Manusia Astral

4.9K 325 11
                                    

Sebagian orang dekat dengannya suatu keberuntungan, tapi bagiku hanya sebuah  pengganggu

sebuah Ani berjalan menuju lobby, menunggu ojol yang sudah dipesannya. Berjalan dengan kepala menunduk merepotkan orang lain. Ani menabrak punggung seseorang. Mendongak, “LO ?” ucap Ani bersamaan dengan Julian. “Ngapain lo disini” tanya Ani.

“Harusnya yang nanya kaya gitu gue. Ini perusahaan nyokap gue dan gue CEO disini” jelas Julian.  Ani hanya menggangguk angguk saja.

“kelompok lo nyariin tuh, lo nya malah disini” lanjut Julian perasaan tidak enak menyeruak menguasai tubuh Ani. “gue duluan” ucap Ani saat melihat bang ojolnya sudah datang.

Benar kata pepatah dunia selebar daun kelor. Ani mencari kesibukan agar tidak berlama – lama dengan Julian. Tetapi rasanya Dewi Fortuna tidak berpihak padanya. Apa keputusan ini benar ? “yah neng macet” ucap bang ojol. “gak ada jalan lain pak?” tanya Ani.

Dirinya ingin buru – buru sampai rumah, menceritakan yang terjadi pada Bi Inom untuk mendapatkan solusi.

Perumahan bali tempat Ani tinggal ini akan ramai dijam – jam tertentu. “assalamualaikum” salam Ani dengan wajah gembira.

Kegembiraannya sirna saat Zuan menghampiri dirinya, “Nanti malam Zeo dan Julian kesini lo jangan keluar kamar sampai gue berangkat sekolah”.

“kenapa ?” Ani menaikan satu alisnya.

“KARENA GUE GAK MAU MEREKA TAU LO ADEK GUE, gitu aja gak paham. Heran” Zuan berlalu dari hadapan Ani.

Ani lelah menghadapi keadaan seperti ini terus. Ya Tuhan kapan ini berakhir ucap Ani dalam hati.

Baru memejamkan mata beberapa menit yang lalu HP Ani berdering, terdapat panggilan dari nomor tak dikenal. “Halo ?” sapa Ani.

“Ini gue Julian, kata mama gue besok ada pemotretan baju couple gitu. Nah, lo pasangannya gue.” Ucap Julian disebrang sana. Terdengar helaian napas Ani menjawab, “Kapan ?.”

“sepulang sekolah jadi besok lo harus pulang bareng gue, oke ? Bye Ani mimpi indah yup” terdengar kekehan Julian.

“masih sore” Ani langsung memutuskan telponnya dan memberikan nama kontak di HP nya.

Di ruang tamu sudah terdengar teriakan alay milik Julian. “Hai bi, Apa kabar ? kangen saya gak bi ?” rentetan pertanyaan tak bermutu ditanyakan oleh Julian.

“eh den Jul. Udah lama ya gak kesini” ucap Bi Inom. Panggilan kesayangan dari Bi Inom karena Bi Inom paling kesal dengan nama yang ribet. Pertama kali Julian ke rumah saja Bi iom kesulitan menyebut nama Julian, alhasil dipermudah dengan Juliannya.

“oy panjul godain bi Inom aja, sini tanding” ajak Zeo menantang.
“Wah ayok siapa takut” ucap Julian. Mengambil stik PS lalu duduk disamping Zeo.

Mereka anteng bermain sepak bola di PS 3 milik Zuan. Tempat ternyaman untuk nongki nongki. Selain orang tua sibuk kerja, fasilitas bermain disini lengkap. Zeo pernah tertidur disini hingga pagi, berangkat sekolah menggunakan seragam milik Zuan.

“BTW, ini lo tinggal berduaan aja ama bi Inom ?” tanya Julian. Mata yang tetap fokus ke tv.

“iya” ucap Zuan sekenanya.

“ANJIR” ucap Zeo. “mampus kalah lo” ucap Julian bangga.

“katanya lo punya adek, mana adek lo ?” tanya Julian lagi.

“brisik lo nanya mulu, main aja dulu” ucap Zeo. Pintar sekali Zeo mengalihkan pembicaran. Zeo melirik Zuan, wajah panik hanya ditanya pertanyaan seperti itu.

5 menit kemudian

“MAMPUS kalah lo, 4-0” ucap Julian menyombongkan diri.

“Argh shit” umpat Zeo.

Julian bangkit dari duduknya pindah ke sofa lalu memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama Julian sudah tertidur pulas. “makasih bro” ucap Zuan seraya menepuk pundak Zeo. Zeo mengancungkan jempol lalu menyusul Julian tidur.

Sebagian orang tak mau mengerti mengapa ada sebuah rahasia, walaupun berakhir terbongkar juga.

HALLO GAES

APA KABAR NIH ? PADA SEHAT KAN ? KALO SEHAT BISA KALI VOTE AND COMENT

KASIAN AUTHOR GAK ADA NOTIP

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DISETIAP CHAPTER

TERIMA KASIH

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang