FLASHBACK

9 2 2
                                    

Hai guys ini part kedua yang menceritakan awal mereka bertemu
*Selamat membaca cerita mina*

Hari itu begitu cerah, namun tidak secerah wajah gadis yang sedang menangis terseduh-seduh ketika mendapat kabar dari orang asing bahwa ayahnya kecelakaan disaat perjalanan menuju tempat jerja ayahnya.

Saat mendengar kabar seperti itu ia sudah dihantui rasa khawatir. Ia tidak mau kalau terjadi apa-apa dengan ayahnya, setelah kejadian dua tahun lalu ibunya meninggalkannya juga karna terkena musibah seperti yang sekarang dialami oleh ayahnya.

Ia sangat tidak suka dengan keadaan seperti ini disaat ia ingin bertemu ayahnya memberi tahu bahwa ia lulus sekolah menengah dengan nilai terbaik. Saat mendapat kabar seperti ini ia seperti dihantam batu, ia begitu membeci keadaan seperti ini.

"Ayah kuatkan dirimu, aku disini ingin memberimu kabar gembira"
Ia duduk didepan pintu operasi ayahnya, sambil memegang surat hasil kelulusannya.

"Ayah anak gadismu satu-satunya ia sudah lulus sekolah, ayah sudah berjanji padaku kalau aku lulus ayah mau mengajakku ke makam ibu dan makan makanan kesukaanku"

"Ayah tahu kan makanan kesukaan anak gadis mu ini? Jadi kuatkan dirimu ayah!"

Tanpa sadar ia mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak boleh ia ucapkan.

"Ayah jangan tinggalkan Syasya, Syasya belum bisa mengurus diri Syasya sendiri, ayah kau sudah berjanji ingin melihat aku tumbuh dewasa menggapai cita-cita, Syasya mohon jangan tinggalkan Syasya "

Setelah berjam-jam dalam ruangan operasi, akhirnya dokter yang memeriksa ayahnya sudah keluar, dengan sigap Syasya berdiri dan bertanya kepada dokter itu.

"Dokter, ayah Syasya baik-baik saja kan? Syasya yakin ayah Syasya pasti kuat, iya kan?"

Syasya memberi pertanyaan pada dokter itu sambil menyeka air matanya.

"Keadaan ayahmu masih koma ia kehilangan banyak darah, dan golongan darahnya sangat langka"

Mendengar ucapan dari dokter itu, Syasya ambruk begitu saja ia harus kemana mencari golongan darah yang sama dengan ayahnya.

"Ayah, maafkan Syasya, seharusnya Syasya mendonorkan darah buat ayah tapi darah Syasya tidak sama dengan golongan darah ayah"

Ia pun berlari tak tentu arah untuk mencari golongan darah yang sama dengan ayahnya. Bahkan ada orang yang takut ketika ditanya oleh Syasya.

Ia berlari tanpa menggunakan alas kaki, jam saat ini sudah menunjukkan pukul 20:12, Syasya masih belum menemukan orang yang dapat menolongnya.

Syasya tidak menyangka ia sudah berlari sejauh ini, keadaan sudah sepi dan kendaraan juga tidak terlalu banyak yang lewat di jalan itu.

Syasya berpikir cukup lama, apakah ia harus pulang ke rumah atau melanjutkan untuk mencari orang yang dapat menolongnya.

Syasya memutuskan untuk tetap mencari. Sepanjang perjalanan ia tidak dapat menemukan orang yang dapat membantunya. Tenaganya sudah habis bahkan penglihatannya pun mulai samar-samar, hingga ia tak sadarkan diri, ia ambruk di depan laki-laki entah itu siapa.

Syasya terbangun selepas pingsan malam itu, yang Syasya ingat hanya ia jatuh di depan laki-laki. Syasya membuka matanya perlahan, ia melihat sekeliling dan menangkap seseorang yang duduk diatas sebuah sofa dan menatapnya dengan sendu.

"Kau sudah sadar?"
"i...ia" Syasya menjawabnya dengan terbata-bata yang ia lihat saat ini adalah pria didepannya ini bukan pria yang ingin macam-macam. Balutan jas hitam dan dasi di badannya sangat cocok dengan tubuhnya.

Kesan pertama ketika melihat pria ini tampan dan berwibawa.

"Kenalkan namaku Reno"
Pria ini menyadarkan Syasya dari lamunannya, ia melihat pria itu menjulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.

"Hmmm.. Namaku Syasya"
Sambil tersenyum, ia merasakan hal yang aneh saat tangannya dipegang oleh Reno.

"Boleh aku bertanya?"

"Hmm.. Iya boleh"

"Kau semalam pingsan di depanku, kau begitu kelihatan lesuh, apa kau punya masalah?"

Mendengar pernyataan Yang Reno ucapkan, Syasya mulai ingat bahwa ia harus mencari donor darah buat ayahnya. Tanpa sadar air matanya mengalir diatas pipinya. Ia kembali teringat akan ayahnya.

"Hei kenapa kau menangis? Hmmm? Ceritakan padaku apakah kau punya masalah?"

Syasya tidak ragu menjawab pertanyaan laki-laki yang baru ia kenal.

"Ayahku...ayahku membutuhkan donor darah kemarin ia kecelakaan dan sekarang keadaannya masih koma"

"Heii.. Jangan menangis kau kelihatan tidak cantik jika menangis". Entah mengapa Reno tidak tega melihat gadis yang di depannya menangis.

"Apa perlu aku antarkan kau pergi ke rumah sakit dimana ayahmu dirawat?"

"itu tidak akan membuatmu repotkan?"
Syasya sangat tidak enak hati pada Reno, ia sudah banyak merepotkannya.

"Boleh itu tidak akan merepotkanku"

*Makasih udah mau baca cerita mina *
Next cepternya ditunggu yah :)

Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang