Di jalan, Soonyoung benar-benar bingung gimana caranya fokus.
Gimana caranya nafas? Gimana cara ngasih tau jantungnya berdetak normal aja? Gimana caranya ngelakuin itu kalau tangan Nara peluk pinggang dia? Gimana!?
"Young," suara Nara memecahkan lamunan Soonyoung
"Y-ya?"
"Gak keberatan kan kalau gue pegangan gini?"
"Eng-enggak kok"
"Maaf ya soalnya gue belum pernah naik motor malem-malem gini. Takut jatoh"
"Hah? Apa?" Soonyoung gak bisa dengar jelas ucapan Nara.
"MAAF YA GUE PEGANGAN SAMA LO. GUE TAKUT JATOH" teriak Nara
"Oke, gapapa"
Padahal ini bukan pertama kali Soonyoung boncengan sama Nara. Tapi kali ini kenapa rasanya beda? Soonyoung jadi grogi, salting, dan deg-deg an.
Gak sadar, Nara senyum sendiri di belakang.
Walaupun dia gak sepenuh nya meluk Soonyoung karena cuma tangan yang nempel sedangkan badan nya gak bersentuhan, entah kenapa Nara tetap ngerasa nyaman kembali.
Aduh, Nar lo gak boleh gampangan!
Nara memperingati dirinya sendiri, dan gak lama pelukan nya dia lepas
Yha, kok di lepas. Kata Soonyoung dalam hati
«»«»
Akhirnya, Soonyoung berhasil mengantarkan Nara dengan selamat sampai di depan rumah.
"Makasih ya...."
Soonyoung tersenyum, "iya sama-sama. Lain kali kalau gak ada yang jemput langsung hubungi gue aja"
"Eh? Gak lah Young, ngerepotin."
"Ngerepotin? Nggak kali"
"Hmm, kalau gitu gue masuk kerumah ya. Lo hati-hati pulang nya"
Soonyoung cuma ngangguk sambil senyum.
Tunggu....
Mereka pernah tiap hari pulang bareng kan?
Mereka pernah boncengan kan?
Mereka pernah ngobrol saat boncengan sampai teriak-teriak karna gak kedengaran
Mereka pernah ada di situasi seperti ini sebelum nya
Apa ini dejavu? Kenapa semua nya terulang kembali?
"Apa kita bisa jalin hubungan kayak dulu lagi?" batin Soonyoung
"Mungkin kita gak bisa kayak dulu lagi." batin Nara
Tbc
