One

7 2 0
                                    

Tiga puluh Desember, 1995

Malam itu sebuah rumah sakit di kota Daegu kedatangan dua orang ibu yang akan melakukan persalinan. Karena masih dalam masa libur natal dan tahun baru, pihak keamanan dan pengawasan di rumah sakit tersebut tidak begitu ketat. Kedua ibu itupun dimasukkan ke dalam ruang bersalin yang sama.

Setelah kurang lebih dua jam berjuang, mereka melahirkan anaknya.

Ternyata dua pasutri ini memiliki latar belakang yang berbeda. Pasutri yang pertama, berasal dari kalangan orang kaya melahirkan bayi laki laki. Sedangkan pasutri yang kedua, berasal dari golongan tidak mampu melahirkan bayi perempuan.

Kedua bayi mungil itu dibawa seorang suster muda ke dalam ruangan khusus bayi.

Entah karena belum punya pengalaman atau karena panik, suster itu keliru menempatkan bayi tersebut.

Box pertama yang harusnya diisi oleh bayi laki laki justru diisi oleh bayi perempuan. Begitupun sebaliknya.

Namun hal ini tidak disadari oleh sang suster maupun pihak lain, karena minimnya cctv dan tidak ada pengawasan dari keamanan.

Dua hari setelah persalinan, dokter mengatakan kepada pasutri yang pertama, bahwa bayi perempuan itu mengidap leukimia. Sontak, keduanya pun merasa khawatir dan memutuskan untuk membawa bayinya itu ke Jepang agar dapat pengobatan intensif.

Beralih pada pasutri kedua, sang istri sangat yakin bahwa ia melahirkan bayi perempuan. Ia bingung kenapa tiba tiba bayinya berubah menjadi laki laki.

Kemudian ia mendengar kabar dari dokter, bahwa bayi perempuan yang lahir berbarengan dengan bayi laki lakinya mengidap leukimia.

Sang ibu tentu merasa kaget. Ia mengerti sekarang, bayinya tertukar dengan bayi dari ibu lain, karena setelah dicek, bayi laki laki itu tidak memiliki golongan darah yang sama dan tidak punya kemiripan dengannya ataupun suaminya.

Selain itu, saat dokter mengatakan bahwa bayi itu punya penyakit leukimia, ibu itu teringat bahwa keluarganya punya riwayat penyakit itu, dan jika memang bayi perempuan itu adalah anaknya, maka penyakit tersebut bisa jadi diturunkan.

Sang ibu menatap bayi laki laki yang digendongnya. Ia merasa terpukul dan kasihan. Terpukul karena ia harus jauh dari putri kandungnya. Dan kasihan karena bayi laki laki yang harusnya hidup dalam keberadaan justru malah hidup bersamanya yang serba kekurangan.

Awalnya si ibu tidak berniat untuk menceritakan hal ini pada suaminya. Namun karena ada rasa bersalah, ia pun mencoba berani mengatakannya.

Lagi lagi musibah datang. Suaminya benar benar kaget, disaat yang bersamaan ia pun mengalami serangan jantung dan meninggal setelah dokter berusaha menyelamatkannya selama satu jam terakhir.

Tentu hal ini mendatangkan kesedihan yang teramat dalam bagi si ibu. Sudah hidup dalam kemiskinan, anaknya yang tertukar, dan kini suaminya meninggal.

Air mata terus mengalir dipipinya. Berkali kali ia menjenggut rambutnya dan berteriak. Ia juga beberapa kali memarahi sang suster yang lalai, namun tidak melaporkannya karena itu tidak akan mengubah apapun.

Di dalam keheningan itu, ia mendengar suara tangisan bayi. Sang ibu yang bernama Cha Ji Eun ini lantas mengambil bayi itu dan didekap dalam pelukannya. Walaupun bukan anak kandungnya, tapi Cha Ji Eun berusaha untuk menyayangi bayi laki laki itu seperti anaknya sendiri. Dia hanya bisa berharap, semoga kasih sayang yang ia berikan pada bayi itu bisa terjadi pada bayinya juga. Ia berharap semoga orang tua dari bayi laki laki ini mampu menyayangi putrinya dengan tulus meski putrinya memiliki kelainan.

Dan di malam yang dirintikki air hujan itu, Cha Ji Eun memberikan nama pada anak itu.

"Ibu tau kau bukan anakku, tapi percayalah, Ibu akan menyayangimu hingga kau tidak merasa kekurangan kasih sayang. Ibu akan bekerja siang malam agar kau tidak hidup dalam kekurangan. Ibu juga akan memberimu nama. Bagaimana jika ibu menamaimu....Kim Tae Hyung? Ya, nama yang baik. Semoga kau juga menjadi anak yang baik, Kim Tae Hyung.."

SAYONARA [I Need You] kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang