan tersebut. Genggaman yang semula erat pada kalungnya, perlahan mulai merenggang.

Tap..tap..tap

"Apa dia sudah tewas?" kata seorang pria berbaju serba hitam kepada temannya

"Aku sudah tidak merasakan nafas di hidungnya. Apa yang harus kita lakukan?"

"Kita tinggalkan saja dia di sini. Tugas kita sudah selesai, cepat kembali ke mobil dan segera hubungi bos!"

Singto POV

Tes..tes....

Basah.. hujan.. sakit.. semua tubuh ku terasa sakit sekali... Tidak bisa bergerak. Seseorang Tolong aku. Tolong aku...


Author POV

"Dih! lihat deh, si anak aneh selalu sendirian kemana-mana"

"Ehh, dia itu ga jalan sendirian tau. Ada yang lain. Hantu"

Krist melangkahkan kakinya dengan cepat menerobos anak-anak sekolah yang memandang aneh kepadanya.

"Aku lelah dengan olok-olok mereka. Teman?! Jika saja mereka mempunyai kemampuan sepertiku, tentu mereka pasti memilih untuk tidak berteman dengan "mereka" kecuali keadaan memaksa. Wajah hancur, Kaki tidak ada, Mata mau copot dan masih banyak lagi."

"Syukurlah kamar mandi kosong"

shhhhhh....

"kenapa aku mulai ga enak gini sih?!" pikir Krist

"Jangan mulai deh!! ini masih buang air kecil dulu, sebentar" kata Krist kesal

"Tolong aku... Seseorang tolong aku..." Krist mendengar suara laki-laki dari arah belakang dirinya.

Kondisi kamar mandi pada saat itu sangat sepi. Jika ia berteriak, tentu semua orang yang tidak mengetahui siapa dia, akan semakin berpikiran yang tidak-tidak tentangnya. Krist mencoba mengumpulkan semua keberaniannya, sebelum akhirnya ia berbalik badan. Benar saja, dia melihat ada tangan yang mengenakan baju tebal berwarna hitam. Di tangan itu terlilit kalung berwarna silver dan berrantai panjang, berusaha menggapai Krist.

"Aaarrgggghhh" tiba-tiba tangan itu mencekik leher Krist. dia meronta, tapi tidak ada yang bisa digapai. dia tidak tahu hantu macam apa ini karena hanya  terlihat tangannya saja.

"To...looong..." Krist berusaha berteriak. Dia sama sekali tidak memikirkan apa reaksi orang, yang ia pikirkan hanya keselamatannya saat ini. Krist terus saja memegang tangan tersebut, hingga akhirnya dia meraih kalung silver itu dan menarik sekuat tenaganya hingga rantainya terputus.

huuuh..huuuuuh...

Krist terbangun dari tidurnya dengan penuh keringat.

"Cuma mimpi. ternyata.. Jam berapa sih?" Kata Krist sembari melihat ke arah jam dinding. Waktu menunjukkan pukul 01.53

"Tapi kenapa terasa nyata banget ya?" kata dia dengan nafas tersengal sembari memegang lehernya. Terasa aneh....

Krist pun melihat tangannya.. Ia terhentak.... Karena kalung yang ada di dalam mimpinya, kini sudah ada di tangannya... 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SK - I Can See A GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang