07.35 Wib
Hari Minggu membuat Devita ingin bersantai menikmati waktu istirahatnya.Saat hendak meminum segelas teh panas itu, ponselnya bergetar hal ini membuatnya mengalihkan pandangan pada layar ponselnya. Terdapat beberapa pesan dari Vani.
Vani🐮
Vit, gue mau ke mall. Ikut gak?Vani🐮
Kalo mau ikut gue tunggu jam 08.00Vani🐮
Bangun mbakk!morning💕Devita mengetik pesan...
Devita
Gak bisa Van, gue ada acara,sorry bgt ya
Pesan itu tak di balas dan di baca oleh Vani, mungkin ia sudah berangkat pergi ke mall."Vit, beliin mama bawang merah, cabe, sama terigu ya" pinta mama sembari menghitung selembaran uang warna hijau.
"Aduhh! Ya udah deh"cetus nya, padahal ia sudah menargetkan bahwa hari ini ia akan bersantai.Sesampainya di pasar dekat komplek rumahnya, ia menatap sekeliling tapi tatapannya terkunci ke arah cowo itu,Devin.
"Bu beli bawang merah sama cabe terus terigunya ya"ujar Devita sembari memberikan 3 lembar uang bernilai 20.000
"Lo Devita ya?"tanya Devin dari belakang tubuh Devita, ia menoleh ke belakang menatap cowo itu. Ia hanya terdiam menatap mata coklat itu.
"I..iya"jawab Devita ragu
"Gue Devin anak XI-Ips-2" ujar Devin yang mengulurkan tangannya
"Gue Devita" jawab Devita
"Lo ke pasar?"tanya Devita sembari berjalan beriringan dengan Devin
"Iya gitu, nyokap lebih suka pasar tradisional daripada modren"ujar Devin tersenyum
"Bagus dong nyokap lo, dia masih suka pasar tradisional"ujar Devita yang membalas senyuman Devin, cowo itu meletakan kedua tangannya di saku jaketnya.
"Emm, boleh gue minta nomor hp lo?"tanya Devin sembari menjulurkan ponselnya.
"Boleh"jawab Devita yang langsung memberikan 12 digit nomor pada ponsel Devin.
"Ya udah Vin, gue duluan ya. Bye"ujar Devita sembari melambaikan tangannya.
****
"Nih mah, aku ke kamar ya. Cape tau ke pasar rame banget panas lagi"ketus Devita yang meletakan beberapa plastik hitam di meja dapur.
--O--
"Devin baik juga ya, gue kira gara-gara dia populer dia sombong"ujar Devita dalam hati, tak lama handphone Devita bergetar, terdapat satu nomor tak di kenal.
08134567xxxx
Saveback Dev -DevinDevita
Oh iya Dev
Tak lama setelah Devita menyimpan nomor Davin, 1 pesan muncul dalam layarnya,Davin.Devin
Lo sibuk gak?Devita
Gak begitu. Kenapa?Devin
Mau dengerin gue nyanyi gak?
Devita
Aduh Dev, gue sibuk nih. Nyokap gue manggil , byeeDevin hanya membaca pesan itu, apa mungkin Devita bohong padanya? Mungkin kata itu yang ada dalam pikiran Devin sekarang.
****
07.45 Wib
Pagi menampakan cuaca lumayan cerah dengan awan putih yang menggumpal.
"Van, ternyata gue salah"ujar Devita
Vani menoleh ke arahnya heran, kenapa dia?
"Kenapa? Salah apaan?"tanya Vani serius
"Iyaa, lo kenal Davin kan?"tanya Devita
Vani mengangguk cepat, ia tak mengerti apa yang di katakan sahabatnya ini.
"Salah apa sih?"tanya Vani
"ternyata dia baik lho Van, kita nya aja yang menilai dia dari covernya"celetuk Devita "Ya trus?"tanya Vani sembari menaikan pundaknya
"Ya gak papa sih"ujar Devita santai
"Gue heran deh sama lo Vit. Belakangan ini lo ngomongin cowo mulu tau gak"ujar Vani malas
"Ihh Vani! Gue itu lag-"ujar Devita. Perhatiannya terhenti pada Devin yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya.
"Van van vannn"gumam Devita sembari menepuk pundak Vani berkali-kali. "Apaaan si Vi-"ujar Vani yang kaget dan terpesona dengan Devin yang berdiri di depan pintu kelasnya.
"Oh My God!! Sumpah! Gilaa, ganteng banget"ujar Vani tanpa sadar
"Iya Van, ada ya cowo kayak gitu di sekolah ini"ujar Devita tanpa sadar, ia tersadar saat Devin melangkah mendekati mereka."Kok liatin gue gitu amat" cetus Devin
Rafael yang kebetulan saja lewat, langkahnya terhenti saat melihat Davin di kelas Devita. Kenapa ia berhenti? Devita bukan siapa-siapanya. Ia langsung pergi meninggalkan kelas Devita.
"Dev, kok lu disini?"tanya Devita
"Emang kenapa?gak boleh ya?"tanya Devin
"Boleh kok Dev, banget malahhh"ujar Vani semangat sembari mencolek dagu Devin. Di bawah meja, Devita menginjak sepatu Vani dan menampakan cengirnya pada Devin semantara Vani mengerecutkan bibirnya dan mengelus kakinya.
Tak lama bel masuk berdering dan itu bisa jadi alasan Devita untuk mengusir Devin."Dev, udah bel tuh. Sebentar lagi Bu lisma bakal masuk ke kelas gue"ujar Devita
"Oh. Oke, bye"ujar Devin yang megedipkan sebelah matanya pada Devita.****
Waktu istirahat membuat Devita enggan keluar kelas. Entah apa yang di takutkannya. Rafael? Atau Devin? Akh! Lupakan mereka. Saking takutnya Devita tak keluar kelas hingga jam pulang sekolah.
"Vit, lo kenapa?sakit?"tanya Vani sembari meletakan punggung tangannya ke dahi Devita
"Enggak, Vin. Gue balik ya, bye"ujar Devita lesu sembari mengeluarkan sepeda keranjangnya dari parkiran.12.10 Wib
Sejenak Devita memejamkan matanya dan memijit pelipisnya. Pusing? Tidak.
"Kenapa gue jadi ngerasa kalo Devin sama Rafael suka sama gue ya?" Ujarnya tanpa sadar. Akh apa-apaan ini?! Suka denganku? Tidak. Lebih baik kau tak terlalu berharap Devita.
-
-
-
-
-
Gimana part 4 nya? Jangan lupa Voments ya guys..
Yang mau ngasih saran, dengan senang hati di terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Be In Love With Someone Else
Teen Fiction"Please Don't Be In Love With Someone Else" "Terkadang otak ini yang terlalu bodoh, karena terlalu bersabar untuk menanti jawaban" - - - - - - - - Mampir yuk, siapa tau suka ceritanya :)