Part 2

16 7 0
                                    

   08.00 Wib

      Pagi ini cuaca tidak mendukung dengan awan gelap yang menutupi langit biru dan suara gemuruh yang mulai terdengar, ini tanda hujan turun.

      "Waaaa"teriak Vani dari belakang tubuh Devita yang membuatnya ingin memukul kepala temannya itu.
      "Vannii! Ngagetin mulu sih!untung aja gak copot jantung gue"ketus Devita sembari berjalan pelan
      "Heheh..(terkekeh) sendirian?jomblo sii"ledek Vani
      "Bodo amat! Lo pagi-pagi bikin gue bad mood aja"ketus Devita yang memutar bola matanya
      "Ya udahh, maaf deh. Yuk ke kelas"ajak Vani , Devita membalasnya dengan anggukan malas.
  
  Saat berjalan di koridor kelas XI-Ips-2, Devita dan Vani melihat kelas itu di kerubuni siswi perempuan. Dengan rasa penasaran Devita dan Vani menghampirnya.

      "Ehh ada apaan si?"tanya Vani kepada salah satu siswi yang berdiri di belakang kerumunan siswi lain
      "Itu lho, si Devin. Cowo ganteng ituu... masuk ke sekolah kitaa"teriak histeris murid itu yang membuat telinga Vani dan Devita serasa ingin pecah.
      "Lebay amat si"ketus Devita yang langsung meninggalkan kerumunan siswi itu.

   10.00 Wib

         Waktu istirahat bermula, Devita berjalan sendiri tanpa di temani Vani yang sedang asik berbincang dengan Vito. Saat sedang santainya berjalan di koridor kelas, cowo itu datang dan hampir saja menabrak diri ku. Untung saja aku cepat meraih tangannya, jadi ada kesempatan untuk mengembalikan kertas itu.

      "Ehh, maaf (melepaskan genggaman) ini surat yang jatoh dari buku lo kemarin"ujar Devita sembari menjulurkan sebuah kertas
      "Makasi, emm nama gue Rafael. Nama lo?"tanya Rafael sembari menjulurkan tangannya, Devita dengan senang membalas juluran tangan Rafael.
      "Nama gue Devita, panggil aja Vita"ujar Devita dengan senyum
      "Emm.. gue permisi"ujar Rafael yang terburu-buru
      "Ehh tung-"ujar Devita yang tak terselesaikan karena Rafael sudah dulu pergi.

   11.45 Wib

      Pulang sekolah membuat badan menjadi letih, terlebih dengan menggayuh sepeda sejauh 3 km.

       "Assalamualaikum, Mah"salam Devita sembari memarkirkan sepedanya.
       "Mama" teriak Devita dari ruang tengah
       "Ada apa Vit? Kamu di rumah kok teriak-teriak kayak di hutan aja" ujar Sarah
      "Emm Devita boleh gak hari ini ke toko buku?"tanya Devita dengan senyum manisnya
      "Iya , ya udah mama lanjut masak dulu ya"ujar mama sembari mengusap rambut anaknya pelan.

    16.00 Wib

      Hujan membuat Devita tak bisa pulang dari toko buku, hal ini membuatnya malas menunggu. Sesekali ia membuka buku yang di belinya tadi. Tiba-tiba saja Rafael datang menawarkan jas hujan berwarna hijau.

      "Nih, takut kemaleman. Nanti kalau lo nunggu  hujannya kelar sampe malem lagi"ujar Rafael dari samping Devita. Ia menoleh ke arah Rafael menatap canggung pria itu, ia baru saja mengenalnya tapi mengapa ia sangat baik? Akh. Mungkin ini hanya balasan karena telah menemukan kertasnya kemarin.
   

      "Makasii"ujar Devita yang meraih jas hujan itu.
      "Sama-sama, O iya. Lo ke sini naik apa?"tanya Rafael
      "Naik sepeda, lo?"tanya Devita
      "Sepeda juga. Pulang sekarang yuk, bareng gue"ajak Rafael , hal itu membuat hati Devita berdegub kencang. Akh apa-apaan ini?.
      "Ya" jawabnya singkat, mengapa aku menjawabnya tanpa berfikir dulu?!
 
    17.00 Wib

         Hujan sebagai latar belakang mereka mulai memiliki rasa, tapi tak semudah itu Devita menaruh hati padanya.
  Waktu begitu cepat berlalu, dimana saat ini Devita sudah sampai di rumah sembari duduk manis di sofa panjang dan menikmati teh hangat buatan Sarah.

      "Jas hujan dari mana Vit?"tanya Sarah yang duduk di samping Devita
      "Emm dari temen tadi, kebetulan dia ada di toko buku"gumam Devita
      "Si Vani?"tanya Sarah
      "I..iya"gumam Devita "Vita ke kamar ya, capek banget"ujar Devita sembari menggaruk punggungnya yang tak gatal.

                                   ****

       Malam, begitu sunyi tanpa ada notifikasi dari Vani si cerewet. Daripada bosan Devita memilih untuk tidur, saat hendak menutup matanya. Tiba-tiba ponsel nya berdering ia membuka layar ponselnya dan melihat beberapa pesan dari nomor tak dikenal.
   
     08176545xxxx
     Vit, saveback nomor gue ya -Rafael

Devita
Okee👌

Saveback...

    Rafael
    Ya udah makasi❤

Devita
Wht? Ya udah


      "Kenapa jantung gue dag dig dug sih! Ayolah Vit, jangan berlebihan.. OMG!!"ujar Devita dalam hati sembari memukul dahinya dengan buku tulis.
      "Okee okee.. stay cool Vit. Lo gak boleh keliatan caper depan Rafaell"ketus Devita yang sedari tadi berbicara sendiri.

    23.00 Wib

       Larut malam sudah menyelimuti tubuh Devita, kali ini matanya masih terbuka jelas ia terus saja menatap ponselnya sedari tadi. Entah apa yang ditunggunya.

      "Ayo dong pliss pliss chat guee" ujar Devita yang sedari tadi berbicara sendiri dan menatap ponselnya. Tiba-tiba saja ponsel itu bergetar, terdapat 1 notifikasi dari Rafael.

    Rafael
    Lo belom tidur?

      Pesan itu membuat Devita teriak bahagia sampai ia menutup mulutnya sendiri. Tapi kenapa bahagia? Dia bukan siapa-siapa.
-
-
-
-
-
-
-

    Gimana part 2 nya? Jangan lupa tinggalkan jejak dan Voments
    Maaf kalau ada Typo..
Yang mau kasih saran, dengan senang hati di terima😊

Please Don't Be In Love With Someone ElseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang