prolog

13.1K 580 104
                                    

Happy reading...

Please help me, i'm so scared

Kebahagiaan selalu diikuti dengan kesedihan. Maka jangan merespon terlalu berlebihan

Gadis itu meringis ketakutan, kala mendengar bentakan yang diikuti suara pecahan kaca. Ia meringkuk di sudut kamar. Menenggelamkan wajah di sela lipatan kakinya.

Suara bising menggelegar ke seluruh ruangan rumah. Nuansa kamar yang damai tak mampu meredam kekhawatirannya.

Zuani Zenin, biasa dipanggil Ani. Memiliki satu kakak laki-laki bernama Zuan Zenan. Terlahir dari keluarga kaya raya yang nyaris remuk setelah ayahnya meninggal akibat kecelakaan.

Ayahnya sempat mendirikan sebuah perusahaan di pusat kota yang berkembang sangat pesat. Sayangnya, kejayaan itu berlangsung singkat karena perbuatan ibunya yang gila akan harta, memperlakukan uang layaknya sampah tak berguna, membuat keluarga mereka berhutang dimana mana. Keharmonisan lenyap seketika. Kasih sayang hilang begitu saja, hanya ada ketakutan dan kesedihan yang mendalam di rumah ini.

Terlintas bayangan masa lalu di pikiran Ani, kematian ayahnya selalu menghantui dirinya. Rasa bersalah yang terus higgap tak pernah lepas dari benaknya. Belum lagi kakak dan juga ibunya selalu menyalahkannya sebagai penyebab kejadian naas itu.
Hari itu, Ani dan Zuan diajak Denis untuk ikut ke acara ulang tahun perusahaannya yang ke-4 tahun. Kebahagiaan terpancar dari wajah gadis kecil yang menggunakan gaun berwarna hijau toska kala itu. Siapapun akan gemas dengannya.

“Abang, Ani cantik gak, pake gaun ini?” tanya Ani kepada abangnya.

“Adek abang cantik banget, ayok ke sana,” puji Zuan seraya mengajak Ani ke berkumpul bersama ayah dan ibunya.

“Ayok abang, siapa cepat, dia yang menang!” tanpa aba – aba Ani sudah berlari, kepalanya terus menoleh ke belakang membuatnya tersandung kakinya sendiri.

“Ani, aw--” teriak Zuan.
Percuma, Ani lebih dulu menabrak kue ulang tahun dan mengenai salah satu tamu undangan ayahnya. Pandangan para tamu tertuju pada satu titik.

Denis menghampiri Ani dengan wajah merah padam menahan emosi, “Maaf tuan, anak saya tidak sengaja,” ucap Denis seraya mengelap jas kliennya itu.

“Saya kecewa datang keacara ini, dan akan memutuskan kontrak perusahaan saya dengan perusahaan anda!” ucapnya lalu pergi keluar gedung.

Denis menarik tangan Ani kedalam mobil “Dasar anak tidak tahu diri! Mau makan apa kamu kalau perusahaan ayah bangkrut?! Dia investor terbesar di perusahaan ayah!” ayah terus membentak tanpa fokus menyetir.

Truk kontainer muncul dari tikungan. Demi menghindari truk itu, Denis membanting stir ke arah gedung tua. Kepala Ani dan Denis terbentur keras. Mereka tak sadarkan diri. Para warga menghampiri untuk menolong sebelum mobil itu meledak. Tapi takdir berkata lain, Denis terbakar di dalam mobil. Hanya Ani yang terselamatkan.

Ani tersadar dari bayangan masa lalunya. Ia mendongakkan kepala, melihat bayangan dirinya di kaca. Tak terduga dia datang mengusik untuk yang kesekian kalinya,

"Kamu itu lemah, Ani! kamu butuh aku untuk jadi tameng dikehidupanmu!"

“Lo, siapa?! Gue gak kenal! Pergi dari tubuh gue!” ucap Ani ketakutan.
Aku temanmu, aku yang akan lenyapkan mereka yang menyakitimu.

“Gue gak punya teman kaya lo! Pergi, gue gak butuh!” teriak Ani histeris. Ia membuka nakas di samping tempat tidur, mengambil obat penenang yang diberikan oleh Dokter Angel.

Tak tanggung-tanggung ia langsung meneguk 4 kapsul. Badan yang terasa ringan dan rasa kantuk adalah efek yang diberikan obat itu.

Obat itu bisa menyembuhkan. Namun apabila dipakai berlebihan ibarat memeluk kaktus, semakin erat semakin menyakitkan.

Jangan lupa vote and komen....

Oke gaes ini chapter edisi revisi.

200 vote lanjut revisi chapter 2

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang