BAGIAN 8

20 3 0
                                    

Awalnya mereka berdua berjalan untuk mencari kelompoknya yang meninggalkan. Tapi semakin mereka berjalan dengan dugaannya. Semakin mereka masuk kedalam hutan lebih dalam dan tidak mengikuti rute yang sudah diberikannya, karena peta rute dipegang oleh Rion.

"Kak Dimas kok kita berdua semakin masuk kedalam hutan sih?" tanya Salsha memperhatikan pohon-pohon disekitarnya.

"Gue sih cuman ngikutin felling gue aja. Abisnya kita semua gak megang peta rute sendiri-sendiri dan cuman dikasihin ke ketua kelompok doang." Respon Dimas yang masih berjalan untuk mencari jalan keluar.

"Tapi kalo di kita berdua semakin masuk kedalam hutan cara kita keluar bagaimana?" Salsha yang masih bertanya terhadap orang di depannya.

"Yaudah tungguin aja sampe matahari terbit. Abis itu kita teriak sambil minta tolong dari dalam hutan." Jawab Dimas yang langsung berhenti didepan pohon gede.

"Loh kok berhenti sih. Kita berdua kan harus nemuin mereka semua kak." Tanya Salsha kepada Dimas yang tiba-tiba berhenti begitu saja.

"Gue butuh istirahat bego. Emang katanya gak cape apa jalan mulu dari tadi." Protes Dimas yang langsung selonjoran di depan pohon besar tersebut untuk meredakan rasa capenya.

"Yaudah gak usah pake kata BEGO juga kali. Emang gue bego apa?" ucap Salsha sambil menekankan kata bego.

"Cepetan duduk woy. Gue tau lu juga cape, makanya gue berhenti buat istirahat." Bales Dimas yang langsung menarik tangan Salsha untuk duduk disebelahnya.

Salsha yang shok dengan perlakuan seorang Dimas terhadap dirinya. Bukan hanya shok tapi ada rasa seneng di Salsha, karena dia bisa duduk sedeket ini terhadapnya dan juga bisa memandang mukanya dari samping. Karena selama ini ia hanya memandang seorang Dimas dari kejahuan saja.

Degupan jantung Salsha tiba-tiba muncul lagi setelah beberapa hari ia memutuskan agar bisa melupakan seorang Dimas dan membencinya.

*********************

Disisi lain semua anak Osis dan para Pembina pelaksanaan kegiatan panic ketika dua orang siswa menghilang karena dikabarkan mereka berdua tertinggal oleh kelompoknya. Karena sebelumnya sekolah SMA Bangsa tidak memiliki masalah dalam kegiatan jurit malam selama bertahun-tahun, soalnya rute yang sudah ditentukan tidak sampai masuk-masuk kedalam hutan dan masih terbilang tidak berbahaya.

Tetapi sekarang mereka harus mencari kedua orang siswa tersebut agar pihak sekolah tidak disalahkan oleh kedua orang tua mereka. 5 menit pencarian mereka semua masih tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kedua siswa tersebut, dan terpaksa mereka harus memberhantikan penacarian di malam hari dan dilanjutkan kembali pada saat matahari terbit agar mudah untuk masuk kedalam hutan.

"Lebih baik nanti kita lanjutin penacariaan pas matahari terbit saja. Soalnya kalo malem-malem kita gak bakal bisa masuk kedalam hutan dan malahan kita semua tersesat juga." Penjelasan dari wakil kepala sekolah.

"Baik pak kalo begitu saya kasih tau ke anak-anak Osis untuk melanjutkan penacariannya pada pagi hari." Balas ketua Osis dan memutuskan untuk menginformasikan kepada anak-anak Osis untuk istirahat sambil menunggu pagi tiba.

************************

Teriknya matahari membuat Dimas harus terbangun dari mimpi indahnya. Tanpa menyadari posisinya yang sedang memeluk Salsha disampingnya.

"Nggghhh...." Renggan Dimas saat terbangun karena gangguan dari terik matahari.

"Udah pagi toh." Melihat sekelilingnya dan menyadari Salsha sedang tertidur disampingnya sambil kepalanya menaruh dipundaknya.

Dimas yang masih memperhatikan tekstur wajah yang dimiliki oleh Salsha. Entah ada setan apa yang ada didalam diri Dimas sehingga dirinya menarik garis bibirnya keatas ketika melihat damainya wajah Salsha ketika tidur. Dari mulai mata yang dimiliki bulu mata sangat lentik, hidung yang mancung, bibir merah cerry yang dimiliki oleh Salsha. Membuat Dimas terpanah akan apa yang dipunya oleh Salsha.

'CANTIK' satu kata yang diucapkan oleh Dimas didalam hatinya ketika bisa melihat wajah tidur Salsha dari dekat seperti ini.

"Udah gila lu DIim." Kata Dimas kepada dirinya sendiri ketika menyadari bahwa dirinya udah terpesona oleh kecantikan yang dimiliki oleh Salsha.

"Woy bangun. Udah pagi nih, ayo lanjut jalannya lagi." Ucap Dimas membangunkan Salsha dengan sikap dinginnya.

"Nghhh...." Renggan Salsha ketika mendengar suara Dimas.

Buru-buru Dimas melepas pelukan terhadap gadis di sebelahnya, agar ia tidak menyadari dengan posisi yang terlalu dekat seperti ini.

"Udah pagi toh." Kata Salsha sambil mengucek matanya.

"Ayo cepetan bangun, katanya mau keluar dari hutan ini." Kata Dimas yang sudah berdiri dan siap untuk melanjutkan perjalanan lagi untuk mencari jalan keluar.

"Kuy kak." Jawab Salsha yang juga mengikuti Dimas berdiri sambil merasa ngantuk.

"Nanti setiap pohon yang kita lewati jangan lupa diberi tanda, biar kalo tersesat lagi ada tandanya dan mau gak mau kita harus teriak minta bantuan." Woy untuk seorang Dimas berbicara panjang yang tanpa orang ketahui dan hanya Salsha yang mendengarnya.

"Tumben banget ngomong panjang! Biasanya mah singkat-singkat." Balas Salsha dari belakang Dimas.

"Serah lu dah." Dimas yang tidak mau membalas perkataan Salsha barusan.

"Baru aja ngomong panjang sekarang udah berubah lagi jadi singkat dan dingin." Dumel Salsha ketika mendengar kembalinya Dimas menjadi dingin dan singkat kalo ngomong.

Ya begitulah seorang Dimas, kalo sehari ia tidakdingin terhadap orang lain. Bukan Dimas namanya. 



Jangan lupa untuk vote dan comen ya.

Sampai ketemu di bagian berikutnya.   

Waiting For His LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang