Midnight

428 90 37
                                    

Play mulmed, Use headphone 🎧
Demi kenikmatan bersama.

Tiffany merapatkan hoodie merah muda yang dikenakannya. Kakinya sedikit bergetar menahan  dingin karena terpaan dari angin malam. Beberapa kali dia mengelap wajahnya dari rintikan air hujan yang mengarah mengenainya. Jangan tanya kenapa dia tidak berada di rumah saat cuaca sedang tidak bersahabat seperti ini. Jawabannya jelas, Tiffany lari dari rumah. Menghindar, agar tidak mendengar suara cekcok Appa dan Eommanya.

Tiffany mengedarkan pandangannya.Sepi, Hanya Tiffany sendiri yang masih berdiri menunggu di halte disaat  jadwal keberangkatan bis sudah habis dan telah berhenti beroperasi. Lalu apa yang dia tunggu? Ah, tidak.  Lebih tepatnya siapa yang dia tunggu di tengah malam begini? Entahlah, dia sendiri pun tidak yakin siapa yang sebenarnya dia tunggu. Toh mereka baru saling mengenal, baru dua minggu, hanya melalui chat tanpa bertatap muka.

Tinn..
Tiffany berjengit kaget karena suara klakson yang dibunyikan secara tiba-tiba. Sebuah mobil Mercedez-Benz berwarna hitam yang tidak Tiffany ketahui pasti seri apa itu berhenti di depannya. Matanya fokus mengamati siapa yang ada di dalam, di kursi pengemudi.

"Tidak mau masuk? "
Tiffany tersenyum, saat jendela mobil dibuka dan menampakkan rupa manusia yang ada di dalamnya.Itu Taeyeon, homo sapiensnya.

"Ini. "
Taeyeon menyodorkan selimut sesaat setelah Tiffany duduk di sebelahnya.

"Gomawo, " Tiffany lekas membungkus dirinya dengan selimut berpola teddy bear yang Taeyeon berikan.  "Kita mau kemana O-oppa? "

"Oppa? " Taeyeon menoleh ke arah Tiffany.  "Aku bukan Oppa. " ujarnya sambil melepas topi yang dia kenakan membuat rambut yang tadi digelungnya tergerai.Kacamata hitamnya juga dilepas, sesuatu yang membuat Tiffany daritadi bertanya-tanya untuk apa mengenakan kacamata gelap di tengah malam? Entahlah, mungkin selera fashion Taeyeon yang berbeda adalah jawabannya.

"Mian," Tiffany tertunduk malu.  "aku salah paham karena kau terlihat sangat tampan. "

"Tampan?"

"Iya." Angguk Tiffany.

"Begini masih tampan? " Taeyeon maju mendekati Tiffany, mengikis jarak antara keduanya. Sementara respon Tiffany jelas semakin gugup, orang di hadapannya ini bahkan sudah seperti menindih Tiffany.

"Apa masih terlihat tampan? "
Tiffany merasakan sekujur badannya merinding saat suara serak itu menerpa telinganya. Membuatnya reflek menutup mata rapat-rapat.

"Hey, " panggil Taeyeon ke Tiffany.
"Buka mata mu. "

Saat Tiffany membuka mata tawanya langsung pecah, Taeyeon, dia membuat mimik wajah lucu. Wajahnya seperti dijelek-jelekkan, tapi tidak bisa dibilang jelek juga,karena wajahnya masih terlihat sempurna, masih enak di pandang mata.

"Gitu dong ketawa." Taeyeon menoel pipi Tiffany.

"Iya eonni, makasih. "

"Eonni ? Bukan Oppa lagi? "
Taeyeon bangkit, kembali duduk tegak di kursi kemudi.

"Bukan, " Tiffany menggeleng. "Kurang suka? Mau di ganti?"

"Boleh? " kata Taeyeon,  tangannya menekan pemutar musik yang ada di mobil.

"Maunya dipanggil apa? "

"Baby, " Taeyeon terkekeh, Tiffany kaget.  "Bercanda, Tenang aja. "

Tiffany menghela napas lega, tidak tahu kenapa dia tadi mendadak tegang saja. Rasanya jantungnya berdetak lebih kencang.

"Mau kemana? " Tiffany fokus melihat Taeyeon yang mulai menarik tuas transmisi mobil.

"Rahasia. " Taeyeon menginjak tuas gas dan mulai melajukan mobilnya.

Dan Tiffany,  dia memilih bungkam. Diam mengamati gerakan windscreen wiper yang bergerak ke kanan dan kiri menghalau air hujan yang membasahi kaca mobil yang ditumpanginya. Sesekali matanya beralih ke luar jendela,  melihat pemandangan sekitar, melihat beberapa mobil yang ikut berlalu lalang.

Tapi kalau diizinkan berkata jujur, Tiffany tidak sepenuhnya bungkam. Di dalam hati dia berteriak kegirangan,  di dalam hati dia bersenandung dengan riang. Tiffany luar biasa senang,  bisa membelah jalanan malam bersama seseorang yang saat ini tangannya dia genggam.

Hanya saja ditengah kebahagian yang dia rasakan,Tiffany menyimpan pertanyaan yang ingin dia ajukan ke Taeyeon.

Tentang sesuatu yang memenuhi mobil Taeyeon,

tentang aroma,

tentang sesuatu yang baunya beda

anyir,






















layaknya darah.

TBC




Diary'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang